Bagian 7

3.9K 190 2
                                    

Sidang pun Berjalan dengan mulus ..

Namun Zed masih memikirkan akan keputusannya ... ia terus menerus memikirkan hal itu ,bahkan ia tidak mendengar suara guntur dan hujan deras saat itu

Tanpa ia sadari ,Zed sudah berada di depan pintu kamarnya sendiri

Pandanganya langsung mengarah kepada sang istri yang sedang asik menikmati tetesan air hujan yang  membasahi tanganya

Melihat Diya yang mengakat tanganya seolah olah ingin menampung air hujan itu , Zed juga melakukan hal yang sama

Zed pun menumpang Tangan Diya dengan tanganya

"Yang mulia kau disini ? "  tanya Diya dengan nada bahagianya

"Setelah sekian lama akhirnya hujan kembali turun "

Namun Zed terus saja diam dengan pandangan mata kosong

"Yang mulia apa kau baik baik saja "  tanya Diya sambil menatap Zed

  "Yang mulia !! "  kembali bertanya
 
  "Apa..?? Maafkan aku " jawab Diya

Sontak melihat hal tersebut Diya merasakan ada sesuatu yang suaminya sembunyikan darinya

Semulanya Zed hanya diam dengan alasan ini hanya masalah kecil

Namun karna tatapan Diya dan bujukanya, akhirnya sang Suami harus buka suara

  "Ya Diya .. aku sedang memikirkan atas keputusan ku sendiri , Lusa aku akan berperang "

  "Benarkah yang Mulia " jawab Diya dengan penasaran

  "Benar , namun ini bukan perang biasa kali ini aku akan berperang dengan kerajaan Javandthra " ucap Zed "

Sontak mendengar hal itu Diya hanya bisa bungkam seribu bahasa .. karna suaminya akan berhadapan Dengan ayahnya

  "Diya kau tau , yang datang kedalam sidang tadih adalah perdana mentri Roem ia perdana mentri dari kerajaan Flazo , ya .. beliau meminta kerajaan kami untuk bersatu .. karna negara kami sudah diberlakukan semena mena dengan Ayahmu Diya .. bukan hanya negara Flazo , kerajaan Glamore dan kerajaan ku juga diberlakukan layaknya hewan ,Diya "  ucapnya sambil memegang wajah sang istri

  "Kau tau , seharusya keuntungan harus dibagi sama rata tapi tidak ,semua keuntungan harus diserahkan kekerajaan milik ayahmu itu Diya , Diya aku sadar Kalau dia adalah ayah mertua ku namun disisi lain aku juga seorang pangeran aku harus melakukan apapun demi rakyatku " ucapnya kembali

"Yang mulia ,aku tidak akan melarangmu untuk berperang dengan negara manapun termasuk dengan Kerajaan ayahku sendiri , tapi jika kau membunuhnya aku tidak akan pernah memaafkan mu Yang Mulia "  jawab Diya dengan bijaksana

Zed pun hanya bisa diam sambil menatap wajah Diya

Malam telah berlalu , pagi pun tiba

Zed kembali terbangun dari tidurnya namun ia tidak melihat keberadaan istrinya ..

Namun ketika Zed bangun dari tempat Tidurnya Zed melihat sang Istri sedang berlatih pedang di bawah

Sontak hal itu membuat Zed penasaran ingin melihatnya dari dekat

"Srang...Srang "  *bunyi gesekan pedang

Diya sedang asik bermain pedang namun tiba tiba ..

Tanganya ditarik dari arah belakang

  "Selamat pagi .. Sayangku "  ucap Zed

Zed pun mengakat tanganya sambil memberi isyarat agar siapapun yang ada disana meniggal kan mereka

Queen NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang