*LIMA*

88 9 0
                                    

Dirga menggenggam tanganku dan masuk ke Rumah Sakit Jiwa. Bingung kan? Apa jangan-jangan dia mau memasukkan dirinya kesini? Atau aku yang akan dia jebloskan? Duh, puyeng pala mermaid.

Seperti sudah sering kesini. Dirga terlihat sudah hafal kemana ia harus pergi. Hingga akhirnya kami sampai di sebuah kamar rawat VIP yang menampilkan sosok wanita paruh baya yang sedang duduk di ranjangnya dengan tangan yang memeluk sebuah boneka kelinci.

"Mama."

Mama? Jadi ini mamanya Dirga? Agak mirip sih. Aku tau sekarang. Mama Dirga menjadi depresi karena pernikahan gelap suaminya. Ya ampun, hal penting seperti ini pun Dirga tak menceritakan apa pun padaku?

"Siapa?." Aku tersenyum begitu Mama Dirga menunjukku. Dan aku bisa melihat dengan jelas wajah cantiknya yang terlihat sendu.

"Ini pacar Dirga, Ma. Cantik ngga?."

"Cantik." Beliau tersenyum, membuatku duduk di sampingnya dan tanpa ragu ku raih tangannya dan ku usap punggung tangannya dengan lembut.

"Permisi Mas Dirga, ada yang ingin dokter sampaikan." Kata perawat yang langsung di angguki olehnya.

"Aku pergi dulu ya? Ngga papa kan temenin Mama dulu?."

"Iya, ngga papa."

Mama Dirga terus menatapku sambil tersenyum, membuatku merasa sedikit gugup. Aku tak tau apa yang beliau pikirkan. Yang jelas, semoga beliau menerima kehadiranku.

"Tante, tante harus cepet sembuh ya? Biar Dirga bahagia." Ucapku dengan hati-hati.

"Tante udah sembuh kok."

"Oh ya? Syukurlah.
Tante ngga boleh sedih lagi ya? Nanti kalo tante sedih, Dirga sama Luvhita jadi sedih. Luvhita pengen tante bisa kumpul lagi sama keluarga tante."

"Iya. Suami tante punya istri lagi. Tante seneng."

"Tante seneng? Jadi tante ngga usah sedih lagi dong.
Tan, Luvhita tau tante orang yang baik dan kuat. Mungkin Tuhan lagi nguji tante. Biar tante tambah kuat. Tuhan baik kok, Tan. Tuhan ngga bakal nguji hambanya melebihi kemampuan hamba tersebut. Luvhita tau, wanita mana yang mau di madu. Tapi mungkin itu udah kehendak Tuhan. Bagaimana pun, semua udah terjadi. Tante harus bangkit dan hadapi semuanya. Tante pasti bisa."

"Panggil Mama aja.
Mama mungkin shock waktu tau itu yang pertama kali. Mama sangat mencintai suami mama, mama ngga bisa terima kenyataan itu. Mama berpikir nanti suami mama bakal pergi ninggalin mama dan milih istri simpenannya. Mama terlalu takut kehilangan. Tapi setelah setahun ini, mama sadar, mama ngga boleh egois. Mama harus bisa terima istri suami mama, karena kita sama-sama wanita. Dan kita harus bisa akur."

"Mama, mama beneran udah ngga masalah sama hal itu?." Tanya Dirga yang menghampiriku dan Mama.

"Dirga, udah banyak banget yang nasehatin mama. Dan mama harus bisa hadapi ini. Mami kamu juga sering kesini."

"Ngapain dia kesini? Mau bikin mama tambah drop?."

"Ngga sayang, dia kesini selalu minta maaf dan ceritain semuanya. Dan mami kamu ngga salah, dia ngga tau papa kamu punya istri. Lupain itu semua ya? Kita mulai hidup kita yang baru. Mami kamu baik kok. Dia juga ngga nyerah walau kamu selalu cuekin dia kan? Dia juga mami kamu, Ga. Ocha adik kamu."

"Mama kamu aja bisa terima kenyataan ini, Ga. Masa kamu ngga bisa? Ngga ada salahnya coba kan?." Dirga hanya mengangguk, membuatku meraih tubuhnya dalam dekapanku.

"Ekhem.. Mama ngga di peluk nih?." Aku dan Dirga langsung menghambur ke pelukan mama.

                         *****

MY FREAK BADBOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang