iii: i need u

1.8K 354 27
                                    

Aprodhitte Hospital, 11.00 PM.

"Eum, jadi, nama kakak siapa?"

Ragu-ragu. Ia bertanya dengan suara yang halus, namun tersirat banyak perasaan ragu di dalam sana.

"Nama kakak Jeon Jungkook. Kalo kamu namanya siapa?" Jungkook sedikit memutar kepala ke arah belakang, pada perempuan yang sekarang membantu dirinya mendorong kursi roda untuk kembali ke kamar.

"Nama aku Kim Yerim, kak. Biasa di panggil Yeri," jawab Yeri. Sedangkan Jungkook hanya menganggukkan kepala.

Cuaca hari ini sama sekali tak bersahabat. Pasukan awan berhasil mengalahkan matahari nan besar dengan perlahan, namun pasti. Induk hujan hendak menumpahkan jutaan tetes liquid, namun ia dicegah begitu saja.

Kenapa?

Karena ia harus memberi kesempatan pada sinar sang surya untuk mengurangi warna abu-abu di hati milik seseorang.

Kamar pasien VIP Jungkook yang susunan furniturnya tertata apik dan kombinasi warna dinding yang berwarna putih bersih membuat Kim Yerim berdecak kagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar pasien VIP Jungkook yang susunan furniturnya tertata apik dan kombinasi warna dinding yang berwarna putih bersih membuat Kim Yerim berdecak kagum.

Yeri mengambil ponselnya di saku celana, lalu ia mengaktifkan fitur kamera dan memotret lukisan abstrak berwarna pelangi. Selain itu, dia juga memotret lukisan berukuran 2 × 5 meter yang memamerkan saat dimana angin musim semi berhasil menggugurkan daun dan bunga tak berdosa dari pohonnya.

"Orang tua kak Jungkook dimana?"

"Orang tua kakak asik liburan di Amerika, Yer."

Tangan berkulit putih langsat yang awalnya bergerak kesana kemarin untuk mencari angle foto yang pas seketika diam membeku. Jawaban Jungkook mengalir ke gendang telinga Yeri, sempat melalui otak dan suara tersebut memilih hati sebagai tempat persinggahan akhir.

Menyingkirkan hati yang terselimuti perasaan ragu dan takut, misi utama suara itu telah terlaksanakan.

"Kak... " Yeri menghela napas, Jungkook menatapnya dengan banyak pertanyaan yang sungguh tampak. "Kenapa kakak bisa berdiri sendirian tanpa orang tua?"

Jungkook mendekatkan kursi rodanya ke posisi Yeri saat ini, menjauh dari semilir angin di balkon. "Because I never walk alone. Kalo nggak ada orang tua, di luar sana masih ada orang lain yang bisa mendampingi kakak."

"Contohnya kayak kak Rosè ya?" Tanya Yeri. Setelah itu dia malah bertanya lagi, "Oh ya! Ada kak Jaehyun, kak Yugyeom, kak Mingyu sama kak Mina juga, kan?" Timpalnya.

Jungkook tersenyum lebar. Dia benar-benar terhibur dengan banyak pertanyaan yang dilontarkan Yeri. Kayaknya si Yeri kebanyakan baca berita online yang hoax semua deh. Pikirnya.

"Fyi, kakak nggak pernah deket sama Rosè dan Mina. Kakak ketemu mereka cuma pas special collaboration itu, setelahnya nggak ada hubungan apapun." Cerita Jungkook dengan jujur.

Karena tak kuat berdiri, Yeri duduk di sofa, dengan posisi saling berhadapan dengan Jungkook. "Banyak jurnalis yang udah nanyain hal ini ke kakak, tapi kakak nggak mau jawab. Abisnya males sih. So, ini info limited edition dari Jeon Jungkook! Jangan disebar ya... "

"Ho'oh kak."

Rambutnya pendek hitem, bibirnya kemerahan, matanya agak sipit dan gak terlalu besar, badannya juga pendek. Sekilas mirip kak Yoona anjir! Begitulah pemikiran Jeon Jungkook saat bisa menatap teman barunya ini sepuas mungkin.

Hm... Rambutnya masih di cat warna cokelat dan highlight item. Tapi sayang, warna catnya udah pudar. Bener dah kata Yoojung, kak Jungkook lumayan ganteng. Yeri mengalihkan pandangannya dari wajah Jungkook dan terdiam sebentar.

Sepertinya, dia lupa sesuatu.

Ah ya, seharusnya sekarang dia menjenguk Tzuyu. Bukan menemani Jungkook seperti sekarang. Yeri bangkit dari sofa dan bergegas pamit kepada Jungkook.
"Kak, aku pergi sekarang ya."

"Kamu mau pergi kemana, Yer?" Tanya Jungkook.

"Aku kesini mau jengukin temen, eh tau-taunya malah kelupaan."

Decit bunyi roda yang bergesekan dengan lantai menemani Jungkook, dia berada di bagian belakang. Mengikuti langkah Yeri perlahan, mengantarnya sampai depan pintu kamar 705 ini.

"Tunggu, Yer!"

Yeri yang hendak memalingkan muka dan berjalan mencari kamar rawat Tzuyu tentu saja terkejut. "Kenapa kak?"

"Kakak butuh temen, butuh temen kayak kamu. Mulai besok, kamu bisa kan kunjungi kakak kesini?"

 Mulai besok, kamu bisa kan kunjungi kakak kesini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks for reading💕

Calyx [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang