ini chapter terpanjang di buku ini. selamat membaca.
Yongguk mengecek jam tangannya lagi, sudah kedua kalinya dalam tujuh menit terakhir ini. Anak-anak lainnya sadar dengan ekspresi khawatir Yongguk. Dia juga selalu melirik ke arah pintu masuk seperti sedang menunggu seseorang. Semuanya tahu siapa yang dia tunggu, tentu saja. Yongguk hanya bisa menunggu dan sabar untuk satu orang saja.
"Yong, telpon aja" ucap Youngmin, dengan nada sedikit khawatir juga.
Anak-anak yang lain sering melihat pacarnya Yongguk saat sore hari. Kalau Yongguk yang tidak ada di rumah, mereka tahu kalau dia pergi ke rumahmu. Dan sore ini sudah dipastikan kalau kamu yang akan datang ke markas JBJ. Tapi kamu masih belum sampai, bahkan setelah 2 jam sejak kelas terakhirmu. Yongguk, yang lebih khawatir padamu, tidak bisa mempertahankan ekspresi datarnya, dan mulai panik. Yongguk mengambil hp nya dan menelponmu dengan gugup. Anak-anak lainnya memperhatikan dengan serius saat Yongguk menempelkan hp nya di telinga.
Bunyi deringnya terus berbunyi hingga Yongguk berpikir teleponnya tidak akan tersambung, lalu telponnya terangkat. Biasanya, kamu yang akan bicara duluan setiap kalian berdua mengobrol di telepon. Kali ini, kamu tidak berkata apapun.
"Halo?" gumam Yongguk, alisnya mengerut.
Tidak ada kata-kata apapun dari seberang. Jantung Yongguk mulai berdetak kencang sampai terasa sakit di dadanya. Dia tahu, sesuatu pasti sedang terjadi. Dan dia takut. Bukan soal situasinya, tapi fakta kalau bisa saja kamu sedang dalam masalah. Melihat Yongguk yang tidak berbicara lagi, Hyunbin, yang duduk di sampingnya, mengambil hp nya dan mengaktifkan loudspeaker.
"Hei, bawain makanan dong pas ke sini" ucap Hyunbin, mencoba mengetes jawabanmu.
Saat tidak ada jawaban dari seberang dan hanya suara gemeresekan, Taehyun mengangguk pada Youngmin dan Donghyun. Dengan cekatan, mereka mengambil laptop dan peralatan untuk melacak dan menyambungkannya ke hp Yongguk. Saat Donghyun menghubungkan kabelnya ke laptop, suara hentakan yang keras terdengar dari seberang telponnya. Lalu terdengar suaramu yang menangis dan Yongguk langsung mendekati hpnya.
"Baby?" Yongguk memanggilmu dengan nada khawatir dan takut. Anak-anak lain bisa mendengar nada ketakutan dari Yongguk. "Jawab aku!"
"Yongguk---"
Suaramu terpotong oleh teriakan yang teredam lalu terdengar seduan. Yongguk mengepalkan tangannya. Semuanya jadi tambah panik.
"Dasar cewek jalang berisik!" ada suara laki-laki yang muncul di telepon.
Lalu terdengar suara tamparan, yang dilanjutkan suara perempuan yang menangis. Yongguk membuka mulutnya, baru akan memaki-maki orang yang berani menyentuh pacarnya, tapi Taedong memegang lengannya dan menggelengkan kepalanya.
"Lo siapa?" Hyunbin bertanya dengan tegang.
"Nggak penting. Gue tau kalian siapa dan itu cukup" lalu laki-laki itu tertawa jahat. "Pacarku semacam punya dendam dengan gang kalian. Aku khawatir karenanya. Jadi, aku membantunya untuk membalas dendam"
"Cewe yang lo jadiin sandera itu bukan member JBJ!" teriak Yongguk. Jantungkan sakit dan dia marah, "kenapa lo bawa dia?"
"Ah, dasar budak cinta" laki-laki itu bicara dengan nada terhibur, "JBJ itu gang yang paling di hormati dan ditakuti di Jakarta, dan itu karena tidak ada kelemahan di tim kalian. Tapi, seorang cewe... Itu bisa merusak semua!" lalu dia tertawa seperti ini adalah sebuah candaan. "Kami menemukan kelemahan JBJ dan menggunakan dia sebagai keuntungan untuk kami. Dan disamping itu, pacarku juga punya sedikit urusan dengannya, jadi..."
YOU ARE READING
Winter Jasmine ✔
FanfictionAnd if you feel you're sinking, I will jump right over Into cold, cold water for you And although time may take us into different places I will still be patient with you And I hope you know