Chapter 5

3.1K 296 52
                                    

"Baby Hans," panggil seseorang, membuat Hans dan Nuvaca menoleh.

"Ini akan semakin menarik," gumam Nuvaca saat melihat seorang wanita seksi berjalan dengan anggun mendekati sang Alpha.

"Rebecca," jawab Hans dengan senyum yang merekah di wajahnya.

"Sudah kuduga kalau memang ada yang memanggilnya 'Hans'," gumam Nuvaca yang kini tersenyum melihat wanita itu memeluk lengan sang Alpha.

"Nuvaca, kenalkan. Ia adalah Rebecca Delson, mantan kekasihku sebelum aku menemukanmu," Hans memperkenalkan wanita itu pada Nuvaca.

Nuvaca tersenyum hangat, menatap wanita yang disialkannya itu. Sayangnya, wanita itu mengabaikan Nuvaca begitu saja. Bagaimana dengan Hans yang dengan entengnya memperkenalkan mantan kekasihnya pada calon Lunanya? Nuvaca benar-benar ingin tertawa saat itu juga.

'Tahan, Nuvaca, tahan. Kau tidak perlu bermasalah dengan wanita jalang itu,' batin Nuvaca sambil menahan tangannya yang hampir saja ingin memisahkan kepala wanita itu dari tubuhnya.

"Baby Hans, apakah benar kau akan menikahinya? Setidaknya kau bisa bermalam denganku beberapa hari saja," tanya wanita itu, membuat Nuvaca menahan tawanya.

Entah mengapa, hidupnya kini benar-benar seperti dalam buku-buku yang sering ia baca. Apakah ini sebuah karma atau sebuah kesempatan untuk menunjukkan dirinya?

"Tunggu, apa nanti kau akan mereject diriku?" tanya Nuvaca penuh harap. Hans menoleh dan menggeram, membuat Nuvaca mengambil jarak satu langkah mundur.

"Baru kali ini aku melihat gadis yang ingin sekali direject oleh seorang Alpha. Apa kepalamu terbentur?" ejek wanita itu sambil tertawa sinis.

"Kau akan tetap menjadi Luna-ku, Nuvaca," jawab Hans sambil menahan geramannya.

"Padahal aku menantikan kau mereject diriku," gerutu Nuvaca sambil berbalik dan melangkah menjauh.

"Di mana kamarmu?" tanya Nuvaca tanpa berhenti melangkahkan kakinya.

"Lantai tiga, pintu terakhir," jawab Hans sambil mencoba melepaskan tangannya dari mantan kekasihnya itu.

Nuvaca meninggalkan Hans dan segera berlalu menemukan kamarnya. Ia ingin langsung tidur karena mulai mengantuk. Melewati portal antara dunia manusia dengan Immortal benar-benar menguras tenaganya.

Dibukanya pintu besar yang berukiran emas di hadapannya, begitu luas dengan nuansa klasik, atau memang tidak pernah berubah sejak ribuan tahun lalu? Nuvaca tidak ingin memikirkannya saat ini. Yang dipikirkan hanyalah ingin tidur tanpa memikirkan hal lain.

Gadis itu membuka lemari dan mendapati banyak stelan baju wanita, dress, dan apa pun itu yang terlihat dari brand ternama di dunia manusia. Nuvaca mengambil kemeja wanita model terbaru yang memanjang ke bawah, memakainya, dan berjalan ke arah ranjang. Gadis itu langsung saja membaringkan tubuhnya dan mencoba menyamankan diri di ranjang besar itu.

Hari menjelang malam, Hans memasuki kamarnya setelah bertengkar dengan mantan kekasihnya. Entah mengapa, ia menjadi benci dengan kelakuan mantannya yang selama ini tidak dipermasalahkannya. Akan tetapi, melihat Nuvaca yang tadi diejek seperti itu cukup membuat darahnya mendidih.

Hans berjalan mendekati ranjang dan mendapati Nuvaca yang terlihat tertidur pulas. Wajah cantik Nuvaca yang tidak memakai riasan apa pun membuatnya tersenyum kecil. Ia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan mate seorang gadis kecil yang tentunya terlihat menggoda. Apalagi matenya seorang Lycan, ia yakin packnya akan lebih terlindungi daripada sebelumnya.

Tentang wujud Lycan milik Nuvaca, ia benar-benar tidak percaya melihat Lycan secara langsung. Padahal, ia yakin Nuvaca akan menyembunyikan wujudnya. Akan tetapi, gadis itu justru memperlihatkan wujudnya dan menginginkannya untuk direject saat itu juga.

The Strangest LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang