*TIGA PULUH*

42 5 1
                                    

"Ya Alloh, gini amat si idup gue. Hari minggu gue mau ngapain yak? Temen-temen gue pada punya acara sendiri sama keluarganya, ada yang jalan juga sama pacar. Gue? Pacar kaga punya, Ayah sama Bunda pergi pagi ke dokter kandungan. Kenapa ya kok gue lagi ngga berselera nonton Oppa, ngga pengen diem di rumah. Enaknya gue kemana ya?"

Luvhita benar-benar bingung harus berbuat apa agar ia tak bosan. Biasanya sih ia sibuk dengan drakor dan Oppa nya sampai lupa makan dan mandi. Tapi entah kenapa sekarang ia benar-benar tak bergairah dengan itu semua. Luvhita rasa ia harus enyah dari rumah. Lagi pula tumben tadi Ayahnya memberi kartu kreditnya pada Luvhita. Ah, ini mah kode Luvhita harus pergi bersenang-senang seharian. Tapi masalahnya ia pergi sendirian. Ah tak apa, Luvhita sudah terlatih dan terbiasa sendiri.

Di lain sisi, Dirga jengah dengan gadis yang tengah memilih baju dan sepatu di hadapannya. Entahlah, dulu jika menemani Luvhita mencari baju dan sepatu, atau hal yang lain, tak membuang waktu sempai selama ini karena Luvhita adalah tipe orang yang langsung bisa menentukan pilihan yang ia suka dan langsung ia beli. Mungkin karena kebiasan belanja cepat dengan Luvhita, Dirga merasa sangat badmood dan capek.

"Ga, menurut kamu bagusan dress yang mana?" Dara menunjukan 2 dress yang ada di kedua tangannya. Di tangan kanan ada dress selutut berwarna pink polos, sedangkan di tangan kirinya ada dress panjang berwarna hitam Bling-Bling.

"Daster aja udah." Jawab Dirga dengan malas.

"Ya udah deh yang pink aja."

"Buset, ngapain tanya kalo bisa milih sendiri." Sungguh rasa kesal Dirga hampir saja membuatnya ingin kabur meninggalkan Dara dengan seabrek barang belanjaannya. Tapi tunggu dulu, Dirga bukan tipe cowok nurut yang mau membawakan belanjaan gadisnya, jadi seperti sekarang ini, Dara kerepotan dengan barang belanjaan sendiri. Dirga sungguh bodo amat dengan tatapan orang lain yang seakan menatap Dirga sebagai orang terjahat di jagad raya ini.

"Gue ke toilet dulu."

Akhirnya Dirga bisa menghirup udara segar dan menjauh dari Dara yang kini tengah memesan makanan di salah satu caffe yang ada di Mall ini. Sebenarnya sih Dirga sama sekali tidak ingin ke toilet. Itu hanya alibinya agar terlepas dari Dara yang sudah membuat hari minggunya menjadi kelabu seperti ini. Sekarang enaknya Dirga kemana dulu ya sebelum kembali menemui Dara?

BRAK!

"Eh maaf gue ngga sengaja." Dirga menyipitkan matanya untuk memastikan siapa gadis yang menabraknya karena berjalan dengan pandangan yang fokus pada HPnya. Dan kini matanya membulat begitu si gadis berdiri dan mengulurkan tangannya untuk membantu Dirga bangun. Nyatanya tak hanya Dirga yang terkejut, gadis cantik ini pun ikut terkejut begitu sadar siapa yang ia tabrak.

"Lu.. Lu ngapa dah Luvh na.. nabrak gue."

Sial! Dirga benar-benar merutuki dirinya yang mendadak gagap di depan Luvhita. Bahkan kini ia sudah berdiri di depan Luvhita dan tanpa sadar mengabaikan uluran tangan Luvhita yang kini sudah di tarik kembali.

"Eh itu, gu... gue ngga sengaja." Luvhita meringis menyadari dirinya juga ikut gugup. Sungguh ini sama sekali tak pernah terbayangkan oleh Luvhita. Dirinya tiba-tiba gugup dengan degup jantung yang tak normal.

"Hahahaaaa." Geli dan aneh membuat keduanya menjadi tertawa karena dirinya sendiri. Mereka bahkan tak menyangka akan sama-sama gugup seperti ini, seolah mereka baru bertemu setelah sekian lamanya. Tapi tawa ini juga membuat mereka tak lagi segugup tadi dan membuat suasana menjadi lebih nyaman.

"Ehem. Lo sama siapa Luvh?" Tanya Dirga setelah rasa gugupnya berkurang.

"Gue sendiri. Suntuk gue di rumah, Bunda sama Ayah pergi ke dokter kandungan." Luvhita melangkah mendahului Dirga yang langsung di susul oleh Dirga hingga langkah mereka sejajar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY FREAK BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang