VOTE dulu, boleh?
oOo
"Nggak kangen gue ya? Kok baru ngajak ketemuan. Kemana aja lo? Gue kira gue kena PHP," ucap seorang wanita dengan bibir mengerucut beberapa saat setelah lelaki yang ditunggunya datang. Mungkin sekitar tiga puluh menit ia menantikan kehadiran Adam di restoran itu.
"Adam Rich selalu kangen Alika dong," jawab Adam dengan jurus rayuan mautnya.
"What? Kok Alika?" Wanita itu makin cemberut.
Adam jadi bungkam sejenak, ia berpikir siapa nama selir di hadapannya ini. Terlalu banyak selir membuatnya kadang lupa. Ia pikir yang di hadapannya adalah Alika.
"Ketauan ya suka jalan sama cewek lain. Makanya shoot me, please. Biar kita ada iketan, biar hubungan ini ada kepastian dan gue berhak cincang si Alika. Alika tuh siapa sih berani banget deketin lo?"
"Namanya Alika. Kedelai hitam yang saya besarkan seperti anak sendiri," jawab Adam dengan gaya bicara seperti yang ada di iklan.
Wanita itu makin cemberut mendengar candaan Adam yang jelas konyol.
Duh, gue jadi korban iklan. Tapi siapa sih nama cewek ini? Kok gue bisa lupa ya? Parah parah parah...
"Tenang dulu, Sayang." Ya, seharusnya Adam menyebut semua selirnya dengan kata sayang saja seperti biasa sehingga tidak menimbulkan kesalahan. Entah kenapa baru saja Adam yakin sekali kalau wanita di hadapannya adalah Alika, ternyata bukan.
"Nama gue siapa?"
"Sayang, udah dong jangan dibahas. Gue ngajak ketemu soalnya kangen banget. Tapi kalo lo marah-marah aja mending gue pulang deh."
"Eh, nggak-nggak-nggak... Enak aja main pulang aja." Wanita itu mulai luluh. "Tapi awas ya, jangan salah nama lagi. Jangan jalan sama cewek lain juga!"
Adam tersenyum namun sebenarnya ia sedang berpikir nama selir di hadapannya. Akhirnya setelah beberapa saat Adam pun menemukan ide untuk tahu siapa nama selir yang kini kencan dengannya. Ia kemudian membuka ponsel untuk melihat pesan terkirim sebelum mereka bertemu. Ternyata namanya Nindy.
But wait, gue kan harus ketemu Listya!!!
Adam melihat nama Listya di bawah chat dirinya dengan Nindy. Tidak, bagaimana ia lupa harus bertemu Listya sore ini. Walau bagaimanapun calon selir harus diutamakan. Tidak lucu kalau harus gagal mendapatkan selir baru. Selama ini Adam selalu berhasil sehingga jumlah selirnya lebih dari dua puluh.
"Nindy sayang..." panggil Adam yang sontak membuat Nindy tersenyum manis. Mungkin karena Adam tidak salah menyebut nama.
"Gue telepon bokap dulu ya. Biasa, urusan bisnis."
Nindy mengangguk. "Oke, jangan lama-lama ya, Sayang."
Adam mengangguk kemudian bangkit dari kursinya untuk mencari tempat yang lumayan sepi untuk menelepon Listya. Ya, Adam mana mungkin mengatakan yang sejujurnya pada Nindy kalau ia sebenarnya hendak menghubungi Listya?
Untuk beberapa saat hanya terdengar bunyi tut.
"Iya?" jawab Listya di ujung telepon sana.
"Lis, lo lagi dimana?"
"Baru bubaran kantor. Kenapa?"
"Kita kan udah janjian mau ketemu sore ini nih."
"Iya..."
"Gue masih di dealer."
"Terus?"
"Lo harus tau kalo gue itu selalu mengistimewakan wanita, jadi gue mau ketemu lo pake mobil baru. Adam Rich kan udah kece dan kaya dari lahir nih jadi beli mobil kayak beli kerupuk bisa sehari tiga kali. Eh, kayak minum obat juga sih. Dan yang jadi pertanyaannya adalah.... Lo mau gue beli mobil warna apa buat ketemuan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Jodoh!
Chick-LitJodoh itu bukan dicari, tapi ditemukan. Namun, yang jadi masalahnya adalah Listya tidak ingin menemukan jodoh sekarang. Masalah itu berkembang saat Sang Mama bersikeras memintanya cepat menemukan calon suami. Belum lagi beberapa orang disekitarnya s...