Ditembak ke-2

251 45 7
                                    

"Kepribadian seseorang sangat sulit untuk diubah bahkan itu tidak mungkin bisa diubah."


Tekan tanda bintangnya dulu ya^^

Selamat membaca^^

Semenjak itu Taehyung berubah menjadi sedikit lembut kepadaku, meskipun sifat otoriternya masih ada. Dia masih suka menyuruh dan memaksaku untuk melakukan hal ini dan itu tapi anehnya aku mengikuti semua yang dia perintahkan.

Aku juga sudah tidak melihat lagi Taehyung bermain dengan para wanitanya. Dia sekarang menuruti apa kataku, meski sempat ada penolakan namun pada akhirnya dia akan melakukannya. Sepertinya dia benar-benar ingin berubah.

Sifat Taehyung yang semakin aneh terhadap aku menjadi buah bibir yang sangat hangat untuk diperbincangkan. Aku kadang merasa risih setiap kali aku berjalan melewati koridor semua siswa yang berada disitu menatapku sinis. Aku tidak tahu apa yang mereka pikirkan tetangku tapi sepertinya mereka menjelek-jelekanku.

Langkahku terhenti ketika aku melihat Taehyung sedang bersama wanita yang aku rasa dia kakak kelas. Wanita itu memeluk lengan Taehyung sangat erat tanpa ada penolakan dari Taehyung. Saat Taehyung berpapasan denganku dia segera melepaskan tangan wanita tersebut.

"Hai Sejeong-ah" Taehyung tersenyum kikuk dihadapanku. Aku hanya membungkuk permisi kepada mereka berdua sebelum aku meninggalkan mereka.

"Yak Kim Sejeong!!" Aku menengok ke arah Taehyung yang tadi memanggilku.

"Kau mau pulang bersamaku?" Aku mengerutkan dahiku. Bagaimana bisa dia mengajakku pulang bersama sedangkan di sampingnya ada wanita yang menggandengnya. Apa dia tidak memikirkan perasaan wanita itu? Atau setidaknya perasaanku? Semua siswa pasti akan berfikiran bahwa aku pengrusak hubungan orang.

"Tidak. Aku akan pulang bersama Junghyun." Aku membalikan badan membelakangi mereka, ternyata Junghyun sudah ada di depanku.

Dia memandang Taehyung penuh dengan kebencian rasanya dia seperti ingin memukul Taehyung. Kemudian dia melihat kearahku, amarahnya semakin memuncak ketika ada butiran bening yang mencoba untuk menerobos keluar dari mataku namun aku tahan.

Junghyun meraih tanganku dan menyeretku untuk menjauhi Taehyung. Dia membawaku ke taman belakang sekolah. Lagi-lagi aku menangis dihadapannya.

"Aku pikir dia sudah berubah, hiks"

"Kepribadian seseorang sangat sulit untuk diubah bahkan itu tidak mungkin bisa diubah." Kata Junghyun dengan nada kesalnya.

"Berhentilah menangis, sudah berapa banyak air mata yang kau tumpahkan untuk dia?" Junghyun mengepuk-ngepuk pundakku. Aku mengelap air mataku yang jatuh di pipiku.

"Sejeong-ah, sampai kapan kau akan terus memandang Taehyung sebagai laki-laki satu-satunya di dunia ini? Kapan kau akan membuka hatimu untuk laki-laki lain?"

"Junghyun-ah.."

"Aku kesal saat melihatmu menangisi dia. Aku kesal denganmu kenapa kau masih mengharapkannya? Apa kau tidak bisa membuka sedikit hatimu untukku?"

"Mianhae Junghyun-ah"

"Kalau kau bersikap seperti ini terus terhadapku, kau sama seperti Taehyung bedanya kau tidak mengacuhkan aku" Junghyun sepertinya benar-benar marah. Apa dia sudah lelah menjadi sandaranku saat aku merasa tersakiti oleh Taehyung? Atau dia sudah lelah sama sepertiku yang mengejar cinta tak sampai?

"Mianhae Junghyun-ah" Hanya kata-kata maaf yang keluar dari mulutku beriringan dengan isakanku. Ya aku menangis lagi.

"Apa ucapanku menyakitimu, Jeong? Aku minta maaf sungguh aku tidak bermaksud untuk menyakitimu." Junghyun memegang kedua bahuku, aku hanya menggelengkan kepalaku sambil menunduk.

UNTITLE (KTH Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang