Chapter 7

2.9K 283 28
                                    

Beberapa hari lagi, pesta pernikahan akan diadakan. Namun, tidak sedikit werewolf yang memperlakukan Nuvaca dengan kasar karena tidak menyukainya sebagai mate sang Alpha. Nuvaca, yang tidak mempedulikan pandangan sinis, makian, bahkan hujatan, hanya tertawa mendengarnya.

Baginya, meladeni dan membalas satu per satu akan hanya membuang-buang waktu. Selain itu, saat ini, ia belum menjadi Luna secara resmi. Nuvaca berencana untuk menanggapi semuanya dengan senang hati setelah menjadi Luna dan memiliki hak atas tindakan yang akan diambilnya.

Perlu diingat, Nuvaca adalah seorang gadis yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain, menghindari repot-repot dalam mencari masalah, dan tidak suka keributan. Namun, satu hal perlu diingat dengan jelas: Nuvaca adalah gadis yang sangat pendendam. Ia akan membalas siapa pun yang mengganggu ketenangannya, termasuk orang-orang terdekatnya, dengan cara yang keji.

Meskipun membunuh bukanlah kesenangan utamanya, melihat penderitaan orang lain yang sudah sekarat jelas membuatnya tertarik dan bahagia. Seperti kata pepatah, "Jangan mengganggu macan tidur," itulah kalimat yang sesuai untuk menggambarkan sikap Nuvaca.

Nuvaca, yang sedang duduk di dalam hutan sambil membaca buku seperti biasa, kembali diganggu oleh beberapa werewolf yang melintas di dekatnya. Entah air apa yang disiram oleh mereka, ia tidak mengerti, dan hanya diam dengan wajah datarnya.

Menangis? Jangan harap melihat gadis itu menangis hanya karena keusilan mereka yang tidak menyukai Nuvaca. Gadis itu hanya diam dengan raut wajahnya yang datar, tanpa membalas dan tanpa berkata apa pun. Dia membiarkan dirinya terendam dalam ketenangan, menikmati keheningan meskipun diusik.

"Aroma para penghisap darah itu mulai mendekat. Apa yang mereka lakukan di tanah para Werewolf?" gumam Nuvaca sambil membersihkan pakaiannya yang tersiram air kotor.

Dengan sekejap, pakaiannya kembali seperti semula, kering dan bebas dari aroma tidak sedap yang sebelumnya mengelilingi tubuhnya. Seperti biasa, Lery membantu sang Nona tanpa diminta dan tanpa memperlihatkan dirinya.

"Ada yang tidak beres," gumam Nuvaca sambil langsung melesat pergi, mencari aroma ras lain di sekitar hutan untuk mengetahui kejadian yang lebih jelas.

Berlari lebih cepat daripada Vampire dan melompat melebihi Werewolf, keunggulan ras Lycan benar-benar mengagumkan. Sesampainya ia di pinggir tebing, gadis itu menyipitkan matanya hingga melihat banyaknya mata merah berada di seberang sana.

"Mencari sesuatu?" tanya Nuvaca sambil memperlihatkan tangan kanannya yang berubah menjadi tangan Lycan.

Seseorang berjubah hitam muncul dari sekumpulan para Vampire itu, tanpa melepas tudung di kepalanya, pria itu terlihat sedikit menyeringai.

"Aku tidak menyangka akan secepat ini kau mengetahui keberadaan kami, Luna," sapa suara pria yang berada di seberang tebing.

"Aroma tubuh kalian terbilang unik untuk penciumanku, Tuan," jawab Nuvaca sambil tertawa ringan.

"Kami sangat terkesan jika Anda berkata seperti itu, Nona Nuvaca," kata pria itu sambil membungkuk hormat. Suaranya bergetar dengan kepatuhan dan penuh dengan penghormatan pada Luna.

"Baiklah, cukup untuk berbasa-basinya. Apa yang kalian lakukan di sini? Apa kalian ingin mengambil tanah Transylvenia?" tanya Nuvaca langsung. Pria itu kembali menyeringai lalu mengangguk.

"Anda cukup pintar melihat kondisi saat ini, tetapi tujuan utama kami bukanlah itu," jawab pria itu sambil kembali memperlihatkan seringainya.

"Baiklah, aku cukup mengerti dengan tujuan kalian yang lain. Aku tidak ingin mempermasalahkannya sekarang. Aku memiliki sedikit saran untukmu, ingin mengikuti rencanaku atau mati di dalam sana?" jawab Nuvaca sambil memperlihatkan senyumannya.

The Strangest LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang