Musim Dingin

244 27 0
                                    

"Mau secantik apa pun seorang perempuan, dia tidak akan pernah cukup baik untuk lelaki yang tak memberikan hati padanya."










Budayakan vomen ya^^









Selamat membaca^^









Desember 2004

Udara dingin menyelimuti tubuhku, aku merasa kondisiku semakin memburuk kala musim dingin tiba. Flu dan demam tak bisa aku hindari lagi. Meski di dalam rumah aku tetap memakai pakaian tebal untuk menjagaku agar tetap hangat.

Jika masih terasa dingin maka pikirankulah yang akan menghangatkan dengan cara memikirkan kebersamaan kami bertiga selama beberapa bulan terakhir ini. Semenjak aku pingsan dan meminta untuk selalu pulang bersama, Junghyun dan Taehyung pun semakin hari semakin akur. Walaupun terkadang masih berdebat hanya soal sepele.

Mereka berdua memgantarkanku dengan selamat sampai ke depan rumah. Aku mempersilahkan mereka untuk masuk dan mengenalkan mereka berdua kepada ibuku. Masih teringat jelas ketika ibuku menanyai siapa yang akan menjadi suamiku kelak. Mereka berdua mengangakat tangan mereka kompak dan membuat ibuku tertawa.

Aku kembali menatap lampu-lampu yang menyala disetiap rumah dari balik jendela kaca transparan sambil sesekali menyeruput coklat panas yang aku buat tadi. Aku ingin sekali seperti orang-orang di luar sana. Dapat menyentuh salju yang turun dari langit. Melihat pohon natal raksaksa yang dihiasi lampu-lampu indah. Ya, seminggu lagi hari natal.

"Tokk.. tokk.. tokk.." Suara pintu diketuk.

"Jeongie-ya, Oppa boleh masuk?" Aku menengok ke sumber suara. Disana terdapat kepala yang menongol dari balik pintu.

"Masuklah Oppa."

"Kau tidak ingin keluar melihat pohon natal raksaksa?"

"Aku ingin sekali tapi.."

"Kalau begitu keluarlah. Teman-temanmu menunggu di bawah."

"Siapa?"

"Kata ibu, mereka berdua calon suamimu kelak. Hahaha." Jin Oppa juga tertawa setelah mendengar cerita itu dari ibu.

"Yakk Oppa!!" Aku malu mendengarnya.

"Oppa bingung kenapa mereka mau sama adik oppa yang jelek ini?" Jin Oppa menarik hidungku.

"Aauuww.. Aku ini wanita paling cantik Oppa." Aku memegangi hidungku.

"Iya menurut mereka berdua. Hahaha" Ledek Jin Oppa.

"Hina saja aku. Kau suci aku penuh dosa!!"

"Uunnchhh adik oppa ngambek. Iya iya kamu cantik. Tapi mau secantik apa pun seorang perempuan, dia tidak akan pernah cukup baik untuk lelaki yang tak memberikan hati padanya."

"Jangankan hati, hidup mereka saja rela diberikan untukku. Wleee" Aku menjulurkan lidahku, dan berlari keluar menemui Taehyung dan Junghyun.

Aku kira hanya mereka berdua yang mengajakku pergi, ternyata ada Yeri juga. Syukurlah jadi kalau aku jadi rebutan aku bisa lari ke arah Yeri.

"Hallo kakak ipar." Sapa Yeri.

Dasar gila yang benar saja, di depan ibuku Yeri juga memanggilku kakak ipar. Membuat ibuku mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa kau memanggil Sejeong dengan sebutan itu?"

"Sejeong akan menjadi kakak iparku, Bibi." Jelas Yeri dengan muka polosnya.

UNTITLE (KTH Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang