15. Taehyung Dan Papa

20.7K 1.7K 65
                                    

Hoseok termenung. Menatap layar handphonenya tanpa berkedip.

Posisinya sekarang berada di pub bersama duo srigala; Jimin dan Mingyu. Namun sejak pertama datang, kedua anak itu langsung pergi ke lantai dansa untuk bergoyang ala preman begajulan.

Mereka bergerak menghimpit gadis-gadis yang tengah menari dengan pakaian terbuka--tubuhnya hanya tertutup oleh cd dan bra. Wajah keduanya terlihat gembira dan antusias, tidak memalingkan pandangannya sedikitpun dari bokong dan payudara para wanita.

Sungguh mesum.

Yang pasti, sesungguhnya Hoseok lebih mesum jika dibandingkan mereka berdua. Memang benar, jika hanya pemuda itu yang tidak turun ke lantai dansa untuk melihat tubuh-gadis-gadis disana. Pria itu malah memutuskan duduk diam di tempatnya dengan alasan ingin membalas chat dari Taehyung.

Yang tidak diketahui, di dalam chat itu terdapat sebuah video yang dikirim oleh Taehyung. Video yang dia minta dari pagi tadi, dan baru dikirimkan dini hari.

Ya, Video seks Taehyung dengan pacarnya yang manis--seperti Seokjin, Jeon Jungkook.

Memasang headset, dia menyetel volume handphonenya dalam mode paling keras, lalu mem-play video tersebut.

Matanya menatap layar handphone serius. Video yang mempertontonkan dua lelaki yang saling memagut satu sama lain itu menyita konsentrasinya. Ditambah suara desahan dari lelaki yang menjadi submisive di situ sukses membuat telinganya fokus menangkap suara itu,

Tanpa menyadari jika Mingyu dan Jimin sudah kembali ke tempat duduk mereka. Kedua orang itu ikut melihat video yang terputar. Mereka berada di samping kanan dan kirinya--dengan Hoseok di tengah.

"Wow." Mingyu menatap takjub ke arah layar dan Hoseok secara bergantian. "Ternyata Mas Hoseok lebih suka masuk anal dari pada masuk lubang."

"Apa-apaan kata-katamu tadi?" Jimin berdecak kesal. "Menurutku, lelaki manis dan wanita itu sama saja. Jabatannya sama-sama dimasuki, lubangnya sama-sama dapat menampung penis besar seperti milikku ini. Cuma ya.."

Dia bernapas sedikit lewat mulutnya, kemudian berkata lagi, "Menurut ucapan lelaki--eh, menurutku sih, masih rapatan lubang Min Yongi. Sumpah! Berkali-kali dimasuki olehku, lubangnya tetap saja sempit seperti pertama kali. Sampai heran aku." Dia menggeleng-geleng, namun matanya tak lepas dari layar handphone.

Sedangkan Hoseok?

Well, pemuda itu masih menyaksikan pergulatan dahsyat Taehyung dan Jungkook dengan khusyu'--dia belum mengerti jika duo srigala ikut menonton di kanan kirinya. Dan mulutnya akan meringis sesekali saat penisnya yang tegang sedikit mengeluarkan precum--yang membasahi celana dalamnya.

Jimin dan Mingyu memelototkan matanya saat si lelaki yang diyakini mereka sebagai Taehyung melangkahkan kakinya mendekati kamera, dengan seorang lelaki manis berada di gendongannya.

Wajah lelaki yang di gendong Taehyung tidak terlihat, karena badannya membelakangi kamera. Hanya punggung dan pantatnya saja yang terekspos. Sehingga keduanya dibuat penasaran akan wajah di balik punggung mulus dan pantat berisi itu.

"Ah, shit." Hoseok memejamkan matanya saat desahan nikmat Jungkook memenuhi telinganya. Berdengung-dengung di gendangnya. Terus memantul di dalam sana, seolah suara itu tidak ingin hilang.

Tangannya buru-buru mempause video tersebut ketika rasa ingin menuntaskan hasrat sudah memuncak. Mencabut headset dari telinganya, kemudian menoleh--

"AAAAAA!!"

Ketinganya menjerit seperti banci dikejar satpol pp. Untunglah suara musik sangat keras, sehingga suara mereka teredam begitu saja. Tapi ada beberapa orang yang menoleh ke arah mereka, dan mengacuhkan begitu saja setelahnya; menganggap mereka hanya sekedar orang mabuk yang tidak waras.

Sabar cabeku, mungkin belum saatnya kamu moncrot keluar, sayang. batin Hoseok tersiksa.

"Yak! Bukannya kalian tadi ada disana?! Mengapa sekarang kalian menghimpitku seperti ini?!" Hoseok mendorong kursi Mingyu dan Jimin, membuat bangku itu berderit dan berjauhan beberapa senti darinya.

"Memangnya tidak boleh?" Sewot Mingyu. "Lagi pula kami tidak melakukan hal apapun. Terlebih kami hanya menonton video yang kau putar di handphonemu itu. Ya kan, Jim?"

"Kali ini aku setuju dengan si hitam." Jawab Jimin disertai anggukan. "Oh ya. Kami juga ingin bertanya padamu," Dia mengirim kode kepada teman hitamnya berupa kedipan mata. Dan seperti bertelepati, Mingyu berkedip balik--seolah mengerti maksudnya.

Setelahnya pria itu berkata--kata yang sama persis dengan pikiran Jimin;

"Siapa lelaki yang ditunggangi Taehyung itu? Bokongnya bagus juga."

"Iya. Bokongnya sangat putih, bulat dan padat." Jimin menimpali sembari bersiul--kembali membayangkan bokong lelaki manis yang ada di video tadi.

"Siapa dia, Hos?"





.
.
.






Anggap saja Taehyung sudah kehilangan kewarasannya. Dengan kalap dia mencumbu Jungkook liar. Menggigit dan melumat ranum itu dengan kuat. Rasa asin darah menyeruak bercampur ludah. Memberikan rasa asing yang sangat menyiksa.

Air mata keluar dari netra pemuda Jeon yang hanya pasrah berada di bawah kungkungan Taehyung. Dia merintih saat kuku jari Taehyung menancap di pergelangan tangannya. Membuatnya meringis kesakitan.

Pemuda manis itu tidak membalas lumatan kekasihnya. Dia hanya menunggu pria tampan itu menyudahi pagutannya yang sangat kasar. Mengacuhkan pasokan udaranya yang hampir menipis.

Benar saja, ketika nafasnya sudah tersendat-sendat seperti orang sesak napas, Taehyung baru melepaskan pagutannya--itupun dengan decakan kesal.

"Mengakulah yang sebenarnya, Jeon." Ucap Taehyung. Suaranya dingin dan berat. Mendominasi.

"CEPAT KATAKAN!" Matanya menatap Jungkook dengan tajam. Sedangkan cekalan tangannya semakin menguat. Kuku jarinya menancap semakin dalam. "Kau--atau papa mu?"

"A-apa m-maksud-mu--hiks--"

Pria surai abu itu meludah di samping kepala Jungkook. "Jangan sok tidak tahu." Katanya. Seringai keluar di sudut bibirnya yang tebal. "Aku berbicara siapa yang menggoda siapa, Jungkook."

Taehyung terkekeh ketika melihat wajah ketakutan kekasihnya. Sangat menggemaskan. Atau bisa menjadi sangat memuakkan jika ternyata kekasihnya lah yang menggoda pria bangkotan itu.

"Siapa? Katakan padaku, Jung. Kau, atau papa mu itu?!"

Pemuda manis itu mengerjabkan matanya, mengenyahkan air mata yang menutupi penglihatannya. Netranya menatap netra Taehyung, memperlihatkan perasaannya yang sesungguhnya.

Dia memutuskan untuk mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa bukan dia yang menggoda. Bukan dia yang meminta untuk disetubuhi. Bukan dia,

melainkan..

"P-papa--"

Si manis terisak keras. Tubuhnya menggelinjang mengikuti irama isakannya.

"A-aku b-bersumpah d-demi m-mamaku." Katanya putus-putus. "P-papa mengancam--hiks--j-jika a-ku mem-beritahukan ini pada siapa-pun--"

Jungkook meraup udara sebanyak-banyaknya, berusaha tenang. Berusaha menghilangkan tangis isaknya yang sangat menjengkelkan.

"--aku akan diumpankan pada teman-temannya dan mereka akan memperkosaku bersama-sama. Kau menanggapnya hanya ancaman bualan, bukan? Tapi sebagai anaknya yang hafal sifatnya, aku tau, ucapannya selalu nyata,"

"—-a-aku sangat takut--hiks--aku ketakutan.."

Sikap Taehyung melunak. Dia mendekap Jungkook lembut, menyembunyikan wajah kacau itu di dadanya. Mulutnya mengucapkan kata-kata penenang pada kekasih manisnya itu.

"Jangan takut. Aku akan melindungimu dari siapapun yang ingin menyakitimu--"






Karena aku mencintaimu, Jeon Jungkook.







.
.
.



Bye.

PPP (KTH + JJK)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang