7. Ruang Pribadi Taehyung (Bag.3)

26K 1.9K 28
                                    

"Kak Hoseok?"

Hoseok menoleh dan menemukan seorang gadis cantik sedang tersenyum kearahnya.

"E-e-e-eunha?" begitu gadis itu mendekat, Hoseok seketika merasa dirinya sedang berada di ambang kematian. Bahkan mulut hingga tenggorokannya sampai terasa panas; begitu menyakitkan.

"Hai kak." Ucap gadis yang diyakini Hoseok bernama Eunha itu dengan ceria.

"A-ada a-apa y-ya?"

Eunha menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, netranya mencari sesuatu--atau seseorang?

"Ehm, Kak Taehyung mana ya? Kok dari tadi aku tidak melihatnya?"

"T-ta-taehyung?" Oke. Hoseok mulai gugup sekarang.

"Iya, Kak Taehyung. Sejak awal sampai kegiatan ospek hampir berakhir, aku tidak melihatnya dimanapun." Katanya sambil menggerang kesal--tentunya masih dengan suara imut; entah itu diimut imutkan atau memang imut. "Padahal aku sudah berkeliling di kelas-kelas yang lain. Tapi tetap tidak ada. Kakak tau Kak Taehyung sekarang dimana?"

"A-aku tidak tau." Jawab lelaki itu, tubuhnya bergerak gusar. Dan tentunya gerak refleks itu tidak luput dari tatapan Eunha.

"Yang benar??"

'Jangan aegyo! Jangan ae--'

Doa Hoseok terlambat. Eunha sudah mengeluarkan aegyonya terlebih dahulu. Wanita itu tau, jika Hoseok sangaaaaat lemah jika sudah melihat aegyo. Apalagi aegyo manusia yang tergolong 'imut'.

"Ah kau menang." Desah Hoseok. Badannya ia dudukkan di kursi kantin yang kosong.

Kebetulan yang sial. Seharusnya Hoseok tadi tidak usah melewati kantin saja. Seharusnya Hoseok tidak menoleh saat dipanggil tadi. Seharusnya--

Ah sudah, Hoseok lelah dengan semua ini.

Eunha ikut duduk. Dia menarik kursi yang berada di depan kursi Hoseok kemudian mendudukkan dirinya dengan nyaman. "Nah, sekarang katakan. Dimana Kak Taehyung?"

"Taehyung--sudah jangan beraegyo lagi!" Eunha terkikik geli ketika ekspresi di wajah Hoseok nampak sebal.

Sejak dulu, kegiatan favoritnya adalah menggoda Hoseok.

Eh, sejak dulu, ya?

"Dia di--"







.
.
.








"Lepas pakaianmu." Taehyung tengah mendudukkan diri di ranjang. Netra gelapnya menatap Jungkook yang berdiri dengan gugup.

Pemuda manis itu tersentak. Matanya menatap Taehyung dengan pelototan ganas--yang terlihat lucu dan menggemaskan di mata pria bermarga Kim. "T-tidak!"

"Kau sedang dihukum, sayang. Jadi, jangan menolak atau tanganku yang bertindak."

Kejam.

Entah kenapa Taehyung menyukai sisi barunya ini. Saat bersama Jungkook, sifat kelamnya kembali terbangun. Dia suka itu.

Jungkook menggeleng. Kakinya terus melangkah mundur hingga punggungnya menabrak dinding. Memberontak pada Taehyung jelas merupakan pilihan yang fatal sekaligus teramat bodoh. Namun ego pria menentangnya untuk patuh pada Taehyung.

"Kau memilih opsi kedua dari opsi pertama yang terkesan cukup.. lembut?" Seringai terpasang apik di ujung bibirnya. "Sekarang mari kita lihat, seberapa jauh kau bisa menghindar."

Taehyung menegakkan badannya. Langkah yang diambilnya sangat halus dan tanpa ketara. Baru saja Jungkook menoleh untuk berpikir kemana arah yang tepat guna melarikan diri dari senior bejatnya, tau-tau pria tampan itu sudah berada di depannya dengan senyum sinting yang sedari tadi terpasang di sudut ranumnya.

PPP (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang