*ENAM BELAS*

53 6 1
                                    

"Tante Fida." Luvhita yang akan masuk ke mobil Dirga langsung mengurungkan niatnya begitu melihat Tantenya berjalan kearahnya. Walau pun rumah mereka berhadapan, tetapi Luvhita dan Fida jarang bertemu. Mengingat Fida yang punya usaha butik. Bagi Luvhita, Tantenya ini adalah ibu kedua baginya, karena Fida yang begitu baik padanya. Berbeda dengan Omnya yang keras, tegas dan tak begitu dekat dengannya. Tetapi sangat menyayangi Dara, dan rela melakukan apa pun demi anak bungsunya.

"Eh Luvhi. Kamu berangkat sama Gaga kan?."

"Gaga? Gaga siapa tante? Mantannya Awkarin? Ih, Luvhi mah ngga kenal."

"Maksudnya Dirga. Tante panggil dia Gaga."

"Lah, tante kenal Dirga? Kan Luvhita ngga pernah kenalin ke tante."

"Loh, kamu ngga tau kalo...."

"Yang, kok lam......
Eh, tante." Dirga yang menunggu Luvhita cukup lama akhirnya memutuskan untuk keluar, karena ia mendengar suara Luvhita tengah mengobrol. Dan ia sedikit terkejut dengan kehadiran Tante Fida.

"Pagi Ga. Ini tante mau ngasih sarapan buat kamu." Dirga menerima kotak makan yang Fida serahkan dengan senyum kakunya. Was-was jika Luvhita curiga.

"Tante kenal sama Dirga diman...."

"Tante, kita duluan ya. Takut telat." Luvhita mendengus kesal karena Dirga langsung menariknya untuk masuk ke mobil.

Mulut Luvhita terasa begitu gatal karena pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Dirga, mengingat tadi Dirga sembarang menyela ucapannya.

"Yang, kok kamu kenal sama....."

"Lah, kok telat?." Luvhita langsung menatap gerbang yang hampir tertutup sempurna, dengan siswa-siswi yang berlari tergopoh-gopoh masuk sebelum gerbang benar-benar tertutup.

"Lah, iya. Perasaan kita berangkatnya ngga mepet-mepet bel masuk deh." Heran Luvhita.

"Emang iya. Tapi ini gara-gara lo kelamaan ngobrol. Udah kaya emak-emak komplek beli sayuran aja."

"Kok gue sih yang salah? Kaya lo ngga biasa telat aja. Dasar sok suci."

"Gue tuh udah tobat. Kalo gue telat mulu, berarti gue ngga bisa ngehargain waktu. Gimana gue mau ngehargain lo sebagai wanitanya gue kalo sama waktu aja gue menyepelekan. Gue harus berubah biar nanti anak-anak kita ngga kaya Daddynya dulu. Tapi sekarang gue telat dan ini gegara lo, sayangkuh. Gue padahal udah bosen ke ruanganbya bu Indira."

"Tadi lo bilang apa? Anak-anak kita? Lo aja sono sama pos satpam. Lagian gue ngobrol juga ngga lama. Dah ah, kesel gue sama lo. Masukin tuh mobil lo, gue mau kabur mumpung gerbang belum di tutup sepenuhnya."

Cup

Luvhita langsung keluar dari mobil Dirga begitu mengecup pipi kanan Dirga dan langsung berlari ke gerbang yang sedikit lagi tertutup. Tetapi untung saja tubuh mungilnya bisa menyelinap di antara siswa yang lain. Ia tak begitu peduli pada Dirga yang masih di luar gerbang sana. Toh dulu ia biasa memanjat tembok belakang. Atau bahkan merayu satpam dengan kata-kata manisnya.

                           *****

Dara menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya di meja perpustakaan. Di kelasnya guru yang seharusnya mengajar sedang berhalangan hadir, hingga ia memutuskan untuk ke perpustakaan yang cukup sepi. Ia hanya tak ingin berada di tempat yang begitu berisik seperti di kelasnya, ia ingin menenangkan pikirannya sejenak. Mengingat masalah yang ia hadapi tak kunjung selesai. Bahkan kini ia hanya bisa menyusun rencana demi rencana yang entah berhasil atau tidak.

"Cari kebahagiaan lain kalo lo ngga kunjung dapet kebahagiaan yang sekarang lo mau." Dara mendongak, melihat siapa yang barusan berucap padanya. Tapi ia langsung melirik sinis pada orang itu.

MY FREAK BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang