Someone

128 12 4
                                    

"Hiyaaaa...!!"

"Oneechan....Urusai!"Rin melipat tangannya dengan kesal.Wajahnya merah seperti tomat matang.

"A..Aku tidak tau kenapa perasaan ini muncul begitu saja.."Rin menunjukkan mimik gelisah.

"Hhpm..Hu.e..Hahahaha!"Miku tertawa kencang.Rin menatap Miku kesal.Seolah ia ingin menusuknya hidup hidup.Sadis kau Rin!

"Lalu bagaimana dengan mu? Apakah kau punya seseorang yang kau cintai?"Rin menginterogasi Miku.

"Iie ne.Aku tidak sedang jatuh cinta pada seseorang..!Aku tau aku memang tidak dewasa.Setidaknya ada seseorang yang menyukaiku.."
Ucap Miku tersenyum dingin.

"Oneechan kau payah!"
"Are?Rin?"

"Kenapa kau tidak terima perasaannya!?...Hwaa! Kau malah menyakitinya!"Rin menangis kencang.

"A..Anak..Ini..!"

"Bodoh! Aku tidak pernah menyukai seseorang! Maksudmu Kaito!? Zaah! Rin Kimi no bakatte! Dia hanya seorang penguntit!"

"Hm..Masak masak! Kimochi.."

"!?"
"Nanii!? Kau tidak dengar aku!?"
Miku menatap Rin geram.

"Ini sup nya.Oneechan mari makan"Rin meletakkan sup lada hitam dan telur gulung di meja makan."Euh..Iya baiklah"

"Itadakimasu!"
....
"Oneechan,biar aku yang mencuci piringnya.."Rin mengambil piringku lalu beralih ke dapur.

"Rin,kenapa denganmu ini? Ah..Ayolah..Aku benci membahas percintaan.Ak--"

"Aku tau"
Rin tersenyum lalu memegang pundak Miku,"Aku masih kecil Oneechan.Aku masih membutuhkan mu...."

".."

....

Pagi hari itu,matahari menyambut dua gadis yang sedang berangkat menuju sekolah dengan wajah suci seperti terkena air yang mengalir.Mereka seperti berlian yang tersinari oleh mentari.Angin sejuk menerpa dua rambut kunciran dengan kilau pada permata.Pantulan sinar mentari membuat bibir merah-muda gadis disebelahnya tersinari cahaya

"Bagaimana kabar Rin-chan?"
tanya Luka sembari membetulkan letak kacamata minusya.Entah,tapi kacanya tipis.

"Yah.. kau taulah..,"Miku tersenyum sedih,"Rin semakin dewasa..itu pertanda buruk,
tapi itu bukan penghalang bagiku! Rin dapat mengurus dirinya sendiri,tidak lagi.. butuh..bantuan ku.."Miku tersenyum seperti dipaksakan.

"..He.hey, kau tau?Minggu depan ada festival cosplay! Bagaimana kalau aku membuatkanmu kostum "Lucy" karakter kesukaanmu?"tanya Luka mengalihkan pembicaraan ke topik lain.

"Aku tidak suka cosplay...Aku tidak suka cosplay seragam sekolah yang kupakai...Aku.."Miku menatap Luka dengan raut wajah tersiksa.

"Aree?!Malah makin parah....!"

"O..oh..eh..,akhir pekan besok restoran hamburger di Osaka yang baru akan dibuka! Ayo pergi kesana!"ucap Luka.

"Aku sedang diet...."Miku menatap Luka dengan raut wajah lebih tersiksa.

"WA!?Aku ka..lah.."

"Huh.."Miku mengeluh.Rasanya semangat nya jadi pudar setelah Rin mengatakannya hari itu.
Apanya yang dibutuhkan.
"Dasar,kakak yang payah!" Miku berdecak kesal.

Ia menarik bangkunya kemudian meletakkan tas hijau tosca nya di sebelah kanan meja.

"Ohayou~Miku-chan..!"Kaito menghampiri Miku dengan tatapan hampanya.

"O,Kaito-senpai..Kenapa kau ada disini?"ucap Miku malas.

"Aku menunggumu...tadi. Mau ke taman Sakura sepulang sekola--"

VocaloidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang