Tak Sia-Sia

223 38 0
                                    

"Sampai kapanpun denganmu, aku terikat. Bukan tentang kuatnya ikatan tali. Ini hanya tentang aku yang tak mau melepaskan diri"


Sebelumnya.....

"Bertahanlah kumohon."








Tekat tanda bintangnya!!







Selamat membaca^^

Aku merasa ada yang meniup-niup poniku, aku membuka perlahan mataku. Kepalaku masih terasa pusing. UKS sekolah, pikirku setelah mata terbuka sempurna. Aku menengok ke sebelah kanan, benar saja aja Yeri di sebelahku.

"Oppa kemarilah Sejeong sudah sadar." Teriak Yeri memanggil seseorang yang berada di luar UKS. Pasti itu Junghyun.

"Kau berisik sekali Yeri-ya, rasanya aku ingin pingsan untuk kedua kalinya." Ucapku sambil menenggelamkan tubuhku ke dalam selimut.

"Akan aku siram jika kau pingsan lagi Sejeong-ah" Yeri menggoyang-goyangkan tubuhku.

"Jika itu terjadi aku akan menyirammu dengan minyak tanah dan membakarmu hidup-hidup." Suara laki-laki itu mengingatkanku pada seseorang yang membawaku ke UKS ini sebelum akhirnya aku tidak sadarkan diri.

"Kau sadis sekali Oppa." Kali ini Yeri yang berbicara.

Aku membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhku. Aku menatap laki-laki yang ada di depanku sekarang. Ya Tuhan permainan Takdir apa yang kau berikan kepadaku?

Dia yang menyuruhku untuk pergi, dia yang meninggalkanku ketika aku memutuskan untuk memilihnya kini telah kembali. Apa aku harus sakit terlebih dahulu agar orang yang aku cintai berada di sampingku? Jika iya aku rela.

"Kau baik-baik saja?" Tanya laki-laki itu.

"Hemmm" Aku mengangguk.

"Kau pingsan seperti orang mati. Tapi aku bersyukur berkatmu aku tidak mengikuti semua kegiatan belajar mengajar." Kata Yeri.

"Jadi sakitku ini membawa berkah untukmu Yeri-ya? Apa kau bahagia?"

"Yakk kenapa kau bertanya seperti itu Jeong-ah? Aku hanya bercanda." Yeri pergi begitu saja. Dia sepertinya marah dasar Kim Yerim, seharusnya aku yang marah karena telah diledek seperti orang mati.

"Kau pingsan hampir lima jam. Yeri sangat mengkhawatirkanmu."

"Benarkah?"

"Hemm"

"Terimakasih sudah membawaku ke sini Tae." Aku menatap sorot matanya, sorot mata yang tak pernah aku lihat sebelumnya, seakan ia berkata "tolong, jangan sakit."

Aku tersenyum menatapnya, Taehyung mendekatkan diri duduk di sampingku. Dia memegang tanganku. Dari sentuhannya, aku dapat merasakan kekhawatirannya terhadapku.

"Maafkan aku telah membiarkanmu pergi dan meninggalkanmu. Aku perlu meminta maaf karena mencintaiku tak seharusnya membuatmu seperti ini."

"Tidak Tae tidak. Aku sakit bukan karena dirimu, aku sakit karena aku yang lemah."

"Aku akan melindungimu." Mataku membulat sempurna mendengar perkataan Taehyung.

"Kenapa?" Aku menundukan kepala.

"Aku mencintaimu." Sekarang bola mataku seakan mau keluar. Aku masih tak percaya.

"Tidak. Kau tidak mencintaiku, kau hanya merasa bersalah denganku. Ini bukan cinta." Aku menggelengkan kepalaku.

"Bila ini bukan cinta, mengapa saat kau sakit, aku yang terluka?”

"Aku tidak tahu!! Jika kau datang untuk pergi lagi, lebih baik kau tak usah kembali."

UNTITLE (KTH Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang