"Memilih bertahan daripada memulai sesuatu yang baru. Merasa nyaman tak sama dengan merasa bahagia."
Voted jangan lupa!!
Selamat membaca^^
Oktober 2004
Tahun ajaran baru sudah dimulai sejak empat bulan yang lalu. Aku sudah menginjak kelas tiga dengan nilai yang cukup memuaskan dan memperoleh peringkat ke tiga di kelas serta memperoleh peringkat ke seratus tujuh dari satu sekolah.
Pencapaian yang lumayan bagi seorang siswa yang pikirannya terbagi antara mengejar pendidikan dan mengejar cinta. Dalam mengejar cinta mungkin nilaiku nol besar. Pasalnya aku tak mampu menyelesaikan persoalanku dengan Taehyung beberapa bulan lalu, justru lari dari persoalan.
Sebenarnya bukan aku yang lari melainkan Taehyung. Mungkin Taehyung juga tidak lari tapi menganggap semua persoalan itu tidak pernah terjadi bahkan kedekatan kami yang singkat itu juga dianggapnya tidak pernah terjadi.
Kini aku dengan Taehyung benar-benar sudah jauh, sangat juah. Sifatnya sudah kembali dingin hingga hatinya membeku. Tawanya hilang yang terlihat hanya senyuman sinis untuk menindas orang yang melawannya.
Namun perubahan Taehyung yang kembali seperti saat pertama aku mengenalnya, tak mengubah hatiku untuk bertahan, tak pernah terlintas dipikiranku untuk melupakan, justru semakin memikirkan.
Karena memikirkanmu, bagiku ialah caraku untuk mendekat. Seberapapun jauhmu, tak peduli ke mana aku pergi atau kau yang pergi, menuliskanmu itu cara lain aku untuk pulang ke tubuhmu.
Tidak masalah bila kau kembali dingin, aku akan membiarkanmu. Karena jika membuatmu meleleh yang ada malah membuatku takut akan satu hal, mencair. Kemudian menguap, lalu menghilang.
Aku tidak menginginkan itu, lebih baik aku tergelincir oleh bongkahan es yang kau buat daripada harus melihatmu mencair lalu menghilang. Itu jauh menyakitkan.
"Selamat pagi, kakak ipar." Senyum merekah di bibir mungilnya.
"Sudah aku bilang aku bukan kakak iparmu, Yeri-ya"
"Sebentar lagi kau akan menjadi kakak iparku."
"Bagaimana bisa? Kau sendiri anak pertama dan kau memiliki dua adik dan semuanya perempuan."
"Kau sudah lupa? Aku masih punya dua kakak sepupu yang tampan seperti di anime yang sering aku tonton."
"Siapa? Danzo Shimura yang di serial naruto itu?"
"Yak!! Itu kan sudah kakek-kakek. Mereka itu bagaikan Uchiha Itachi dan Uchiha Sasuke."
"Terserah kau saja."
"Uchiha Itachi dia sebenarnya seseorang yang cinta damai dan juga kecintaanya kepada adik kesayangannya sampai-sampai tidak membunuh Sasuke serta memberikan kekuatan mata Mangekyou Sharingannya kepada Sasuke. Apa kau tidak merasa kalau Junghyun itu seperti Itachi?"
"Aku tidak maksud dengan apa yang kau bicarakan Yeri-ya."
"Jadi intinya kau itu seperti Mangekyou Sharingannya Itachi yang diberikan kepada Sasuke."
"Aku berharap juga seperti itu, jadi aku bisa membunuhmu dengan jutsu Amaterasu." Aku bangkit dari dudukku keluar dari kelas yang sudah mulai ramai.
"YAKKK!! DASAR KAU IBU KAGUYA!!!" Maki Yeri.
Aku satu kelas lagi dengan Kim Yerim entah aku harus senang atau harus sedih. Yeri selalu memanggilku dengan sebutan kakak ipar, bukannya aku tidak suka hanya saja itu sangat mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLE (KTH Story)
أدب الهواةKim Taehyung? Aku tidak tahu kenapa tapi aku mulai tertarik akan ceritanya.