Sraakk
Para Vampire mulai menelanjangi tubuh para shewolf. Kedua tangan para shewolf itu dicengkram cukup kuat oleh dua orang Vampire lainnya. Dan kejadian mengerikan itu dimulai—para shewolf diperkosa.
Jeritan terdengar begitu pilu, para hewolf hanya bisa memalingkan wajah mereka sambil mengepalkan kedua tangan. Menahan rasa amarah yang berkecamuk, melihat penghinaan yang begitu mendalam membuat tubuh mereka mulai bergetar.
"Helia!!!" teriak Mest pilu, yang merupakan Mate dari shewolf yang bernama Helia.
Air mata pun tidak bisa dibendung lagi; ia merasakan sakit dari Matenya yang kini tengah diperkosa di depan matanya sendiri. Mest jatuh terduduk, menatap nanar Matenya yang kini tatapannya menjadi kosong.
Kegelapan merayap di hati setiap shewolf yang menjadi saksi atas peristiwa mengerikan ini. Jeritan-jeritan penuh keputusasaan memenuhi udara, menghancurkan keheningan malam. Mereka merasa terpukul, terguncang oleh kebrutalan yang menghancurkan semangat mereka. Mest, dengan hati hancur, meratapi ketidakberdayaannya di tengah kemarahan yang meluap di dalam dirinya. Wajah-wajahshewolf lainnya mencerminkan rasa terpukul, penuh kebencian terhadap para Vampire yang bertindak keji.
"Apa kau punya popcorn?" tanya Nuvaca dengan santainya pada pria Vampire di sebelahnya.
"Apa kau gila?" jawab Vampire itu, hanya mendapat dengusan dari Nuvaca.
"Baiklah, jika kau tidak punya. Ah... lebih nikmat menonton sambil duduk di kursi empuk," ujar Nuvaca sambil mengerucutkan bibirnya. Pria Vampire itu hanya menggelengkan kepalanya pelan dan kembali menatap pertunjukan di hadapannya.
Rebecca, yang melihat Nuvaca menatap malas ke arahnya, hanya bisa mengutuk dalam hati. Wanita itu kini benar-benar tengah digilir oleh para Vampire itu. Menjijikan, ia merasa dirinya sudah menjadi menjijikan, bahkan dari seorang jalang. Air mata terus mengalir, dengan mulut yang terkatup rapat, menahan desahan karena tubuhnya sendiri sudah berkhianat.
Nuvaca, dengan tatapan acuh tak acuh, menyaksikan adegan tragis di hadapannya. Pertunjukan kekejaman yang terjadi begitu nyata di depan matanya, namun ia tampak seolah tak tergoyahkan. Sementara itu, Rebecca terperangkap dalam kedukaan dan malu yang tak terucapkan, dipaksa menonton bagaimana martabatnya diinjak-injak oleh kekejaman para Vampire. Air matanya mengalir, tetapi tidak ada air mata dari Nuvaca. Tatapannya yang dingin dan tanpa belas kasihan seolah menjadi bayangan dari kegelapan yang meliputi hatinya.
"Hei, kau yang berambut pirang! Seharusnya kau lebih dulu pemanasan dengan memainkan kedua dada besarnya itu," celetuk Nuvaca membuat semua orang menoleh ke arahnya.
"Apa?" tanya Nuvaca dengan polosnya sambil memakan popcorn di tangannya dan duduk santai di kursi empuk.
"Dari mana kau mendapatkan popcorn dan kursi itu?" tanya seorang Vampire. Nuvaca mengerjapkan mata, lalu menjawab dengan santainya.
"Ahh, aku menemukannya tadi. Sebaiknya kalian lanjutkan, karena pertunjukan kalian cukup membuatku terhibur," jawab Nuvaca, sambil kembali memasukkan popcorn ke dalam mulutnya, yang entah dari mana ia mendapatkannya.
Teo, dengan wajah bingung dan tak percaya, mencoba mencari jawaban di tengah kekacauan ini. Ia merasa seperti ada sesuatu yang terlewatkan atau mungkin sebuah kejanggalan besar yang sedang terjadi. Semua tampak begitu aneh, seolah-olah Nuvaca menikmati pertunjukan ini tanpa merasa terancam atau terganggu.
Pertama, mengapa Nuvaca terlihat begitu santai, meski sesekali gadis itu mengumpat kesal karena kelakuan Vampire yang menahannya itu. Kedua, mengapa Nuvaca justru memberi arahan pada para Vampire itu. Dan yang ketiga, pertanyaan ketiga yang benar-benar membuatnya tidak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strangest Luna
Manusia SerigalaCerita werewolf pertama Thory, UPDATE SUKA" JADI GA USAH DI TUNGGUIN. 😜😜😜 Hidupku tak lagi sedatar dan tak seindah sebelumnya, setelah lelaki itu datang. Hidupku yang malas-malasan di haruskan bekerja bersama lelaki itu. Aku adalah anak dari seor...