The Past (3)

13 1 10
                                    

Kalian berhasil. Kalian sudah setengah tahun berpacaran. Lalu, kamu sadar setelah waktu perlahan berlalu, teman-temanmu mulai mengabaikanmu dan bertindak dingin padamu. Mereka tidak mau berbicara denganmu dan tidak juga mencarimu saat makan siang. Saat kamu bergabung dengan mereka untuk makan siang, mereka selalu bertindak seolah-olah kamu tidak ada. Kamu berpikir mungkin kamu sudah melakukan suatu hal yang mungkin menyebabkan mereka memperlakukanmu seperti ini. Tapi kamu tidak menemukan penyebabnya. Sampai suatu hari saat kamu mengikuti mereka dari belakang diam-diam dan menguping pembicaraan mereka. Mereka sedang membicarakanmu.

"Gue ga percaya dia masih pacaran sama anak gengster itu. Dia kan bisa dapet yang lebih baik."

"Gue denger dia itu pacar terlamanya"

"Yah, palingan bentar lagi juga putus. Nanti pas dia dateng ke kita pas nangis-nangis, kita bilang aja 'apa kita bilang juga'"

"Dia bego banget..."

"Yongguk itu terlahir buat ngelukain dia. Entah itu fisik atau batin. Dia itu gengster! Berandalan! Mana tukang gonta-ganti pacar!"

Kamu tidak bisa menahannya lagi, kamu berhenti menguping dan lewat di depan mereka semua dengan kemarahan dalam dirimu. Mereka berhenti bicara saat melihatmu. Kamu ingin membiarkan mereka tahu akhirnya kamu mengerti kenapa kamu selalu diabaikan oleh mereka dan sekarang kamu tidak peduli lagi. Kamu tidak membutuhkan teman yang tidak percaya padamu atau tidak mendukung keputusanmu. Disamping itu, mereka semua tukang gosip dan kamu tidak menyukainya. Tapi tetap saja, kamu menangis sendirian di kantin dengan makananmu yang belum tersentuh di depanmu.

 Yongguk dan teman-temannya sekarang pindah kumpul di kantin karena cuacanya sedang dingin. Yongguk menatap pacarnya dengan wajah cemberut, jelas karena khawatir melihatmu yang mengeluarkan air mata. Yang Yongguk butuhkan adalah sebuah dorongan, Hyunbin menyikutnya, lalu dia langsung berjalan ke arahmu. Semua orang di kantin melihatnya yang menghampirimu. Yongguk duduk di kursi di sampingmu. Kamu melihat ke Yongguk, dan memastikan kalau itu memang Yongguk. Lalu tangisanmu semakin parah. Yongguk tidak tahu harus berbuat apa. Yongguk panik karena dia belum pernah menghadapi seorang perempuan yang menangis. Tapi dia sangat ingin membuatmu berhenti menangis. Lalu dia melirik ke arah teman-temannya untuk meminta bantuan.

Sanggyun memeluk Hyunbin dan dari tindakannya, dia berkata, "Peluk dia, bego!"

Dengan canggung, Yongguk menggapai bahumu dari belakang dengan tangannya yang panjang. Lalu membawa kepalamu lebih dekat padanya. Sekarang kamu tahu kamu boleh memeluk Yongguk, kamu melingkarkan tanganmu di leher Yongguk dan menangis di bahunya. Yongguk menelan ludah. Dia tidak pernah jadi orang yang perhatian. Dia tidak tahu bagaimana cara memeluk seseorang tanpa membuat orang tersebut merasa canggung. Tapi kali ini rasanya berbeda. Ini terasa alami untuknya saat dia menaruh kepalamu di bahunya dan mengelus punggungmu lembut. Lalu kamu menangis lebih kencang.

"Shhh...." Yongguk menenangkanmu dengan lembut, "Baby, shh... jangan nangis," gumamnya di telingamu. Yongguk tetap menenangkanmu dan tidak melepaskanmu.

Kelompok teman-temanmu datang ke mejamu, ingin meminta maaf, tapi mereka jadi hanya melihat Yongguk yang memelukmu yang sedang menangis. Mereka melihat seorang gangster yang memeluk teman mereka seperti dia adalah sebuah batu berharga, menenangkan dia seperti apa yang harus dilakukan seorang pacar. Mereka menelan ludah, terutama saat melihat mata Yongguk yang seram.

"Temen-temen lo dateng nih," gumam Yongguk padamu.

"Mereka bukan teman-temanku lagi," kamu jawab dengan bergumam juga, memeluk Yongguk lebih erat. Setidaknya kamu sudah tidak menangis lagi.

"Dia bilang kalian bukan temannya lagi," Yongguk menyampaikan ucapanmu pada mantan teman-temanmu, nadanya berat dan tanpa ekspresi.

"Ka-kami cuma mau minta maaf--"

"Nggak," kamu menggelengkan kepalamu dan menggosok-gosokkan hidungmu di kerah Yongguk. "Mereka jahat sama kamu, Yongguk," bisikmu dengan nada lemah di telinga Yongguk. "They talked bad about you."

Yongguk merengut. Dia tahu kalau orang-orang memang selalu ngomongin yang jelek-jelek soal dia dan gang nya. Sudah jelas karena memang mereka anggota gangster. Dan dia pikir hal ini tidak sepatutnya sampai ditangisi. Tapi Yongguk sadar kalau pacarnya adalah orang yang sangat sensitif kalau sudah menyangkut dia dan apa yang orang lain katakan soal dia. Dan Yongguk pikir ini adalah sisi baikmu. Yongguk merasakan hal aneh di perutnya dan dia bingung ini apa. Rasanya tidak nyaman tapi dia tidak membencinya juga. Ini membuatnya merasa.... vulnerable.

Yongguk berhasil menggendongmu. Kelompok perempuan yang tadi menghampirimu membuat jalan untukmu dan Yongguk. Yongguk tidak bertanya apa-apa padamu, sampai akhirnya setelah kalian tinggal berdua saja, kamu menceritakan semuanya pada Yongguk. Dan Yongguk merasa kesal karena kamu tidak pantas dikatakan seperti itu oleh teman-temanmu. Dan setelah itu Yongguk membawamu ke tempat teman-temannya. Wajahmu masih memerah karena menangis. Taedong memberikanmu sapu tangannya dan kamu berterima kasih dan mengelap air matamu. Yongguk menghela nafas dan memiringkan kepalanya agar pipinya bisa digesek-gesekkan dengan kepalamu berulang kali. Dan ahirnya kamu merasa lebih baik.

Dan sejak saat itulah, kamu punya kursi sendiri di meja makan Yongguk dan menjadi lebih dekat dengan teman-temannya. Dan hari itu juga menjadi hari di mana Yongguk menemukan alasan untuk tidak terlalu membenci sekolah.

**************************************

Author's note:

Masih ada 1 chapter lagi The Past nya. Jangan bosen dulu.

yeay?

Winter Jasmine ✔Where stories live. Discover now