11. Video Seks

27K 1.8K 87
                                    

Taehyung menghentikan mobilnya ketika melihat Jungkook keluar dari mobil yang terhenti di samping pintu gerbang. Tampang pemuda manis itu berantakan; dengan rambut acak-acakan, mata sembap, wajah pucat dan bibirnya yang bengkak.

Tatapannya kosong setelah keluar dari sana. Tatapan itu berbeda dengan tatapan Jungkooknya yang kemarin-kemarin. Matanya seolah menyaratkan kekecewaan dan keputus asaan; dan ya, air mata kembali mengalir dari netra bulatnya saat mobil yang di tumpangi pemuda kelinci tadi beranjak dan meninggalkan tempat itu.

Dia membuka pintu mobilnya, berniat menghampiri si manis yang tengah berjalan sambil menunduk. Kakinya sontak berlari saat kepala Jungkook akan terantuk tiang.

"Jung!" Tangannya meraih tangan Jungkook, menyentaknya hingga si manis berada dipelukan.

"J-jangan peluk aku! Hiks.." Jungkook memberontak dalam pelukannya. Pemuda Kim mau tidak mau harus lebih mengeratkan pelkannya serta membisikkan kata-kata penenang sehingga berangsur-angsur Jungkook berhenti memberontak dan memeluknya balik.

"Ada apa, hm? Sampai kepalamu akan terantuk tiang kau pun tak sadar. Kau sakit?"

Jeon kecil mendongak; menatap Taehyung dengan mata bulat sayu-nya yang terlihat sembab. "A-aku ingin bolos." Dia meremat ujung baju Taehyung. "A-aku ingin k-kau membawaku pergi."

"Pergi? Tidak mau ospek?"

Jungkook menggeleng cepat, bibirnya mengerucut lucu. Membuat pria tampan yang tengah memeluknya itu gemas setengah mati. Ingin mencium bibir itu, sebenarnya, tapi cctv mengawasinya. Maklum, universitas ini memang terlalu ketat pengawasannya. Dari pintu gerbang saja sudah terpasang dua cctv pengintai.

Padahal setau Taehyung, kampus ini tidak pernah terjadi peristiwa aneh atau tindak kejahatan.

"Katanya kemarin ingin merasakan ospek seperti anak lain?"

"T-tidak jadi--hiks.."

Taehyung gelagapan saat mengetahui Jeon manisnya menangis lagi. "Y-ya.. Jangan menangis. Kau tak malu tangisanmu itu terekam cctv?"

"H-habisnya--hiks--m-mas--hiks.."

Pria itu segera menarik Jungkook, mengajaknya keluar dari gerbang dan membimbingnya memasuki mobil sport hitam miliknya yang terparkir sembarangan di jalan seberang. Lalu melajukan kendaraan beroda empat itu untuk menyingkir dari sana.

Taehyung tidak tahu pasti apa penyebab pacarnya ini menangis. Tapi apapun itu, dia akan mengenyahkan rasa sedih itu dan membuat Jeon manisnya kembali ceria; seperti kemarin-kemarin.





.
.
.





"Jadi, bisa cerita?"

"Hum?" Jungkook menggumam karena mulutnya penuh; sibuk mengunyah cokelat pemberian Taehyung.

Pemuda Kim merampas toples yang isinya penuh dengan cokelat; menyembunyikan makanan manis itu di antara punggungnya dan sofa.

Ya, setelah memikirkan konsekuensi ini dan itu, akhirnya Taehyung memutuskan untuk membawa Jungkook ke rumahnya--dan Hoseok. Tidak lupa sebelumnya tela memberitahu sahabat kudanya itu, lagi, untuk mengabsenkan dirinya dan juga Jungkook.

"Kau kira aku babumu?!" Kata Hoseok saat Taehyung mengutarakan keinginannya lewat telepon.

"Sekali ini saja. Kau tidak merasa kasihan dengan Kuki manisku?" Taehyung menoleh ke arah Jungkook yang terlihat menonton acara tv--yang entah apa acaranya--dengan serius.

"Memang dia siapaku? Pacar saja bukan!" gerutunya.

"Dia memang bukan pacarmu, tapi dia calon anak tirimu--Yak! Jangan berteriak, bodoh!" Pria tampan itu menjauhkan handphone dari telinganya.

PPP (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang