1. Panti Pijat Plus-Plus

60.2K 3.1K 594
                                    

"Ma, kaki adek keseleo!" Seru Jungkook saat pertama kali memasuki pintu rumahnya.

Sang mamah datang dari arah dapur sambil berdecak. "Baru pulang itu salam. Bukan teriak-teriak kaya tarzan."

"Aish! Iya, Samlekum!"

"Waalaikumsalam. Nah tadi kenapa teriak-teriak gitu?"

"Nih." Ujar Jungkook, menunjuk ke arah kaki kanannya. "Keseleo tadi pas main lompat tali."

Mama Junggkook berjongkok untuk sekedar mengecek keadaan kaki anaknya. Disentuhnya sangat perlahan pergelangan kaki anaknya itu.

"ADOOOH! Mama gimana sih?! Tadi nyentuh pergelangan kaki aja pelan! Kok kmakin ke atas makin kasar sih?! Yang sakit itu lutut bukan pergelangan kaki adek!!!!!"

"Ya maaf lah." Kata mamanya santai sembari memegang paha Jungkook untuk pegangannya berdiri.

"A-Aaa!!!"

"Cengeng banget. Kamu itu perempuan atau laki sih?!"

Jungkook mengacuhkan pertanyaan mamanya. "Pokoknya Kuki gamau tau! Hari ini juga mama harus nganterin Kuki ke panti pijet!"








.
.
.










Mama Seokjin --mamanya Kuki-- sibuk mendial nomor suaminya yang sedari tadi tidak di angkat. Wanita—-em maksudnya lelaki manis itu terlihat mondar mandir mengelilingi dapurnya dan sesekali berdecak.

"Hh-halo?" Begitu panggilan diangkat, sebuah suara serak-serak cempreng mengalun dari speaker telepon.

"Aku tak mau berlama-lama meneleponmu." Ucap Seokjin ketus. "Kau tau alamat pijat tidak?"

"B-buat apa-ohh?"

"Brengsek! Cepat jawab! Aku tak mau mendengar geraman menjijikkanmu itu!"

"Apa untungnya untukku?"

Seokjin terdiam sejenak. Dia harus bepikir cerdik dengan ini. Seokjin tau, Namjoon tidak bodoh—-tidak mudah di perdaya, lebih tepatnya.

"Ini demi anakmu, kalau mau tau."

"Jadi aku harus meminta keuntungan pada anakku, begitu?"

"Bajingan!" Lelaki manis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Beritahu aku tempatnya dan kau bisa meminta apapun padaku."

"Padamu? Kau serius?" Namjoon terkekeh di sebrang sana.

Kekehan yang selalu membuat Seokjin merona. Tapi tidak lagi. Tidak untuk sekarang. Tidak saat Namjoon sudah menduakannya dengan jalang diluaran sana.

"Ehm--ya. Aku serius."

"Kalau aku minta tubuhmu, bagaimana?"

"Penjahat kelamin kau Namjoon!! Tidak cukupkah jalang di luar sana?"

"Aku--Oh shit,baby! Lubangmu sangat--"

"Anjing kau Namjoon! Ke neraka saja sana!" Seokjin menutup teleponnya. Lalu membanting benda itu sampai gagangnya pecah--menggenaskan.

Tidak lama kemudian terdengar nada dering pesan masuk di handphonenya. Seokjin mendengus saat mengatahui bahwa pesan itu berasal dari suaminya.

BAJINGAN(danger)

PPP (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang