"Tadi dianter siapa?"
Yeri berhenti menata bantal-bantal sofa yang berantakan. Dia mendongak ke muka Jungkook yang duduk di kursi roda sambil menikmati kudapan berupa puding yang berisi potongan beraneka buah di dalamnya. "Dianter sama Ayah."
"Kemarin kamu nggak dimarah gara-gara pulang telat?"
Yeri menganggukkan kepala, "Dimarah sama dibentak. Paket komplit, Kak." Jawabnya setelah menaruh bantal terakhir di sofa.
Jungkook meringis dalam hati. Ini semua salahnya. Di sisi lain, ia merasa tenang dan tak kesepian dengan kehadiran Yeri. Sedangkan di sisi satunya, perempuan itu tentu saja kerepotan. Ya sudahlah. Lagipula Yeri tak pernah mengeluh tentang ini.
"Tapi kakak gak usah khawatir, everything gonna be allright because I'm a smart girl. Trust me."
"Okay. I trust you."
✦ ✿ ✦
"Ayo tidur! Jangan main hape terus!" Yeri merampas smartphone yang masih aktif dengan fitur permainan Clash Of Clans. Jungkook menghela napas, kesal. Ternyata ada untung dan ruginya ia mengenal Yeri.
Kerugiannya, ia harus sabar dan mengiyakan segala kekangan yang dilontarkannya setiap hari. Lagipula, itu semua dilakukan agar Yeri bisa mencegahnya untuk tak berbuat hal yang berpengaruh bagi kesehatan Jungkook selama menjalani perawatan.
"Emangnya kakak mau mendekam disini selamanya?"
Jungkook hanya menggelengkan kepala seperti anak anjing yang bersiap untuk bersin.
"Kalau nggak mau, kurang-kurangin main handphone tau!"
"Iya, buk bos!" Bangkit dari posisi tubuh yang dilentangkan, Jungkook duduk dan berpose hormat di hadapan Yeri. "Tapi main laptop sama PSP masih boleh, 'kan?"
"KAKAK BANDEL BANGET SIH!" Seusai berteriak dan mengeluh, Yeri tersenyum pasrah. Lalu dia duduk disamping Jungkook, dan menawarinya segelas green tea mint hangat yang lima menit lalu diseduh.
"Baru kayak gini, aku jadi inget sesuatu."
"Inget apa emangnya?"
"Jadi inget Ayah." Yeri menyesap cairan hangat dari gelas yang dipegangnya, lalu ditaruh di atas meja. "Waktu kecil, Ayah suka banget buatin teh. Kita duduk di teras rumah, lalu dia nanyain apa hari ini sekolahku berjalan dengan baik atau nggak."
Jungkook bertanya dengan nada polos, "Ayah kandung kamu udah meninggal ya, Yer?"
"Sembarangan!" Yeri melayangkan toyoran kecil di kepala Jungkook, tentu saja membuat yang ditoyor mengaduh kesakitan. "Ayahku masih hidup, Kak."
"Kan siapa tau aja ayahmu yang sekarang itu ayah tiri dan ayah kandungmu udah di alam sana ..." tutur Jungkook dengan hehehe juga.
Yeri tertawa. Jungkook juga sama. Entah apa penyebabnya, saat dia tertawa, ia pun ikut tertawa.
This is our fate, right? We meet, you make me smile, you make me feel bad when I see you happy with other people.
Ah, I forget one thing.
You protected me. Can I love you, Kim Yerim? I really confused.
Jungkook menyentuh ujung bibirnya sendiri. Meraba-raba ciptaan tuhan itu tanpa henti. Dia menatap gelas berwarna abu-abu yang sudah ditaruh sebelumnya.
Jeon Jungkook baru terbangun dari lamunannya. Saat melamun tadi, dia tak sengaja menyesap teh yang tertuang di gelas tersebut.
Itu berarti ... Secara tak langsung ... dia sudah berciuman dengan Kim Yerim, bukan?
Tiba-tiba Yeri berceletuk, "Teh yang itu buat kakak aja, deh. Sekarang aku buat yang baru."
Jeon Jungkook berani jamin pada dirinya sendiri. Tanpa perlu ditebak lagi, dia pasti takkan bisa tidur semalaman.
✦ ✿ ✦
Happy reading!❤
NO HOAX! INI RESMI! EXO & BANGTAN VELVET JJANG🔥🔥 🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Calyx [✔]
FanfictionCalyx atau kelopak bunga adalah perhiasan bunga yang terletak pada lingkaran terluar (bawah). Kelopak biasanya berwarna hijau dan kurang menarik apabila dibandingkan dengan Mahkota bunga. Calyx memiliki peran untuk menutupi dan melindungi ketika bun...