xi: end point

997 240 21
                                    

"T-tapi Kook―" Jaehyun memelas pada Jungkook yang sekarang duduk di hadapannya dengan tatapan berapi-api. Lebih rinci, mereka berlima berada di ruang tamu + Kim Yerim juga.

"―GET OUT FROM THIS ROOM OR I'LL REMOVE ALL YOUR NAMES FROM DIONYSUS BAND!" Teriak Jungkook penuh emosi. Junhoe, Mingyu dan Yugyeom yang duduk bertiga di sofa hanya bergidik ngeri melihat leader mereka yang tiba-tiba bertindak kasar seperti itu.

Hanya karena ia melihat keempat anggota bandnya menyeret paksa Kim Yerim masuk ke dalam ruang tamu.

"Udah kak, lagipula aku nggak pa-pa." Kedua tangan Yeri tanpa izin menyentuh pundak Jungkook, perlahan mengalirkan ketenangan yang amat berarti bagi lelaki itu.

Dengan beberapa kuaci yang terdapat di tangannya, Mingyu tersenyum jahil. "Nggak pa-pa karena yang nyeret kamu itu cogan kayak kita berempat kan, Yeri?"

Bersamaan dengan sikutnya yang menyikut siku Mingyu, Junhoe yang duduk di samping kirinya berbisik. "Diem lo, Item." Lalu, Yugyeom menempelkan badannya pada lelaki berkulit agak gelap itu dan ikut berbisik, "Udah tau bos lagi marah malah dikomporin. Apapun yang terjadi, gue gak ikut-ikutan tanggung jawab."

Yeri baru saja hendak menjawab, namun Jungkook menghela napas dan berucap dengan suara pelan serta terpatah-patah. "Kalian. Berempat. Pergi. Sekarang. Juga. Gue. Kasi. Waktu. Lima. Detik. Dari. Sekarang."

Setelah memberi rangkulan singkat pada Jungkook, Jaehyun sudah kabur duluan. Mingyu dan Yugyeom kaget, bahkan kuaci yang berada di tangan mereka sampai jatuh berserakan di lantai.

"Kita berdua mau makan kuaci dulu boleh kan, Kook?"

Junhoe menoyor kepala Mingyu dan Yugyeom, lalu tersenyum manis pada Jungkook serta Yeri. "Kita bertiga pamit dulu. Makasih kuacinya, bro. Maaf untuk Yeri karena kita berempat ngirain lo penguntit."

Yeri tersenyum kikuk, "Gak pa-pa, Kak. Santai aja."

Setelah pintu tertutup, Jungkook memutar arah kursi rodanya menuju kamar. Yeri kelabakan. Yang mana harus ia lakukan terlebih dahulu? Menaruh paper bag atau menyusul Jungkook?

Ah, bodoh sekali. Masih sempat saja dia memikirkan hal klise seperti itu.

"Kim Yerim,"

Yeri mengalihkan pandangannya dari kotak makanan menuju pintu kamar yang setengah terbuka. Menatap sepasang mata yang juga menatapnya.

"Kenapa kak?"

Jungkook menggelengkan kepalanya berkali-kali, setelah itu barulah dia menyahuti Yeri. "Kakak nggak ngerepotin kamu, 'kan?"

"Emang udah tugas pembuat janji untuk menepatinya sampai titik akhir. Dengan usaha apapun, melakukannya dengan tulus tanpa pamrih."

Jungkook membuka mulut, menceritakan apa yang membebani pikiran dan hati setelah kedatangan Kim Minkyung tadi pagi. "Kakak pengen banget jalan keluar kamar ini, bareng kamu dan tanpa kursi roda ini."

Alih-alih menyahut, menyeletuk atau menanggapi cerita Jungkook, Yeri merasa tubuhnya kaku seketika. Seperti maneken. Hari ini, tepat pukul 11.11, ia menemukan satu realita yang harus disimpannya baik-baik.

Dia adalah lelaki rapuh seperti lapisan air beku yang mudah hancur saat disentuh ujung jari penuh kehangatan.

✦✿✦

Happy reading!💕

Calyx [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang