xv: why?

903 199 39
                                    

Setelah seminggu berlalu, semuanya berjalan dengan baik. Aku semakin dekat dengan Minkyung, tapi kurasa ada hal buruk yang terjadi.

Semenjak berjalan-jalan dengannya, obat Analgesikku tak pernah datang lagi.

✦✿✦

Approdhitte Hospital, 17.15 PM.

from: minkyung

Ciah yang udah bebas dari kursi roda + walker lucknut! Eh, pajak dong, pajak! Bawain bunga Soba yang ada di kamar elo ya. Tengkyu shay😙

from: jungkook

Tai lo, wkwkwkwkwk. Tunggu aja, entar gue bawain.

Sore ini matahari terlihat senang. Meskipun sinarnya cerah, tapi tidak dengan hati lelaki yang saat ini sedang berkaca di cermin. Hatinya tak riang ataupun bahagia seperti saat matanya terbuka dan sadar dari alam mimpi.

Kim Yerim, perempuan itu tidak menepati janjinya akan menemani Jeon Jungkook sampai titik akhir.

Semuanya berubah 360° seperti yang Jungkook inginkan dahulu. Meski Ayah tidak kembali, Ibu selalu menunggu dan merawatnya. Mungkin saja Jeon Hana sudah diceramahi habis-habisan oleh kakak sepupunya, Im Yoona.

Sepatu putih, celana jeans, baju kaos bercorak garis hitam ala pemain baseball dan snapback yang berwarna senada dengan sepatu menyempurnakan penampilan Jungkook. Eum, jangan lupakan tangannya yang menggenggam erat seikat bunga Soba yang dibawakan ibunya kemarin.

"Kemana?"

"It's not your plan, Ma." Jungkook pura-pura menatap sinis ibunya yang duduk di sofa. "Bercanda, Ma. Mau keliling Rumah Sakit bentar aja, abis itu ke kamar Minkyung."

Setelah itu, Jungkook membuka pintu kamar dan keluar dari sana. Dia menyapa para perawat dan dokter Ahn yang sedang membaca setumpuk dokumen pasien di meja administrasi. Meskipun dua diantara mereka sempat menggosipi dirinya beberapa waktu lalu, tak ada salahnya bukan untuk memaafkan?

Langkah Jungkook tiba-tiba terhenti.

Dia berdiri di antara kamar 458 dan kamar 457. Tempat dimana kursi rodanya berhenti. Tempat yang menjadi saksi bisu atas pertemuan pertamanya dengan Kim Yerim.

Uluran tangan dari Yeri untuk Jungkook.

Menghilangkan keputusasaan yang tinggal dibenaknya,

Mematahkan semua keraguan dan dia adalah matahari saat hatinya kelabu.

Ayo lupakan apapun yang pernah kualami disini. Jungkook menghela napas, lalu ia memaksa kedua tungkai kakinya berjalan meski tak mau pergi. Dia menatap seikat bunga yang berada digenggaman, melihat warnanya yang mulai layu.

Oke. Ayo ke kamar Minkyung dulu. Jungkook memutar tumit dan berjalan cepat melewati para pasien yang mendapat penanganan intensif dan troli-troli besi berisi piring bekas makan siang.

Tanpa perlu menekan tombol interkom dan memberi tahu siapa nama serta tujuannya ke kamar 707 seperti awal bertemu dulu, Jungkook langsung memasuki kamar tanpa mengetuk pintu.

Hening.

Kosong.

Tak ada lagi tempat tidur yang berantakan. Rapi dan selimutnya sudah terlipat.

Jungkook menarik senyum riang yang tercetak lebar di bibirnya perlahan-lahan. Membelalakkan mata, berusaha mencari bayang-bayang Minkyung yang sengaja menjahilinya.

Dia dan Minkyung memang terbiasa seperti ini. Tapi tidak. Kali ini, Kim Minkyung tak bermain-main. Perempuan bermata selayaknya elang tersebut sudah tiada. Percayalah.

Nama : Kim Minkyung
Dokter : Dr. Jung Hyesung.
Status : Meninggal pada pukul 17.20 PM (Gegar Otak)

"Wah, saya nggak nyangka ternyata Minkyung bisa punya temen artis kayak kamu."

Jungkook tak menoleh ke belakang, dia mengeratkan genggamannya pada seikat bunga putih sembari berusaha menahan teriakan yang tertahan di hati dan kepala. Gumaman pria bernama Kim Seokjin itu sekedar masuk dan pergi begitu saja.

"Asal kamu tahu, adik saya terlalu kesepian. Sakit batuk pilek aja sampai ngotot untuk diinfus dan opname dua minggu lebih. Untung adik tersayang. Kalau bukan, udah saya gantung dia dari dulu." Tutur Seokjin.

Barulah Jungkook berbalik badan, menatap kakak kandung Kim Minkyung yang mengenakan setelan jas hitam dan bunga Mawar hitam tersemat di ujung kirinya.

"Minkyung k-kenapa bisa?" Jungkook bertanya dengan terbata-bata. Lidahnya terlalu kelu untuk bertanya.

"Terpleset di kamar mandi, lalu terbentur wastafel." Jawab Seokjin. Lalu, dia memegang erat bahu Jungkook sambil menunduk. "Saya harap kamu mau menemani saya membuang abu Minkyung di pantai dua hari lagi."

Jungkook mengangguk, pertanda mengiyakan perkataan Seokjin. Seusai menaruh bunga Soba permintaan Minkyung di tempat tidurnya, lelaki tersebut melihat sekilas notifikasi di smartphonenya.

📩inbox: kimminkyung97@gmail.com
📩inbox: kimyerimmie@gmail.com

✦✿✦

Thanks for reading❤
Masih ada 2 part + ending.
Aku berharap kalian muter salah satu dari beberapa lagu dibawah ini pas baca isi gmail mereka untuk Jungkook, hehe✌(Nggak wajib kok😂)

When I Was Young, Taeyeon.
One Of These Night, Red Velvet.
Candy, Red Velvet.
Spring Day, BTS.
Hold Me Tight, BTS.
Trough The Night, IU.

Calyx [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang