"Ada apa, Hos?"
Hoseok terkejut. Matanya melebar sempurna ketika menyadari seseorang yang berada di dekatnya adalah Min Yongi; orang yang paling ingin dia hindari--kalau perlu enyahkan--sekarang.
"E-eh Y-y-y-yongi--"
"Kenapa kau menyebut namaku dalam telefonmu tadi, hm?" Yongi mengangkat sebelah alisnya, mulutnya membuat gestur seperti mencibir.
"O-oh i-itu--"
"Taehyung absen lagi, huh?"
"I-iya."
Hoseok menyalahkan mulutnya. Mengapa di saat genting begini mulutnya malah mengeluarkan suara Azis Gagap?
"Alasan?"
"H-hah?"
"Dia sudah--" Yongi melihat daftar absen. "dua kali tidak melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Kira-kira.. kau tau alasannya kenapa?" Matanya menatap selidik pada Hoseok yang mulai gemetaran.
Berada di sekitar Yongi memang membuat siapa saja merasa gemetar, tak terkecuali Hoseok; seseorang yang kejatuhan sial karena di tatap oleh Yongi sebegini dekatnya.
Jujur, pria kuda itu ingin pipis di celana.
Dia juga tidak bisa membayangkan jika dirinya menjadi Jimin; yang notabene adalah pacar pemuda galak itu. Yang setiap harinya harus menghadapi kegalakannya.
"A-aku tak t-tau. Serius!" Hoseok mengangkat jari telunjuk dan tengahnya; membentuk peace yang bertujuan untuk meyakinkan pemuda Min.
"Aku tak merasa begitu." Yongi menopang dagu menggunakan tangan kanannya. "Kau tinggal serumah tapi tidak tau roomate mu itu sedang apa dan dimana? Itu mustahil."
"SUMPAH!" Hoseok menangkupkan kedua tangannya di atas kepala. "Aku bersumpah demi wajah tampanku yang akan menjadi buruk rupa jika berbohong!" Serunya lantang. "Aku sungguh tak tau sekarang Taehyung berada dimana dan sedang melakukan apa!"
Pemuda Jung itu benar-benar jujur. Dia memang tak tau keadaan Taehyung. Yang dia tau, saat ini Taehyung sedang bersama Jungkook. Itu saja. Permasalahan dimana, dan sedang berbuat apa itu di luar kuasanya. Di luar pengetahuannya.
Jadi, dia tidak sepenuhnya berbohong pada Yongi, bukan?
Yongi melihatnya dari atas ke bawah. Meneliti apakah pria Jung itu jujur atau berbohong. Dan hasilnya--
"Oke, aku percaya." Kata Yongi cuek. Tangan kanannya dimasukkan ke dalam saku celananya. "Sekarang absenkan anak didikmu sana." Dia melempar buku absen seenaknya; yang untungnya segera di tangkap oleh Hoseok sebelum lembaran itu menyentuh tanah.
Pria Jung mencibir dalam hati. 'Bukannya anak didik kau juga?! Dasar cebol, sok bertingkah seperti bos. Aku tusuk, desah kau!'
Namun sebenarnya, pria itu diam-diam tersenyum. Bukannya dengan buku absen berada di tangannya, sekarang dia bisa mengabsenkan Jeon Jungkook diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun.
.
.
.Taehyung bingung. Dia tidak fokus saat Jungkook mengucapkan alasan terakhirnya.
'Papanya apa tadi?' Tanyanya dalam hati.
Bukannya tidak mendengarkan. Bukan. Taehyung tadi tiba-tiba saja melamun dan baru sadar ketika Jungkook mengucapkan dua kata terakhir.
Kira-kira seperti ini;
"S-saat d-di m-mobil t-tadi, p-papa **********ku."
Ingin bertanya sekali lagi, tapi Taehyung takut. Bukan takut Jungkook marah karena di minta mengulang kembali kata-katanya. Tidak. Setahunya, Jungkook itu bukan tipe orang yang gampang marah saat diminta mengulang ucapannya.
Taehyung hanya takut pacar pertamanya sekaligus pacar paling disayangnya itu menangis lagi. Cukup. Dia tak tega jika manisnya terus-menerus menangis dan mengakibatkan matanya bengkak juga kepalanya menjadi pusing esoknya.
"Sudah, sayang." Katanya menenangkan. Tangannya sibuk mengelus surai pemuda manis yang berada di bawah kungkungan tubuhnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
Jungkook sesenggukan, "M-mas t-tidak m-marah?"
'Marah? Kenapa harus marah?'
"Tidak." Jawab Taehyung di tengah kebingungan yang melanda. "Aku tidak marah. Yang terpenting, hentikan tangisanmu ini, Jung. Aku akan marah jika kau terus menangis. Jujur, kau lebih cantik saat tersenyum."
Si manis merengut malu. Dia memukul Taehyung pelan. "A-aku tampan tau!" Sungutnya dengan mata melotot--yang sangat imut menggemaskan di mata Taehyung.
"Iya." Taehyung mengangguk maklum. "Kau tampan dalam arti tampang menggemaskan."
"Hih!" Ranum menggodanya mengerucut--mengundang pria tampan di depannya itu untuk mencuri satu ciuman disertai lumatan dalam yang memabukkan.
"Nggh--" Jungkook mendesah pelan saat lutut Taehyung yang berada di antara kedua pahanya bergerak ke atas dan menyenggol dan menekan ujung selatannya.
Pria bersurai abu itu gencar menyentuh Jungkook dengan gaya yang lembut, pelan, tapi menggoda dan membuat pemuda manis itu sukar menolak semua sentuhannya.
Dia membiarkan begitu saja saat tangan Taehyung masuk ke dalam kausnya; jari-jari pria itu dengan lihai memijit dadanya sensual. Sesekali meremasnya kuat dan terkadang mencubit dan memutar-mutar jarinya pada nipple merah kecokelatannya yang menegang dan keras; seperti kerikil.
"T-tae-hh--"
Bibir Taehyung beralih mencumbu leher hingga tulang selangka Jungkook yang terlihat sangat menggiurkan. Dia menjilat dan melumat bagian itu berulang-ulang. Memberikan warna pendar merah yang akan berubah menjadi biru menyerupai ungu keesokan harinya.
Dia menjeda kegiatannya, kepalanya di dongakkan. Netranya menatap wajah kekasih manisnya yang memerah serta mata bulatnya yang me-nyayu dengan nafas yang terengah-engah.
Bagi Taehyung, Jungkook adalah definisi kesempurnaan yang sebenarnya.
Bibir pink manisnya, dada berisi dengan nipple tegangnya, juga lubang analnya yang berkedut-kedut dan ketika dimasuki akan terasa ketat--
Rasanya Taehyung sangat ingin segera menyetubuhinya dengan satu hentakan kuat yang langsung tembus mengenai titik nikmatnya. Membuat pria manis itu dengan reflek mengetatkan lubangnya--membuat penisnya teremat di dalam sana.
Ah. Dia sudah tak kuat ingin crot di sana.
Jungkook menggerang tertahan saat dengan tiba-tiba Taehyung menarik kausnya ke atas dan kemudian menyentak celana serta dalamannya hingga terlepas dari kakinya. "Aku tidak tahan lagi, Jung." Taehyung berucap rendah. Suara baritone nya memenuhi pikiran Jungkook. Membuainya dari dalam.
"Ughh—-"
Satu jari masuk. Memutar dan menusuk-nusuk di dalam sana. Membiarkan sedikit rasa sakit dan nikmat bercampur menjadi satu rasa yang memusingkan.
"Enak, eh?"
Jungkook mengangguk lalu merengek. Suara merdunya ditambah nada tinggi yang mendengung dengan bebas--membuatnya terdengar sangat merdu. "L-lagi a-ahh--"
Dadanya membusung saat Taehyung menambahkan dua jari. Total ada tiga jari yang melecehkan lubangnya--mempersiapkannya agar tidak terlalu sakit saat kejantanan Taehyung memasukinya.
"M-ma--anghh!"
Dan benar saja. Pria tampan itu secara tiba-tiba menurunkan celananya sendiri dan memosisikan kejantanannya di depan lubang si manis yang masih terisi dengan jarinya. Dengan cepat dia mengeluarkan ketiga jarinya bersamaan, kemudian mengelus dan menghentak bagian luar lubang itu menggunakan ujung penisnya. Tidak masuk, hanya menyentak di luar saja.
Sedikit menggoda tidak masalah, kan?
"T-tae--" Mata Jungkook terpejam. Tidak tahan dengan sensasi godaan Taehyung yang terlalu dahsyat. "Nngh—-aahh!"
.
.
.Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
PPP (KTH + JJK)✔
Nouvelles"Selamat datang di PPP. Ada yang bisa saya bantu?" "Kau harus ingat semua perlakuanku padamu ini adalah plus-plus yang kau pesan tadi. Mengerti?" Start : 20-10-17 End : 30-12-17 tae!top kook!bot #04invkook 03/08/2018 #01intaekook 06/07/2018 #07ins...