Chapter 13

85 9 9
                                    

[ KENAPA KAU MENOLONGKU?]

﹏﹏﹏
﹏﹏﹏

🏥🏥🏥

"Aku dimana?" ucap Suga saat ia mulai tersadar. Iris matanya yang berwarna rubi menatap kosong ke seluruh penjuru ruangan.

"Kau di rumah sakit Suga-ssi. Dokter !! Dia sudah sadar" Yumi segera berlari keluar untuk memberitahukan bahwa Suga sudah tersadar.

Sekarang pikirannya tengah sibuk mengawang pada kejadian malam itu. Saat itu bukankah ia sedang berada di atas jembatan Sungai Han? tapi kenapa sekarang ia berada ditempat seperti ini?

"Kenapa aku berada disini?" gumamnya sembari melihat pemandangan di sekitarnya. Dilihatnya selang infus yang menusuk di sebelah tangan kanannya.

Sedangkan gadis yang sejak tadi ada bersamanya kini tengah berdiri di depan pintu sedang menunggu dokter datang ke ruangan itu.

Suga segera bangun dari tempat tidurnya. Menurutnya tempat ini tidak cocok untuknya. Nyaman, memang. Namun bukan tempat seperti ini yang ia inginkan.

Yumi yang melihatnya lantas bergegas menghampiri Suga. Lalu membantunya untuk kembali membaringkan tubuhnya.

"Jangan bergerak dulu, kakimu masih belum pulih" Ucapnya cemas.

"Sejak kapan aku berada disini" tanya Suga lemas.

"Um.. Kau sudah dua hari tidak sadarkan diri"
Jawab Yumi menjelaskan, sembari menatap lekat pria yang berada di depannya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan yang diketuk tiga kali membuyarkan pembicaraan mereka. Seorang perawat berpakaian putih masuk bersama seorang pria berjas dokter lengkap dengan stetoskop yang tersampir di lehernya. Sebuah kartu pengenal tersemat di saku jas putihnya. Disana tertera nama 'Kang Minhyuk'. Dia adalah dokter penanggung jawab Suga selama ia dirawat di rumah sakit ini.

Dokter Kang mendekat. Ia adalah dokter muda yang punya prestasi baik di rumah sakit ini.
"Selamat sore, Suga-ssi". Sapa sang dokter. "Syukurlah kau sudah siuman" imbuhnya.

Setelah itu dokter Kang membuka sedikit baju pasien yang berwarna Biru muda itu dan menempelkan stetoskop di dada Suga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu dokter Kang membuka sedikit baju pasien yang berwarna Biru muda itu dan menempelkan stetoskop di dada Suga. "Baiklah, tarik nafas dalam-dalam" ucapnya lebih pada perintah. Suga melakukan apa yang dititahkan sang dokter, sementara dokter muda itu memindah mindahkan stetoskopnya.

"Baik sudah cukup, bisa ku periksa kakimu?" Suga menggangguk, tanpa aba-aba Yumi pun ikut membantu sang dokter untuk meminggirkan selimut yang membungkus tubuh Suga.

Sang Dokter memegang kaki kiri suga yang saat ini terbalut perban, Suga sedikit meringis. Sesekali dokter muda itu menekan beberapa titik di kakinya.

"Lukamu masih lebam, untuk sementara jangan terlalu banyak menggerakkan kakimu"

"Kapan aku bisa keluar dari sini?" Tanya Suga penasaran.

"Mungkin dua atau tiga hari lagi" jawab Dokter Kang dengan nada santainya.

Perawat yang merupakan asisten dokter Kang menyerahkan catatan yang dialasi oleh papan dada dari kayu, lalu mencatat beberapa hal penting.

Dokter Kang melirik singkat perawatnya yang sudah selesai berkutat dengan infus Suga. "Baiklah, kami akan pergi. Tekan tombol merah jikalau kau membutuhkan sesuatu" ucapnya ramah.

Setelah itu Dokter Kang juga perawatnya segera pergi dari ruangan tersebut. Sekarang tinggallah Suga juga Yumi yang berada disana, berdua. Rasa canggung tampak menyelimuti perasaan mereka berdua.

Sampai saat....

"Kau boleh pergi darisini" ucap Suga datar.

"Baiklah, aku akan pergi" Yumi sedikit gelagapan tak tau apa yang harus ia katakan selanjutnya. "Ohiya, jika kau perlu sesuatu kau bisa menghubungiku"

Terlihat Yumi mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Mengambil sebuah note kecil juga pena, lantas menuliskan nomor ponselnya. Lalu meletakkannya di atas meja yang berada di sebelahnya.

"Tidak perlu, kau buang saja kertas itu" ucap Suga lagi dengan nada ketusnya.

"Baiklah jika kau tidak mau menghubungiku, besok aku akan kesini lagi untuk melihat kondisimu"

"Ku bilang tidak perlu" tegas Suga sedikit menaikkan nada suaranya. "Jangan pernah muncul lagi dihadapanku" imbuhnya masih dengan nada kesal.

Yumi diam dan menatap Suga dalam, lalu menghela nafas panjang. Berusaha untuk tetap tenang menghadapi pria dingin yang ada dihadapannya.

"Aku akan tetap datang besok" jawabnya santai, lantas berjalan ke arah pintu, namun belum sampai pintu langkahnya terhenti saat pria itu mulai berbicara lagi.

"Kenapa kau membantuku?"

Yumi berbalik berjalan mendekati Suga lagi.
"Karena aku tau, berjuang sendirian itu sakit"

Suga menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia diam tak berucap.



Jika kau terus seperti ini, aku bisa saja menyukaimu.





To be Continued..... 🍀🍀🍀

Thanks buat yang udah mau nengok ffku yang rada gaje ini :v

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang