"Ibarat orang sedang terjatuh, aku harus bangkit dulu dan memastikan kakiku cukup kuat untuk berjalan atau berlari, baru mengulurkan tangan untuk membantu."
Sore itu Kim Seokjin sedang mondar-mandir di kamarnya. Ia membuka lemari besar berwarna coklat yang terletak di samping pintu kamarnya, lalu memandangi semua baju yang ada di dalam lemarinya. Jam sudah menunjukkan pukul 17.30. Sudah setengah jam lebih dia berkutat dengan baju-bajunya.
Ia tidak mau terlihat buruk dihadapan Yumi. Ia tidak peduli bagaimana dunia melihatnya, ia hanya peduli pada apa yang Yumi pikirkan tentangnya.
Sebenarnya, hari ini ia akan menyatakan perasaan, setelah sekian lama ia ragu, akhirnya hari ini ia akan mengumpulkan keberanian.
Ia sudah tak mau berlama-lama menunggu, ia hanya ingin mencoba untuk memulai. Ia takut jika bukan dia yang memulai terlebih dahulu, ia akan menunggu untuk selamanya. Semakin lama menunggu ia takut jika apa yang di inginkannya akan menjadi milik orang lain.
Ia sudah berlatih selama berberapa hari agar tidak terlihat canggung. Sebenarnya, bukan kata-katanya yang membuatnya sulit, tapi keberaniannya untuk bilang jujur begitu tipis. Ia tak bisa menepis bayang-bayang bagaimana kalau ia ditolak atau tiba-tiba Yumi menjauhinya. Ia tidak bisa membayangkan jika akhirnya akan seperti itu.
Namun.. teringat tekad dan juga niatnya, Seokjin pun segera mengumpulkan segenap kemampuan dan semangatnya untuk mencoba.
• • • • •
Ia berdiri di depan cermin, menyesuaikan dirinya dengan pakaiannya.
Dia mulai mencoba memakai pakaian pilihanya yang pertama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.