Santa Maurer High School, 09.00 AM.
"Jadi, keputusan lo gimana, Hoon?"
Perempuan yang sekarang berdiri tegap mengenakan simple dress putih itu menatap satu lelaki yang sibuk berkutat dengan laptopnya.
Ketua Osis bernama Park Jihoon mengangkat kepala, dan mengalihkan tatapannya dari puluhan lembar kertas yang berserakan di atas meja. "Gue sibuk buat proposal sama buat tugas remidial. Lalu, rekan OSIS yang lain juga dispen karena harus ikut ambil bagian dalam acara-acara yang dilaksanakan FORKOM."
"Hah. Berarti gue jadi perwakilan OSIS buat jengukin Tzuyu, kan?"
Yeri menghela napas. Rasa lelah yang timbul karena buru-buru pergi ke sekolah 15 menit lalu dan rasa kecewa bercampur aduk menjadi satu. Semisal saja Jihoon tak memintanya untuk pergi ke sekolah dan langsung memberitahu keputusannya lewat personal chat, pasti saat ini dia sudah bercanda ria bersama Tzuyu.
Kasihan sekali Tzuyu, dia mengalami insiden yang cukup melukai hatinya dalam sekejap mata. Perempuan berdarah Taiwan yang menjabat sebagai Sekretaris Bidang ini mengalami kecelakaan tabrak lari, dimana dia sebagai korban sekaligus satu-satunya saksi.
"Pergi sana dah, jangan liatin gue mulu. Gue tahu kok kalo gue ganteng."
"Jijik gue, woy!" Yeri memekik keras untuk membalas celetukan Jihoon. Setelah itu, dia keluar dari pintu yang tertempel label 'RUANG OSIS' tersebut.
Sepasang kaki perlahan menuruni anak-anak tangga, menuntun tuannya agar sampai tujuan. Kedua mata Yeri tanpa henti menatap layar smartphone, dia membuka aplikasi pintar google maps untuk mencari alamat Rumah Sakit yang ia tuju saat ini.
"Aprodhitte Hospital? Kalo jalan kaki kesana cuma sepuluh menit. Hm... " Yeri bergumam sendirian di depan gerbang sekolah.
Matahari pagi ini senang sekali memamerkan sinarnya, tak mau kalah dengan banyak awan abu-abu yang berusaha menutupinya. Suara bising serta asap yang bersumber dari kendaraan roda empat maupun roda dua sungguh menganggu Yeri yang sedang menimbang-nimbang keputusannya.
Mending jalan kaki atau naik taksi? Pikir Yeri dalam hati. Setelah 5 menit berpikir, akhirnya dia memutuskan untuk berjalan kaki saja Hitung-hitung sebagai 'pelunasan hutang' atas dirinya yang minggu ini tak sempat berolahraga.
"Asal kau tahu, ada sembilan puluh persen kemungkinan kalau Jungkook akan tinggal di Rumah Sakit ini lebih lama."
"Hei, kamu tahu darimana?"
"Dokter Ahn Jae Hyun yang meng―"
"Dokter Ahn?! Dokter pasien VIP yang tampan itu?!"
"Yap. Dia mengatakan langsung kepadaku. Orang tuanya juga meminta beliau untuk menjalankan sesi pengobatan dan terapi Jungkook lebih lambat dari seharusnya... "
CKLEK!
Jeon Jungkook, lelaki yang lemah lembut pada anak kecil itu membuka pintu kamarnya sendirian. Dia menatap dua perawat perempuan paruh baya yang berdiri kaku, menatap Jungkook dengan rasa takut.
"Selamat pagi, suster! Semoga hari ini harimu menyenangkan!" Jungkook menyapa riang kedua suster tersebut sembari sedikit menunduk―menunjukkan rasa sopannya pada orang yang lebih tua.
"Selamat pagi juga, Jungkook." Satu perawat yang mengenakan masker hijau menyapanya balik, meskipun Jungkook hanya samar-samar mendengar suara perempuan itu.
Setelahnya, para perawat itu mendorong troli sarapan menuju kamar pasien lain dengan langkah tergesa-gesa. Jungkook tertawa sinis, dasar orang-orang jaman sekarang kao ngegosip gak peduli waktu dan tempat.
Kedua tangan Jungkook menggenggam roda besi yang berada di dua sisi badannya, dia ingin membuat sedikit kehebohan di bangsal VIP yang terlalu sepi. Sekaligus berusaha menghapus warna abu-abu di hatinya saat ini.
"MAAF! MAAF! SAYA MAU PERGI!"
Jungkook berteriak di lorong bangsal seiring dengan kursi rodanya yang semakin melaju cepat. Beberapa perawat yang bertugas memekik kaget, dan ada juga beberapa pasien berteriak heboh melihat artis hits kesukaan mereka sudah berhasil membuat keributan disana.
Jungkook refleks menarik tuas agar bisa menghentikan kursi rodanya yang melaju cepat. Itu semua dilakukan karena ada perempuan yang berdiri di tengah lorong secara tiba-tiba.
Sekarang, perempuan bertubuh pendek itu menatapnya tanpa ekspresi. Lengan tangan dia terangkat dan terulur, kira-kira berjarak seperempat meter dari dada Jungkook. Bersamaan dengan senyum riang yang ia tampilkan, Jungkook juga mengulurkan lengan tangannya untuk perempuan itu.
"You are my sunshine, when my heart are gray"
Thanks for reading💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Calyx [✔]
FanficCalyx atau kelopak bunga adalah perhiasan bunga yang terletak pada lingkaran terluar (bawah). Kelopak biasanya berwarna hijau dan kurang menarik apabila dibandingkan dengan Mahkota bunga. Calyx memiliki peran untuk menutupi dan melindungi ketika bun...