Bagian 19

2.3K 79 0
                                    

Zed dan Diya pun lalu berdiri menatap langit indah hari itu,namun Diya dapat melihat jelas keraguan dimata sang suami

   "Ada apa yang mulia ?" Ucap cemas Diya sambil memegang wajah Zed

   "Apa yang akan aku katakan Diya , tidak mungkin aku mengatakan kalau kau abadi " ucap Zed

Sesaat Diya pun terdiam lalu kembali menatap Zed

    "Aku yang menulis kisah ini yang mulia .. jadi biarkan aku menuliskanya kembali " ucap Diya tenang dengan senyum tipis dibibirnya

     "Pengang tanganku yang mulia" ucap Diya lagi sambil memberikan tanganya

Tanpa keraguan sedikitpun Zed pun memegang tangan itu ...

Namun seolah olah ada keajaiban mereka bagaikan berada di demensi dunia yang berbeda ..

Mereka terus menuju masa lalu .. namun

   "Huh..huh..huh" hela Nafas Zed saat terbangun dari tidurnya

Zed pun lantas langsung melihat kearah sampinya terlihat jelas ada kedua anaknya Thomas dan Andre yang tertidur lelap di sampinya begitu pula dengan Diya yang sedang duduk di samping tempat tidur itu

    "Sut" *suit Diya menyuruh Zed diam

     "Dimana ini " isyarat dari mulut Zed

Diya pun berdiri secara perlahan dari pembaringan itu sambil menarik tangan Zed lalu membawanya keluar

      "Lihat itu yang Mulia " ucap Diya sambil menunjuk kearah prajurit yang berlatih

      "Ini.." belum sempat menyelesaikan pembicaraanya Diya langsung memotong pembicaraanya

       "Benar yang Mulia , kita kembali kemasa lampau .. 10 hari sebelum aku tiada waktu itu " ucap tenang Diya sambil menetap kearah para prajurit yang sedang berlatih itu

         "Lalu hari hari pasti akan berlalu apakah kita akan berpisah? " ucap cemas Zed sambil memegang erat tangan Diya

          "Apa... hahahahahahah," tawa Diya tak percaya

           "Tidak akan yang Mulia , aku akan selalu bersama mu " ucap Jaim Diya

           "Diya.. aku bertanya serius!" Ucap kesal Zed

           "Aku juga serius" ledek Diya sambil menirukan gerakan dan mimik Zed

             "Baikalah .. sekarang jawab aku .. bagaimana dengan Thomas dan ayahnya itu, " tanya Zed lagi

              "Katanya kesal tapi malah nanya lagi " ucap gurau Diya

               "Diya!!" Ucap kesal Zed

Tanpa menjawab apapun waktu pun tiba tiba terhenti ..

Hanya Zed dan Diya yang masih bisa bergerak dalam dimensi itu

Zed pun kembali melihat kearah Diya yang menuju kamar kembali lalu duduk di samping Thomas yang tertidur lelap

         "Diya apa yang kau lakukan ?" Tanya Zed melihat kelakuan Diya

Lagi lagi Diya pun tak menjawab, ia justru meletakkan tangan kananya kearah kepala Thomas..

Pada saat yang sama pula lagi lagi seluruh bagian kanan tubuh Diya berubah menjadi biru dengan ukiran khasnya, begitu pula dengan rambut dan matanya

Zed pun hanya bisa menatapnya dengan tatapan tak percaya

Tanpa menunggu beberapa lama Diya pun berdiri lalu kembali menarik tanganya lalu bediri dan menuju kearah luar

    "Diya .. tunggu " perintah Zed

     "Ikuti saja aku yang mulia " ucap cepat Diya dengan suara yang berubah menjadi besar

Diya pun menuju kesebuah ruangan rahasia milik ayah kandung Thomas. terlihat ia sedang menghitung uang uang yang tidak tau dari mana asalnya

       "Lihat itu" ucap Diya sambil menunjuk kearah orang itu

        "Aku tidak akan ampuni dia !" Ucap marah Zed

Tanpa fikir panjang Zed pun langsung berniat memenggal kepala pria itu

Namun anehnya saat ia ingin mengakat pedangnya , pedang miliknya terasa sangat berat .. ia bahkan tidak memiliki cukup tenaga untuk mengangkat itu

Dan disisi lain Diya pun menatap kearah pedang itu , Zed yang menyadari akan hal itu pun meminta Diya untuk menghentikan hal itu

   "Aku mohon Diya " ucap Zed sambil terus berusaha menarik pedangnya

   "Tidak" ucap Diya

Diya pun lalu mengakat tanganya namun tiba tiba ada sebuah tali yang mencul dari tanganya

Lagi lagi Zed pun di buat heran akan hal itu ..

Diya pun meneruskan aksinya ,ia pun lalu meletakkan bagian tali itu di leher pria itu dan sisi lain di tangan pria itu dan

  "Srek" *suara tali itu yang ditarik yang membuat pria itu tercekik

   "Tidak"ucap Zed pelan

    "Diya?" Ucap tak percaya Zed sambil terduduk diam di tempat itu

     "Apa yang akan mereka katakan kau membunuh mentri mu sendiri yang mulia , mereka pasti akan bertanya tanya apa salahnya dan apa jawabanmu ..aku tau masa depan , Tidak yang Mulia, Tidak " ucap Diya

      "Lihat ia akan dikira mati bunuh diri , aku sudah selesaikan segalanya biarkan aku kembalikan waktu ini " ucap tenang Diya

       "Tu..tu..tunggu " ucap Zed sambil mencegah Diya melakukan itu

        "Apa?" Tanya Diya

        "Tapi tetap saja ia ayah Thomas bukan sekalipun kau menghapus ingatanya tentang hal hal jahat " ucap Zed

         "Astaga yang Mulia " jawab Diya sambil menggelengkan kepalanya

          "Lihatlah lehermu berdarah" ucap Diya sambil menunjuk kearah luka itu

Zed pun memenggang luka itu ia sama sekali tidak menyadari dari mana ia mendapatkan luka itu

           "Aku sudah membuat luka yang sama pada Thomas yang Mulia , aku juga sudah membuat darahmu lah yang mengalir dalam darah Thomas " ucap Diya

            "Tapi ??" Lagi lagi Zed pun dibuat bingung akan hal itu
 
Namun saat ia ingin bertanya pada Diya kembali tiba tiba ia merasakan pusing yang teramat sakit..

Dan sekarang ia hanya bisa melihat sang istri dalam bayang bayang kabus

To Be Continue

Queen NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang