twenty

2.7K 278 15
                                    

Selamat menikmati akhir cerita..
.

.

.

.
"Kita bisa keluar dari sini," ujar Chanyeol tegas. Mereka dikumpulkan dalam satu ruangan dan sekarang mereka sedang mendiskusikan bagaimana caranya agar mereka bisa keluar.

"Tapi, bagaimana caranya? Aku kehabisan ide," jawab Jongin sambil mengacak rambutnya hitamnya dengan frustasi.

Sehun hanya terdiam mendengar usul-usul dari teman-teman sesamanya, ia tidak ingin memikirkan yang lain. Melihat temannya berpikir saja ia sudah merasa pusing, bagaimana jika ia ikut berpikir hal konyol untuk bisa keluar dari jeruji besi yang dingin ini.

"Kau lihat lubang di atas sana? Ruangan ini jauh dari ruangan yang lainnya, kita bisa keluar saat mereka lengah, tubuh kita pasti bisa masuk ke sana tanpa menimbulkan suara," usul Chanyeol sambil memerhatikan lubang cukup besar menuju keluar, mungkin ini adalah sebuah kecerobohan dari pembuat bangunan, atau mungkin juga mereka lupa menambahkan kaca penutup? Entahlah, yang pasti ini mempermudah tahanan untuk keluar.

"Aish.. mereka kelewatan ceroboh," ujar Sehun akhirnya ikut menimpali, ia tertawa meremehkan, diikuti dengan yang lainnya.

"Dini hari kita akan keluar, sekarang pukul 10 dan mereka masih beroperasi, kita bisa bergerak pukul 2 sampai 4, mengerti?" jelas Chanyeol lagi dan diangguki oleh teman-temannya.

Pukul 2 tepat sudah tiba, suasana di luar jeruji sangat sepi dan dingin seperti tidak ada kehidupan, sangat memudahkan mereka untuk keluar. Mungkin mereka harus berterimakasih pada polisi.
Mereka menyiapkan meja dan kursi yang ditumpuk menjadi satu, orang pertama yang keluar adalah Kyungsoo, diikuti dengan yang lainnya sesuai ketinggian agar orang di dalam yang lebih tinggi bisa membantu. Sisa dua orang di dalam, Sehun dan Chanyeol. Mereka bekerja sama untuk keluar, Sehun sedikit kesulitan memanjat karena luka di betisnya terkena ujung kursi saat membantu Jongin memanjat.

"Sedikit lagi, naikkan telapak kakimu!" bisik Chanyeol dari bawah. Hingga akhirnya Sehun berhasil keluar, disusul oleh Chanyeol dengan cepat.

Mereka tersenyum puas, bahagia layaknya seekor burung yang baru saja dibebaskan dari sangkarnya dan terbang bebas di udara.

Mereka saling berpelukan ala pria sambil berbisik kata 'we are one' pada setiap telinga.

"We are One!" teriak Chanyeol dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Sekarang kita harus cepat pergi dari sini sebelum mereka tahu kita kabur," ujar Kyungsoo, "Oh ya, kau Sehun. Tutupi wajahmu, kau harus ingat wajahmu masih menempel di jalanan," lanjutnya. Sehun menuruti perkataan Kyungsoo dan menggunakan masker yang masih tersimpan di balik jaketnya.

I'm back, Bae Joohyun.

***

Pagi sedikit gelap karena matahari tertutup oleh awan, suara burung berbunyi nyaring di balik pohon dan dibalas oleh burung lainnya hingga saling bersautan.
Irene merenung di pagi ini, ia masih terdiam di ranjang rumah sakit dengan infus yang masih menempel pada tangannya. Irene memikirkan Sehun yang setahunya masih di dalam penjara menunggu waktu yang mengerikan, padahal bukan itu yang sebenarnya, Sehun sedang tertidur pulas di rumah Chanyeol bersama yang lainnya.

Pintu terbuka memperlihatkan Luhan tanpa kursi roda dan pakaian rumah sakitnya, ia terlihat sehat, di belakangnya terlihat Yixing yang tersenyum senang karena temannya sudah diperbolehkan untuk pulang.

"Luhan.." sapa Irene dengan sedikit senyum. Luhan membalas dengan senyuman lebih lebar.

"Asal kau tahu, kau pulang hari ini," ujar Luhan, ia tersenyum menunjukkan sederet giginya.

Black Rose [Hunrene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang