[ BERTEMU PRIA ANEH ]
﹏﹏﹏
﹏﹏﹏
•
•
•
🏠🏠🏠
※※※
Kini Yumi terus berjalan. Gadis itu sengaja tidak menaiki taksi, bus ataupun kendaraan umum lainnya. Menurutnya perpustakaan tidak jauh dari tempatnya. Hanya dengan berjalan ia bisa menikmati waktunya di hari libur ini. Ia berjalan melewati jalan pintas, agar perjalanannya tidak terlalu jauh.
Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat ada tiga orang terlibat perkelahian. Yumi tidak tau harus berbuat apa. Helaan napasnya tersendat sembari melangkah. Akhirnya ia hanya bisa bersembunyi di balik tembok belakang rumah orang. Kepada siapa ia harus minta tolong, sedangkan di sepanjang jalan yang sepi itu ia tampak melangkah sendiri . Kemana orang-orang? Apa mereka tidak tau jika ada seseorang yang sedang berkelahi? Ah, ia hampir lupa jika yang di lewatinya adalah jalan pintas. Jalan sepi yang jarang dilewati orang. Karena jika melewati jalan ini kau hanya bisa berjalan. Karena jalan yang lumayan sempit.
.
.
Ia memperhatikan. Ia tak pernah mengenal mereka. Namun ada satu. Ada satu orang yang ia kenal namun ia tidak sebegitu dekat dengannya.
"Itu bukannya Suga sunbae?" Yumi bergumam sembari mengingat wajah orang yang ia kenal. "Benar itu dia !"
Tanpa berpikir panjang ia segera berlari menghampiri mereka. "Heii... hentikan !!!" Ia mencoba melerai mereka, namun mereka semakin kasar. Pria-pria itu masih memukul perut Suga tanpa ampun sama sekali.
"Minggirlah, jika kau tidak ingin terluka" Bentak salah satu dari pria itu, kepada Yumi.
Brukk ...
Suga tersungkur di tanah dengan darah yang mengalir disudut bibirnya. Belum habis Suga mengelap darah dari sudut bibirnya dia sudah dipaksa berdiri lagi oleh pria-pria itu dengan mencekik lehernya.
"Uhukk..." sambil terbatuk Suga mencoba melepaskan cengkraman tangan pria itu, atau paling tidak melonggarkannya sedikit supaya dia bisa bernapas. Tetapi cengkraman pria itu terlalu kuat. Wajahnya sangat terlihat diliputi oleh amarah yang sangat besar. Suga pun hanya bisa pasrah.
Yumi terbelalak. Yumi segera menghampirinya lalu mendorong pria itu agar melepaskan cengkramannya terhadap Suga. Akhirnya pria itu melepaskan cengkramannya, namun Suga terjatuh. Dan ia pun segera membantu Suga untuk bangun.
"Apa adil jika dua lawan 1? kau tau? Aku anak dari polisi di Seoul? Jika ayahku tau, mereka tidak akan membiarkan kalian bebas" Yumi berteriak di depan dua pria yang memukul Suga.
"Ada apa dengan gadis ini? Oke kali ini kau menang Suga, tapi kau harus ingat aku akan kembali lagi" ancam salah satu dari pria itu.
"Pergi kalian... jangan muncul lagi di hadapannya !!!" Sepertinya percuma saja Yumi berteriak. Pria-pria itu tidak akan mendengarkannya. Bagi mereka ocehan perempuan itu seperti suara anjing menggonggong.
Yumi dapat melihat ada darah disudut bibir Suga. Dia tak berbicara apa- apa. Dia hanya berjalan gontai sembari mengusap darah di sudut bibirnya dengan telapak tangannya.
"Kau berdarah!!" Yumi terkejut ketika mendapati wajah Suga penuh memar.
Ada darah di pipi kiri, hidung dan juga sudut bibirnya. Dia benar-benar terlihat kesakitan. Ia tidak tahu betul kenapa para pria itu memukul Suga. Namun dilihat dari penampilannya, pria-pria itu seperti seorang rentenir."Hei tunggu!! Kau berdarah !!" Yumi berusaha mengejar Suga. Dengan sekuat tenaga ia mencoba meraih lengannya. Dan... akhirnya ia mendapatkannya. Setelah itu ia mengamati luka di wajah Suga.
"Biarkan aku mengobati lukamu sebentar, jika dibiarkan seperti itu lukamu bisa terinfeksi" . Dengan cepat Yumi segera membuka tasnya, mencari plester yang selalu ia bawa kemana-mana. Ia mengacak-acak tasnya mencari plesternya, namun tidak ketemu.
"Ayolah plester, kau dimana?" gumamnya sembari Ia terus mencari, dan akhirnya ketemu. Namun... ketika ia menemukan plesternya. Suga sudah menghilang dari hadapannya. Dia sudah berjalan pergi, namun karena ia berjalan gontai, jadi langkahnya tidak terlalu jauh.
"Ya...!! Tunggu !!!" Yumi berteriak memanggil Suga. Namun yang di panggil malah acuh tak menoleh sekalipun sambil terus berjalan. Sepertinya dia sangat kesakitan, terlihat dari cara dia berjalan, terasa berat menyeret kakinya. Yumi berlari lagi menghampirinya. Menarik lengannya.
"Tunggu... kenapa malah pergi, aku cuma ingin membantumu" ucap Yumi terengah-engah karena habis berlari.
"Tidak perlu, aku tidak perlu bantuanmu" jawab Suga ketus.
"Tidak akan membutuhkan waktu lama, cuma sebentar saja". Pinta Yumi.
Tanpa bicara Yumi memegang pundak Suga lalu memaksanya untuk duduk. Sebenarnya kaki pria yang berada dihadapannya terlihat terasa sangat berat untuk melangkah. Dan pada akhirnya, Sugapun menuruti kemauan gadis itu.
•
•
•Suga duduk diam membiarkan Yumi membersihkan sisa-sisa darah di wajahnya dengan kapas.
Suga sedikit meringis menahan sakit. Mulutnya tertutup rapat, Yumi hanya menatap luka pria di hadapannya, sampai mata mereka berdua bertemu, tak ada yang mengalihkan pertemuan aneh itu. Jantung keduanya berdegup kencang, namun tak ada satupun yang menyadari bahwa mereka merasakan hal itu. Perasaan aneh yang membakar keduanya.
Setelah Yumi selesai memberikan plester ke wajah Suga. Segera Suga beranjak pergi meninggalkan Yumi yang sedang membuang sisa kapas yang ia gunakan tadi. Tanpa berucap, lantas Suga berjalan menjauh dari Yumi. Tidak ada ucapan terima kasih ataupun perkenalan.
"Dasar pria aneh..."
•
•
•
•
•To be continued.... 🌺
Maaf , chapter yang ini ku revisi :v
Aslinya chapter awal, tapi ku jadiin chapter 2, soalnya kepanjangan :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Fanfic"Ibarat orang sedang terjatuh, aku harus bangkit dulu dan memastikan kakiku cukup kuat untuk berjalan atau berlari, baru mengulurkan tangan untuk membantu."