"Baru baru ini ada delivery food yang selalu kasih makanan gratis loh. Anehnya..si orang yg ngantar pakai cosplay Neko. Memang muka nya kenapa? Ganteng ya?" Meiko nyelutuk tiba tiba. Gadis ibu itu memang sedang berada dirumah Luka.
"Hahh..mana ada orang rela memberi makanan gratis jika tak ada sebabnya. Lama lama otakmu itu miring ya?" Luka menyeduh teh pelan.
Meiko melempar bantal sofa dengan kekuatan seorang coboy girl,"Apa maksudmu?""Kenapa kau melempar bantal kearahku! Tenanglah,sensitif sekali kau," Ucap Luka diakhiri dengan helaan nafas kecil.
"Ya,ya...masalahnya...delivery food yg diantar itu permen dan kue. Gila saja jika dia mengira ini adalah hari permen dan manis...Yahh...tapi itu kan juga terhitung makanan. Kenapa dia tidak memberiku gratis juga ya?" Meiko menggerutu kecil. "Kau benar. Aku benar benar kesal jika memesan delivery food yang datang laki laki mabuk menjijikkan. Itu bisa merusak rumah ku dengan pemandangan laki laki delivery food bodoh. Untungnya,aku mulai belajar memasak. Hm...tidak susah," ujar Luka yang masih bersantai menikmati teh.
Meiko tersenyum kesal,"Kau meledek ya?"
"Kalau iya?" Luka tetap menikmati tea time-nya. Tanpa respek sediktpun.Meiko memaki-maki sohibnya alias si ikan Tuna panjang lebar. Tanpa kata pembuka,kata pengantar,ataupun salam.
"Hey,hey..sudahlah..aku lelah mendengar omonganmu yg tiada guna itu," Luka berlalu pergi.
"Ahh..mau kemana kau?" Meiko menarik lengan Luka. "Memasak sesuatu yang tidak membuat gemuk," jawab Luka lalu menepis tangan Meiko yang sedang duduk di sofa sedari tadi.
"Jahat sekali. Aku juga ingin membantu. Chotto,chotto.."
...
"Kaito-senpai! Ka-i-to-senpai!" Miku menggedor rumah Kaito dan (Meiko) dengan teriakan khas suara Kawaii nya.
Krek.
"Nee..Miku-chan..ayo masuk! Aku sedang mengerjakan sesuatu," jelas Kaito lalu mempersilahkan Miku duduk. "Oh? Kau sedang membuat apa?" tanya Miku. "Oh ya...ini aku membuatkanmu cake," lanjut Miku.
Kaito tersenyum,"Terimakasih...Kue buatanmu membuatku bahagia Miku-chan..."ucap Kaito dan membuat Miku terdiam gugup."Yaah...aku sedang memperbaiki oven ku yang agak rusak dan karatan. Lumayan kan menghemat uang..." jelas Kaito. Miku memilin rambutnya pelan,"Kapan kapan...a- a..ayo ki..kita buat kue bersa..ma.."ucap Miku hampir tak kedengaran. "Tentu saja! Aku akan belajar banyak dari Miku-chan!" Kaito menjawab dengan semangat. "Hontou ni,Kaito-senpai? A..aku...tidak bermaksud memaksamu...a..anoo...maaf..kau tidak perlu memaksakan di-"
"Ha'i,ha'i...aku sangat senang bisa menghabiskan waktu dengan Miku-chan yang kawaii ini..." Kaito memotong perkataan Miku lalu mengusap rambut Miku.
"AaAhh..i..iya terimakasih.." Miku gelagapan. Cewek itu menggenggam rok nya erat. Kaito melanjutkan pekerjaannya.
"Kaito-senpai...sepertinya aku harus pulang. Rin ingin meminta bantuanku...ngomong ngomong,aku tidak melihat Meiko-senpai.."
Miku bersiap pergi setelah meninggalkan kue Red Velvet yang telah terbungkus rapi diatas meja tamu."Meiko..? Ahh...mungkin dia sedang keluyuran atau minum minum. Nee? Kau juga sudah mau pulang Miku-chan? Maaf aku tidak bisa menyuguhkan apapun," Kaito mengelap tangannya dengan kain basah.
"Biar kuantar."
Miku menolak,"Tak apa. Aku bisa pulang sendiri,"jawab Miku."Ini sudah malam. Bagaimana jika ada laki laki menggodamu di tengah jalan. Haha...itu tidak baik..ayolah,"Kaito mengambil jaketnya lalu memakainya. "Aah...maaf merepotkan.."
Kaito mengantar Miku dengan motor peninggalan orangtua nya. Yahh...masih lebih bagus dibanding sepeda Kiyoteru-sensei yang sudah menjadi korban oleh Meiko.