Sidang pun Berjalan dengan mulus ..
Namun Zed masih memikirkan akan keputusannya ... ia terus menerus memikirkan hal itu ,bahkan ia tidak mendengar suara guntur dan hujan deras saat itu
Tanpa ia sadari ,Zed sudah berada di depan pintu kamarnya sendiri
Pandanganya langsung mengarah kepada sang istri yang sedang asik menikmati tetesan air hujan yang membasahi tanganya
Melihat Diya yang mengakat tanganya seolah olah ingin menampung air hujan itu , Zed juga melakukan hal yang sama
Zed pun menumpang Tangan Diya dengan tanganya
"Yang mulia kau disini ? " tanya Diya dengan nada bahagianya
"Setelah sekian lama akhirnya hujan kembali turun "
Namun Zed terus saja diam dengan pandangan mata kosong
"Yang mulia apa kau baik baik saja " tanya Diya sambil menatap Zed
"Yang mulia !! " kembali bertanya
"Apa..?? Maafkan aku " jawab DiyaSontak melihat hal tersebut Diya merasakan ada sesuatu yang suaminya sembunyikan darinya
Semulanya Zed hanya diam dengan alasan ini hanya masalah kecil
Namun karna tatapan Diya dan bujukanya, akhirnya sang Suami harus buka suara
"Ya Diya .. aku sedang memikirkan atas keputusan ku sendiri , Lusa aku akan berperang "
"Benarkah yang Mulia " jawab Diya dengan penasaran
"Benar , namun ini bukan perang biasa kali ini aku akan berperang dengan kerajaan Javandthra " ucap Zed "
Sontak mendengar hal itu Diya hanya bisa bungkam seribu bahasa .. karna suaminya akan berhadapan Dengan ayahnya
"Diya kau tau , yang datang kedalam sidang tadih adalah perdana mentri Roem ia perdana mentri dari kerajaan Flazo , ya .. beliau meminta kerajaan kami untuk bersatu .. karna negara kami sudah diberlakukan semena mena dengan Ayahmu Diya .. bukan hanya negara Flazo , kerajaan Glamore dan kerajaan ku juga diberlakukan layaknya hewan ,Diya " ucapnya sambil memegang wajah sang istri
"Kau tau , seharusya keuntungan harus dibagi sama rata tapi tidak ,semua keuntungan harus diserahkan kekerajaan milik ayahmu itu Diya , Diya aku sadar Kalau dia adalah ayah mertua ku namun disisi lain aku juga seorang pangeran aku harus melakukan apapun demi rakyatku " ucapnya kembali
"Yang mulia ,aku tidak akan melarangmu untuk berperang dengan negara manapun termasuk dengan Kerajaan ayahku sendiri , tapi jika kau membunuhnya aku tidak akan pernah memaafkan mu Yang Mulia " jawab Diya dengan bijaksana
Zed pun hanya bisa diam sambil menatap wajah Diya
Malam telah berlalu , pagi pun tiba
Zed kembali terbangun dari tidurnya namun ia tidak melihat keberadaan istrinya ..
Namun ketika Zed bangun dari tempat Tidurnya Zed melihat sang Istri sedang berlatih pedang di bawah
Sontak hal itu membuat Zed penasaran ingin melihatnya dari dekat
"Srang...Srang " *bunyi gesekan pedang
Diya sedang asik bermain pedang namun tiba tiba ..
Tanganya ditarik dari arah belakang
"Selamat pagi .. Sayangku " ucap Zed
Zed pun mengakat tanganya sambil memberi isyarat agar siapapun yang ada disana meniggal kan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Nadira
Fantasy#50 Dalam Fantasy (30/11/2017) #173 Dalam Adventure (21/6/2018) #70 Blood (20/1/2019) Cinta..? Apa ini yang dinamakan Cinta Yang Mulia ? Jika benar ini Cinta , kenapa Cinta ini memaksa kita untuk berpisah ? Lalu kenapa cinta ini terus mengekakang ki...