vi: what you want?

1.1K 270 19
                                    

Mendongakkan kepala ke arah langit, memejamkan mata sejenak. Satu demi satu helai mahkota bunga jatuh ke tanah, ada juga bunga sempurna yang sempat 'mampir' di wajah mulus Jeon Jungkook.

Duduk sendirian di taman, tanpa teman.

Bukannya takut, Jungkook bukanlah tipe orang yang tak bisa akrab dan percaya dengan mudah kepada seseorang. Yeri, di tempat ini hanya perempuan itu yang ia percaya.

"Hai!"

Jungkook membuka sepasang netranya, memberi kesempatan pada lensa mata untuk melihat sosok orang yang menyapa tiba-tiba.

Perempuan berambut panjang dikuncir satu dengan infus yang terpasang di tangan kanan. Lalu, dia mengulurkan tangan kanannya tepat di hadapan Jungkook―untuk mengajak berkenalan.

Jungkook hanya menatap kosong perempuan tak dikenal itu, berusaha tak peduli dan bergembira dalam diam. Bergembira di dalam hati, mengingat momen-momen yang ia tulis bersama Kim Yerim.

Tapi apa? Perempuan itu tetap di sana, kukuh pada pendiriannya. Menunggu Jungkook agar menggenggam erat tangan halus yang sudah meronta-ronta.

"Mau kamu apa?"

"Saya nggak kenal kamu. Tapi, entah kenapa saya ingin sekali berteman denganmu karena kita senasib."

Jungkook memicingkan mata, lalu dia sedikit memiringkan kepala. Tidak percaya. "Kamu punya keyakinan apa sampai-sampai kamu yakin kalau kita memiliki nasib yang sama?"

Seketika, perempuan itu bungkam. Dia menarik tangannya kembali ke posisi semula―lurus dan menempel di sisi kanan tubuh. Sebelum pergi tanpa pamit, dia menghela nafas panjang, mengundang seribu pertanyaan di benak Jungkook.

Aku tak mau kalau semua kenanganku tentang dirimu diganti oleh 'sosok' yang baru beserta kenangan dan juga kejadian yang sama. Meski takdir bertitah seperti itu, aku tetap berusaha.

"Kak Jungkook!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Jungkook!!!"

Yeri memekik kencang saat menemukan Jungkook duduk sendirian di taman Rumah Sakit. Beberapa pasien anak-anak yang bermain kejar-kejaran sampai menghentikan permainan, semua itu karena teriakan Yeri.

Teriakan mengandung makna tersirat, menyatakan rasa khawatirnya terhadap Jungkook yang tak bisa dibendung lagi.

Jungkook tak membalas pekikan kencang Yeri, dia memilih tertawa kencang karena melihat Yeri yang kelimpungan menenteng tas plastik di tangan kanan dan kiri sambil berlarian histeris agar bisa menghampirinya.

Meski Yeri menderita rabun jauh minus 1,45, dia masih bisa melihat sosok Jungkook meskipun samar-samar. Berlarian dengan jarak 10 meter membuat keringat di keningnya mengucur deras, sekarang dia menatap Jungkook dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Sekarang sudah terlihat jelas sekali kalau Yeri mengkhawatirkan Jungkook.

"Kakak pergi kesini sama siapa? Sama suster kah? Maaf aku telat ya, gila banget dah tugas sekolahku nggak bisa diajak kompromi... " cerita Yeri setelah duduk di kursi yang berupa papan datar di samping Jungkook.

"Keliatan banget kalau kamu khawatir sama kakak, Yer." Kata Jungkook.

Yeri tersenyum canggung, karena bingung membalas apa dia hanya mengiyakan. "Iya kak ... "

Yeri terdiam, begitu juga dengan Jungkook. Taman ini lumayan ramai, sama seperti hati mereka yang diramaikan bunyi degup jantung nan kencang. Sekarang, Yeri berusaha mencari satu topik agar suasananya tak keruh.

Yeri mengeluarkan bunga Sakura tropis utuh dari saku rompi sekolahnya, lalu menunjukkan bunga tersebut kepada Jungkook. "Kakak lebih suka yang warna ungu atau hijau?"

Di kursi rodanya, Jungkook bertopang dagu dan mengamati dengan cermat bunga Sakura itu. "Kakak lebih suka yang warna ungu."

"Kakak tahu nggak kalau sebenarnya yang hijau ini jauh lebih hebat dari si ungu loh... "

Lalu, Yeri menunjuk kelopak bunga yang berwarna hijau dengan telunjuknya, Jungkook mengangguk antusias menunggu kawan barunya itu menjelaskan semua. Yeri mencabuti kelopak tersebut dengan hati-hati, lalu ia menempelkannya di kening berminyak Jungkook.

"Hari ini, aku memungut bunga yang jatuh tepat di kepalaku. Kelopak bunga pertama untuk kakak,"

"Kelopak bunga kedua untuk aku."

"Kelopak bunga ketiga untuk kakak lagi," Sambil tersenyum jahil, Yeri menempelkan kelopak kecil itu.

"Kelopak bunga keempat untuk aku," Yeri menaruh asal kelopak bunga yang menjadi 'jatahnya'. "Dan kelopak bunga yang kelima spesial dari aku untuk kakak." Lanjutnya.

Jungkook menautkan kedua alisnya. Dia sama sekali tak mengerti apa maksud Yeri ini. Apa mungkin ini semua hanya untuk menghiburnya?

"Kenapa harus Kelopak bunga? Kenapa bukan Mahkota bunga?"

"Karena Kelopak bunga memiliki tugas penting untuk melindungi Mahkota bunga disaat dia menguncup, kak. I promise. I'll be the best Calyx for you, kak Jungkook."

Happy reading!💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!💕💕

Calyx [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang