"Pagi yang cerah dengan secangkir kopi susu! Benar benar seperti di Manga..," Meiko duduk di kursi depan pintu sembari menikmati minuman nya. "Heheh..apalagi jika suasana nya tidak panas," tambahnya dengan cengiran khas seorang 'meiko sakine'.
Kemarin Meiko,maraton membaca 15 vol manga sekaligus. Entah kenapa,dia sangat terobsesi oleh kehidupan seorang remaja manga. Tenang.. dan tetap terlihat sempurna.
"..Jangan minum yang manis manis. Awas kau gendut.."
Tenang,damai...itulah yang seorang Meiko rasakan sebelum kata-kata iblis itu terucap. Bagaiman mungkin sesama saudara tidak boleh bertengkar? Tidak mungkin bagi kedua saudara ini.
"Diam kau iblis pengganggu. Kepalamu saja masih benjol mengerikan! Berhenti menganggu kedamaian ku," sambar Meiko dengan alis sedikit mengkerut. Kepala Kaito memang sempat terdapat benjolan cukup besar,setelah seminggu yang lalu Miku memukulnya dengan dua sepatu sekaligus. Cowok ber-syal itu hanya menaikkan bahu 'terserah'.
"Oh ya,Meiko...kemarin aku bertemu Rin dan Gumi didepan toko game. Mereka ingin menemui mu," jelas Kaito. Meiko berdeham,"Ehm...mau ngapain?"
"Mereka tidak memberitahuku. Sepertinya,menyangkut beberapa pertanyaan. Mungkin,kau harus bertemu di suatu tempat dengan mereka," ucap Kaito agak bingung.
"Hahh..merepotkan. Kenapa tidak kau saja yang menemui mereka? Lagian pertanyaan macam bodoh itu tidak akan mempengaruhi ku untuk beranjak dari posisi damai ini....huft.." Meiko menutup matanya pelan lalu tersenyum menghirup udara segar.
Kaito berdecak kesal,"Aku ini laki laki. Tak ada urusan jika pertanyaan itu untuk wanita....aku juga akan menanggung kebingungan. Sudahlah! Kau ini kan lagi kosong juga. Temui saja mereka,daripada duduk menikmati kebosanan yang tak ada gunanya itu,"celoteh Kaito. Dia tak sadar,ada tatapan tajam sedang menatapnya.
"Kau ini bodoh ya? Pertama,aku tidak suka anak kecil yang bawel seperti Rin dan Gumi. Mereka itu memang imut. Tapi jika sedang tertarik dengan satu hal, mereka akan jadi sangat menyebalkan! Kedua, hal yg kulakukan ini NORMAL seperti seorang remaja! Seharusnya kau juga mencontohku selagi masih muda!" Jelas Meiko sangat detail.
Kaito hanya mengerjap ngerjap bingung,"Memang aku semuda itu ya?"
Meiko menoleh ke arah Kaito yang sedang berpose seperti Rin. Sesaat kemudian Meiko mengalihkan pandangan nya.
"Tidak,tidak. Mungkin memang tidak berlaku pada laki laki. Aku salah. Tolong hentikan posemu dulu," Meiko bergidik ngeri dengan tatapan horror plus jijik.
"Tadi kan kau bilang ini normal? Lihat aku,sekarang aku seperti Miku-chan yang imut! Pyon~kyaa..aku merasa muda sekali..." Kini Kaito memasang pose Miku ketika malu.
Meiko mengintip pelan,"Ya tuhan..tolong selamatkan aku dari hawa mengerikan ini.."ucap Meiko mendadak kaku.
...
"Gyahaha! Sebab itu ya,kau kemari..?" tawa Lily dan sedikit terkikik. Meiko mampir ke rumah Luka yang lagi lagi menjadi tempat andalan curhatnya.
"Wah,wah...aku benar benar tidak habis pikir dengan bakaito itu. Dia mungkin tertular dgn kau.." Luka tersenyum dengan sindiran mendalam bagi Meiko. "Heh! Enak saja. Dia itu hanya kelihatan tua,tapi tetap bertingkah bodoh. Mungkin dia terlalu percaya pada omongan orang," pikir Meiko lalu bersandar di bahu kiri Lily.
"Nee~nee~pembicaraan ini membosankan. Ayo kita lakukan sesuatu!" ucap Lily. Luka nampak berfikir sebentar,"Ke toko baju saja,"ucapnya dengan senyum mengembang seketika. Meiko dan Lily mengangguk kompak,"Itu bagus! Ayo pergi."
...
"Kita berhenti disini kan?"
"Hm. Masa iya,kau lupa dimana letak mall-nya?"