"Taehyun akan segera--"
Kamu menghela nafas, "Gapapa, Yongguk. Aku udah bilang--"
"Aku tau apa yang kamu bilang," Yongguk memotongmu, nadanya keras, "Tapi ini udah gelap dan aku gamau kamu pulang sendirian--"
"Aku gamau ngerepotin Taehyun," kamu mencoba memberitahu Yongguk. Kamu sudah mulai jalan ke rumah dari kampus.
Sejak kejadian penculikanmu, Yongguk jadi sangat overprotective. Kamu menganggap ini cute dan enak karena Yongguk yang mengkhawatirkanmu. Tapi kamu juga berpikir ini tidak penting sampai Yongguk menyuruh temannya untuk mengantarmu pulang karena dia tidak bisa menjemputmu sendiri. Kamu menganggap Yongguk sudah berlebihan dan hanya ingin Yongguk berhenti mengkhawatirkanmu secara berlebihan juga.
"Tapi dia udah di jalan--"
"Yongguk," kamu merengek, terdengar frustasi dan kesal.
Kamu tidak pernah berteriak pada Yongguk. Kamu tidak pernah marah atau kesal pada Yongguk. Tapi terkadang kalau kamu sudah di ujung batas, Yongguk sadar kalau kamu mulai kesal. Dan Yongguk menganggap ini cute.
"Aku nggak mau ngerepotin dia," kamu merengek lagi. "Suruh dia pulang aja"
"Nggak," gumam Yongguk.
Kamu mengerang keras, "Aku bukan anak kecil, Yongguk."
"Iya, memang bukan," Yongguk setuju, "Tapi kamu pacarku. Aku gamau sesuatu terjadi padamu lagi"
"Aku bawa pistol," gumammu, nadamu melembut saat mendengar penjelasan Yongguk. "Aku bisa sendiri. Suruh Taehyun pulang aja, please."
"Kamu tahu, aku nggak akan--"
"Kalau gitu aku gamau jadi pacarmu lagi!" akhirnya kamu berteriak karena kesal.
Karena kesal, kamu mematikan teleponmu dengan Yongguk untuk pertama kalinya. Kamu tidak pernah teriak pada pacarmu sebelumnya, sekarang kamu melakukannya dan kemudian merasa bersalah karenanya. Tapi kamu sedang stress karena mau UAS dan sedang haid hari kedua. Setiap hal kecil membuatmu kesal. Kamu sudah berumur 23 tahun tapi pacarmu tidak memperlakukanmu seperti umur 23 tahun.
Jantung Yongguk berdetak kencang di dadanya saat dia mendengar kamu yang mengatakan kalimat tadi dan langsung menutup teleponnya. Selama 2 tahun kalian berpacaran, kalian tidak pernah bertengkar. Kamu selalu pengertian dan selama satu setengah tahun Yongguk tidak pernah menyuarakan perasaannya. Tapi sekarang saat dia belajar untuk menjadi seorang pacar sesungguhnya, dia akhirnya mengalami pertengkaran dengan pacarnya. Ini nggak enak. Jantungnya sakit. Karena apa yang akan terjadi kalau kamu tidak mau jadi pacarnya lagi? Apa yang akan terjadi pada Yongguk?
Kamu terkejut saat mendengar suara klakson. Kamu melihat ke jalan dan melihat sebuah van hitam yang dikendarai perlahan. Dari mobil yang kaca filmnya gelap itu kamu bisa melihat Taehyun di dalam yang sedang tersenyum padamu. Kamu mengerang lebih keras. Kamu tahu kamu tidak bisa apa-apa lagi sekarang, akhirnya kamu naik ke mobil itu dan membiarkan Taehyun mengantarmu pulang. Kamu tidak seperti biasanya yang hanya diam selama perjalanan, dan ini membuat Taehyun khawatir. Kamu biasanya suka mengobrol. Taehyun mengantarmu sampai depan pintu apartemenmu dan setelah kamu menggumamkan ucapan terima kasih kamu masuk ke dalam apartemenmu, lalu Taehyun menelepon Yongguk.
"Dia kayak yang lagi bad mood," Taehyun memberitahu Yongguk.
Yongguk menghela nafas, "Gue tahu," gumamnya. "Dia lagi marah ke gue."
"Dia?! Marah?!" Yongguk mengerang. Haruskah Taehyun bereaksi seperti ini? "Kok bisa?!"
"Gatau," gumam Yongguk. "Dia cuma gasuka pas gue minta lo nganterin dia pulang. Dia bilang dia gamau ngerepotin temen gue."
YOU ARE READING
Winter Jasmine ✔
FanfictionAnd if you feel you're sinking, I will jump right over Into cold, cold water for you And although time may take us into different places I will still be patient with you And I hope you know