Jungkook gemetar. Sebelumnya tentu dia pernah merasakan hal seperti ini. Ingat kejadian mobil tadi? Namun sensasi kali ini terasa berbeda. Papanya kini menjadi lebih...
Kejam.
Di tangan Namjoon terdapat tali yang cukup panjang. Dia menalikan ujung tali pada kepala ranjang, kemudian ujung lainnya ia ikatkan pada pergelangan Jungkook yang sudah ditarik paksa sebelumnya.
Memberontak; Jungkook meronta dan menjerit, meneriakkan nama mamanya dengan suara berupa lolongan panjang.
Karena ruangan itu kedap suara--awalnya kamar Jungkook tidak kedap suara, tapi karena dia menginginkan itu dan merengek pada Seokjin setiap harinya, jadi kemarin mamanya memasang karpet wol di dnding dan lantainya--tidak ada yang bisa mendengar teriakannya sekarang, bahkan jangkrik di luar rumahnya pun tidak.
Intinya, Jungkook menyesali keinginanya itu--sangat menyesal.
Bergerak menjauh, papanya mendudukkan diri di bawah kakinya; di pinggiran ranjang yang tidak dipenuhi oleh Jungkook. Netra pria itu menatap tubuh Jungkook dari atas ke bawah, berulang.
Dia mengamati dengan seksama bagaimana setiap bagian tubuh Jungkook tumbuh dan berisi di tempat yang tepat.
Dadanya menonjol seperti mamanya--oh, atau mungkin lebih menonjol Jungkook? batinnya mempertimbangkan segala hal.
Lalu matanya turun ke arah pinggang. Dan Namjoon hanya bisa mendecak ketika mengingat pinggul itu bergerak mengendarainya di mobil--dengan paksaan tentunya. Saat dipegang, entah kenapa daerah itu terasa sangat kecil dan ramping.
Seperti wanita? Ya, mirip.
Selain itu, pantanya yang gemuk itu juga dapat meningkatkan birahinya. Hanya dengan melihatnya saja Namjoon sudah bisa membayangkan hal yang iya-iya terhadapnya. Memeras dan memukul bagian itu menggunakan tangan. Menciumi, menggigit dan melumatnya dengan mulut, contohnya.
"L-lepaskan aku!"
Bahkan saat tidak mendesah pun suaranya nyaring dan terdengar vokal. Apalagi saat mendesah?
Ah, Namjoon jadi teringat jeritan Jungkook saat di mobil beberapa waktu yang lalu. Pria itu jadi merindukannya, kan.
Dia ingin mendengar dan merasakan Jungkooknya lagi.
Bagaimana ini?
.
.
."Halo, apakah ini tersambung dengan kantor polisi?" Seokjin mencengkeram ujung bajunya untuk menghilangkan gugup.
"Sebelumnya maaf mengganggu sepagi ini." Ranum merahnya mengatup dan terbuka beberapa kali. Dia terlihat ragu untuk mengucapkan kata-kata yang tersimpan di tenggorokannya.
"S-saya Kim Seokjin ingin melaporkan suatu kejahatan."
Jeda sebentar, telinganya mendengarkan setiap kata yang diucapkan oleh polisi itu. "Ya, saya berada di lokasi kejadian. Ada pemerkosaan disini. Tempatnya di perumahan xxx, rumah bercat pink dengan nomor xx."
Menggerang, dia mencoba menjelaskan inti permasalahan. "Pelakunya papa dan anak saya--ah, maksud saya, suami saya mencoba memperkosa anak saya. Begini, terjadi tindak pencabulan disini. Pelakunya suami saya, dan korbannya adalah anak saya."
Dia mengedipkan matanya secara acak. "Jadi, cepatlah datang. Jika dalam 5 menit anda tidak kunjung berada di tempat ini--kalian, para polisi yang bertugas disitu, semuanya akan saya tuntut!"
.
.
."Aku tidak akan melepaskanmu, kau tau itu."
Jungkook mengernyit saat papanya memegangi kedua pergelangan kakinya. Dia menyentuh permukaan kulit Jungkook dengan lembut dan perlahan. Menghasilkan getaran halus yang dikirim ke seluruh tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PPP (KTH + JJK)✔
Cerita Pendek"Selamat datang di PPP. Ada yang bisa saya bantu?" "Kau harus ingat semua perlakuanku padamu ini adalah plus-plus yang kau pesan tadi. Mengerti?" Start : 20-10-17 End : 30-12-17 tae!top kook!bot #04invkook 03/08/2018 #01intaekook 06/07/2018 #07ins...