Bagian 11

3.1K 122 0
                                    

Ketika sampai diatas , Diya yang bermaksud membantu siska.

Siska ternyata menolaknya mentah mentah

Kerna melihat kondisi Siska sehingga Diya meminta pelayan untuk membawanya kedalam ,lalu mememanggil tabib

Namun Diya dibuat heran dengan Sikap Zed yang seolah olah tidak peduli pada Siska .. istrinya sendiri

"Zed ..." ucapnya kesal

belum sempat menyelesaikan perkataanya Tabib sudah datang

Sontak ketika mendengar kabar itu , Raja dan seluruh orang yang tinggal didalam istana berkumpul di depan pintu kamar Putri Siska

"Tuanku , kau boleh masuk ...ada yang ingin aku bicarakan " ucap tabib

Melihat tidak ada respon sang suami Diya pun mencubit perut sang suami

Melihat sikap sang istri dengan terpaksa lagi lagi , Zed harus menuruti permintaan istrinya tersebut

Zed pun masuk kedalam , namun betapa terkejutnya ia ketika mendengar kalau Siska sedang mengandung anaknya.

Begitu pula semua orang yang berkumpul disana , mereka seolah  olah tidak ingin Putri Siska mengandung.

  "Apa apa ini , kita harus bahagia , kerajaan ini akan mendapatkan pewaris ! " ucap Diya dengan bahagia kepada semua orang yang ada di sana

  "Tidak tuan putri , bagi kami hanya kau lah putri kami " ucap seorang mentri

  "Benar , bagaimana seorang penurus kerajaan ini bisa lahir dari rahim seorang Putri yang sombong , tamak ,serakah itu ! " ucap yang lainya

  "Kau mendengar itu Diya !!" Ucap Zed

  "Bayi itu harus Dilenyapkan !" Ucap Zed kembali

  "Plakkk!!!" *suara tamparan Diya kewajah Zed

  "Apa kau ingin membunuh anakmu yang belum lahir itu yang mulia , ia anakku juga Yang Mulia , bagiku tidak ada yang namanya anak tiri .. " ucap Diya dengan nada tinggi

Sontak Zed, dan seluruh orang yang ada disana hanya bisa diam , ketika mendengar amarah Putri mereka

  "Jika sampai terjadi apa apa dengan anakku , aku tidak akan senggan  senggan untuk mengangkat senjataku " ucap Diya pada seluruh orang disana

Diya pun meninggalkan seluruh orang yang sedang berkumpul disana , melihat hal itu orang orang yang  hadir disana pun membubarkan Diri .

Berbeda hal Dangan Siska , ia sangat senang kalau ia berhasil mengandung pewaris kerajaan ini , karna baginya ia lah yang pantas melahirkan pewaris dari kerajaan ini

Siska pun melihat Zed yang berdiri disana langsung menariknya kekamarnya dan meminta pelayan untuk meniggalkan meraka berdua

  "Zed, aku sangat bahagia akan hal ini " ucap Siska sambil memeluk Zed

"Asal kau tau , aku menerima anak ini hanya untuk Diya " ucap Zed sambil melepaskan pelukan Siska

  "DIYA ...DIYA &DIYA !!!" ucapnya dengan lantang

  "Aku yang sedang hamil Zed , aku ... Bagaimana kau bisa mencintai wanita yang tidak bisa memberimu pewaris !!!  " jawab siska

  "Sudah cukup !!! Ucap Zed sambil berdiri dari tempat tidur ..

  "Aku tidak peduli entah kau mau marah atau tidak ,  lihatlah kelak  .. ketika anakmu besar , ia tidak akan pernah memanggil mu ibu sedikitpun karna baginya ibunya Hanya Diya , sekalipun kau yang melahirkanya  " ucap Zed dengan menunjuk wajah Siska

Karna amarahnya Zed pun  pergi menunju kamar Diya

Disisi lain ...

Diya yang berusaha tegar dihadapan semua orang , ternyata ia tetap tidak bisa menyembunyikan perasaannya

Sedikit demi sedikit air matanya mulai menetes

"Tess.. tess " *air mata yang jatuh

  "Agk...agk .!! " *suara Ugra (*burung gagak, yang membawakan sapu tangan kecil dari paruhnya

  "Aku baik baik saja ugra" , ucap Diya pada burung kesayanganya  sambil mengambil sapu tangan yang dibawakan Ugra

  "Diya !! " ucap Zed dari belakang pintu

Sontak , mendengar hal itu Diya segera mengapus air matanya sembari ingin berkata ...

  "Tidak Diya .. kau bisa menangis disini " ucap Zed sambil menutup mulut Diya

Diya pun hanya bisa memeluk Zed sambil menangis didalam pelukanya ...

"Maafkan aku Diya " ucap Zed sambil mengelus rambut Diya

Malam pun tiba ....

Zed belum juga beranjak dari kamar Diya, ia terus saja berbaring di kaki  Diya ..

"Yang Mulia ini sudah malam " ucap Diya

  "Memangnya kenapa ? " jawab Zed

  "Aku yakin Putri Siska sudah menunggumu " ucap Diya

Mendengar hal itu Zed pun bangkit dari kaki Diya dan berkata

  "Apa kau bisa tidak mengatakan namanya itu! " ucap Zed

  "Tapi ..."

Belum sempat menjawab sang suami tiba tiba seorang pelayan datang dan berkata

  "Salam Yang Mulia , aku mendapat perintah dari putri Siska , katanya ia sudah menunggu mu kau harus segera datang "

Namun Zed tetap diam saja dengan tatapan tak peduli

  "Katakan padanya , ia akan segera datang! " ucap Diya

Pelayan itu pergi namun , berbeda dengan Zed , ia malah merasa kesal dengan ulah Diya yang seolah olah tidak mendukungnya ..

Diya pun hanya bisa tersenyum sambil menatap Zed lalu berkata

  "Aku mohon! " ucap Diya dengan lembut

Zed pun langsung bersiap siap tanpa memandang Diya sedikitpun

Namun tiba tiba ...

  "Much !! " cium mesra Zed sambil memeluk Diya dari belakang

Zed pun pergi meninggalkan Diya ... dikamarnya ..

Lagi lagi ..

To be continue

Queen NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang