Beberapa hari terakhir ada berbagai kerajaan yang ingin bersekutu dengan kerajaan Milik Zed , mereka ingin keluar dari sekutu mereka yang sebelumnya ia lah kerajaan Vilight
Zed pun dengan senang hati menerima hal itu , namun disisi lain karna hal itu kerajaan Zed menjadi lawan kerajaan Vilight mereka pun mengirimkan surat peperangan kepada kerajaan Zed
Dan sesuai hasil rapat Zed pun menerima Peperangan itu , Rencananya Diya dan Dirinya sendiri yang akan memimpin peperangan itu
Dan yang membuat kerajaan ini dalam posisi yang aman adalah karna ikut ambil bagianya kerajaan Hermez
Kerajaan ini dikenal karna ketangguhan dan ketelitiannya dalam berperang dan hari ini Sang Pangeran mahkota telah sampai disana bersama pemimpin kerajaan kerajaan lainya
"Yang Mulia Raja telah memasuki ruangan " teriak seorang prajurit memberi aba aba
Seluruh orang yang hadir disana pun juga ikut berdiri tanpa terkecuali sang pangeran mahkota
Dan bukan hanya Zed , Sang Istri Diya juga ikut hadir disana dengan pakaian sederhana Khasnya
"Siapa Dia ?" Tanya Hans yang tak lain pangeran mahkota yang hadir disana sambil melirik kearah Diya
"Namanya Ratu Nadira ia istri mudanya Raja Zed" jawab pengawal pribadinya
Hans pun terdiam sambil terus memperhatikan Diya dari jarak yang agak jauh
Didalam Rapat Diya juga ikut ambil bagian ia juga ikut menyusun strategi, sesekali Hans menatapnya hingga matanya bertatapan dengan mata indah Diya , Diya hanya memberikan senyum tipisnya lalu kembali fokus pada pembahasan
Rapatpun selesai Zed dan Diya mulai menjamu dan berjabat tangan Dengan yang hadir disana
"Salam" ucap Diya yang sudah ada dihadapan Hans
"Salam kembali untukmu , apa kabarmu?" Ucap Hangat Hans
"Baik bagaimana dengamu ?"
"Ya..aku baik baik saja , apa aku bisa meminta bantuanmu Yang Mulia Ratu "
"Bantuan apa ?"
"Bisakah nanti sore kita bertemu aku ingin mengenal lebih dalam kerajaan ini "
"Ya tentu saja , kau bisa langsung menuju kamarku " ucap Diya tersenyum lalu menuju tamu undangan yang lain
Hans pun terus memperhatikan Diya yang menjamu tamu yang lain , ia tidak tau entah apa yang membuat matanya tak bisa lepas dari Diya
"Hey" ucap geretak Zed yang menayadarkan Hans
"Astaga , kau membuat ku kaget . Kau beruntung memiliki istri sepertinya Nadira , Zed" jawab Hans
"Ya .. aku rasa begitu , ohya bagaimana denganmu apa kau sudah menikah ?"
"Aku belum menemukan yang cocok untukku "
"Lalu gadis macam apa yang kau sukai ?"
"Seperti Istrimu"ucapnya sambil menatap Diya
"Apa ?" Zed pun tersentak
Hans yang baru saja menyadari perkataanya itu mencoba menjelaskan Segalanya
"Tidak.. maksudku , aku menyukai gaya dan parasnya hanya itu " ucapnya tak karuan
Zed pun mengangguk lalu meminta izin untuk menjamu tamu yang lain.
Setelah semua nya selasai Diya pun kembali kekemarnya Dikamarnya ia mulai menggerai rambutnya ia menyisir serta mengepang rambutnya
Dan tak lama datanglah Thoms dengan setangkai bunga mawar kesukaan Diya
"Kau menyukainya?" Tanya lembut Thoms
"Tantu saja trima kasih " ucap Hangat Diya lalu memeluk Thoms hangat
"Ohya ibu , apa kau mengenal Pangeran Hans ?" Tanya sedikit ragu Thoms
"Memangnya kenapa ?"
"Entah kenapa aku tidak menyukainya ketika aku melihat ia terus memperhatikanmu seperti itu "
Diya pun berdiri sambil menaruh bunga mawar itu pada Vas bunga lalu berkata
"Dia berhak menatapku karna dia mempunyai mata " jawab Santai Diya
"Ibu ..aku tidak sedang bercanda , aku ini seorang pria aku tau tatapan seseorang yang sedang jatuh hati "
Diya pun langsung menatap tajam kearah Thoms
"Jaga mulutmu itu Thoms, jika pun itu benar hatiku ini hanya untuku ayahmu , Kau paham " seru Diya lalu duduk di samping Thoms
"Terkadang apa yang kita lihat tak seperti yang sebenarnya terjadi , apa kau mengerti maksudku " ucap Diya hangat sambil membiarkan Thoms berbaring di paha kakinya
Thoms pun mengangguk sambil terus memikirkan tatapan Hans
Dan benar saja . Baru saja mereka bersama tenyata sudah ada Hans yang menunggu Diya di depan kamar untung saja ia meminta pelayan untuk memberi kabar kalau Hans datang
Diya pun mencoba menengakan Thoms dengan tatapanya . Ia pun segera menemui Hans
"Maaf membuatmu menunggu lama " ucap Diya sambil menggulung rambutnya
"Tidak apa yang Mulia " jawab Hans sambil memperhatikan wajah cantik Diya
Mereka mulai berjalan mengelilingi istana
Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah danau belakang kerajaan
"Ohya.. dimana istrimu aku tidak melihatnya ?" Ucap Diya
"Aku belum menikah"
"Apa ? Maaf kan aku , aku mohon maaf kan aku " sesal Diya sambil menutup tanganya
Hans pun mengambil kesempatan itu ia juga memengang tangan Diya yang mengantup untuknya
"Kau tidak perlu melakukan itu"
Mereka membicarakan banyak hal hingga mereka pun memutuskan untuk menyudahi perjalan ini karna hujan yang akan segera turun
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Nadira
Fantasy#50 Dalam Fantasy (30/11/2017) #173 Dalam Adventure (21/6/2018) #70 Blood (20/1/2019) Cinta..? Apa ini yang dinamakan Cinta Yang Mulia ? Jika benar ini Cinta , kenapa Cinta ini memaksa kita untuk berpisah ? Lalu kenapa cinta ini terus mengekakang ki...