Chapter: Uninvited Arrival

3.6K 329 84
                                    

      Aluna menatap kedua lelaki di depannya terkejut.

Daniel dan Seongwoo saling mendorong wajah lawannya satu sama lain, Hani yang tepat berada di samping Aluna menatap mereka takjub.

Para lelaki tampan ada di hadapannya sekarang.

“Kalian ngapain?” Hani yang bertanya, Hani sebenarnya sudah tahu kalau Daniel akan ke sini, tapi pertanyaan itu ditujukan bukan untuk Daniel saja namun dengan Seongwoo yang tengah menatapnya sekarang.

Hani dan Seongwoo sudah kenal cukup lama, mereka pernah menjalin hubungan namun harus terhenti saat kelas 3 SMA, dengan alasan bosan. Tentu saja Hani yang memutuskan Seongwoo dengan alasan alay seperti itu.

Aluna menghela napas sambil membuka lebar pintu rumahnya, “kan aku udah bilang, gak usah ke sini.”

“Gapapa gapapa, aku udah bawain kamu makanan sehat. Ayo makan.” Daniel menarik tangan Aluna ke dalam rumah, sementara Seongwoo dan Hani melihat mereka lama. “Ah, hahah, lo mau masuk juga?”

“Iyalah, lo kira gue mau berdiri terus di sini?”

“Iya iya, gak usah bacot.”

Memasuki ruang tengah, Seongwoo dan Hani melihat Aluna yang sedang disuapi Daniel paksa, wajah Aluna sudah menye-menye jengkel dengan kedua pipi mengembung karena terisi penuh dengan makanan.

Hani berdehem-dehem sementara Seongwoo bersiul. “Kapan gue digituin ya?”

Hani berbicara sambil melirik sekilas pada Seongwoo, sementara Seongwoo yang melihatnya merasa tersindir. “Lo mau gue gituin juga?”

“Dih apaan? Bukan ke lo kali.”

“Terus ke siapa? Daniel? Mana mau Daniel nyuapin sampah kek lo.”

“Heh! Lo kalo ngomong it-!”

“Diem lo berdua, Aluna lagi gue makan.”

“Uhuk uhuk!”

Tiba-tiba Aluna tersedak dengan wajah yang memerah serta satu dua biji nasi keluar dari hidungnya. Daniel yang melihat itu langsung memberi Aluna minum yang ia siapkan tadi dan langsung diterima Aluna lalu meminumnya rakus.

“Kamu kalo makan pelan-pelan.” Daniel berbicara sambil mengelus tengkuk Aluna. Aluna melotot, “pelan-pelan mata kamu! Kamu jejelin terus aku makanan, belum lagi itu kalo kamu ngomong dijaga coba, jangan bikin ambigu.”

Daniel terkekeh, “maksud aku, aku lagi ngasih kamu makan. Gitu, jangan mikir ngeres.”

Aluna mendelik bengis sambil mengusap hidung bagian atasnya dan lehernya yang terasa perih. “Mau gak mikir ngeres gimana heh, tiap aku kerja kamu suka ada main.”

Daniel memejamkan matanya bingung, “main apa maksud kamu?”

Aluna menggeram, “ah udahlah! Sana pulang. Aku capek.”

Aluna berdiri lalu pergi ke kamarnya dengan kaki dihentak-hentakkan.

Sementara Hani dan Seongwoo saling bertatapan, lalu membuang muka setelahnya.

Daniel mendengus ingin menyusul namun dihalangi Hani. “Et et! Mau ke mana lo? Udah sana pergi.”

Memang Daniel dan Hani tidak canggung, karena mereka sudah akrab lama. Hani mengenal Daniel dari Seongwoo yang adalah sahabatnya Daniel. Semakin lama, Daniel dan Hani semakin dekat saja sampai akhirnya hotel Daniel sedang mencari beberapa pelayan, hingga akhirnya Hani menawarkan Aluna pada Daniel yang endingnya akan seperti ini.

“Lo! Minggir!”

Hani mengangkat alisnya sok menantang, "Apa? Lo ngebentak gue?"

Hampir saja Daniel menyerbu Hani kalau tidak ada Seongwoo, berterima kasih lah Hani pada mantannya itu seharusnya.

Hotel Service TipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang