Suasana Kantin saat jam istirahat pertama sudah sesak. Saat Amanda dengan teman-teman kelasnya masuk, banyak pasang mata melihat kearah mereka.
Terutama pasukan geng Fira yang duduk di meja pojok pintu keluar bersama Rivaldo dan Syadad.
"Wih, punya nyali juga dateng kesini" puji Rivaldo saat Amanda melintasi mejanya.
Setelah memesan makanan di kios bakmi, Amanda pergi ke meja bagian sebelah meja Fira. Karena hanya meja itu yang tersisa, semuanya sudah penuh. Tak cukup lama kemudian bakmi pesanannya datang. Saat akan menyantap bakmi Rivaldo mengejeknya lagi.
"Juragan tinta spidol makan bakmi. Dung tah dung dung dung dung" Rivaldo mulai menambahkan musik ala topeng monyet menggunakan mulutnya.
Geng Fira tertawa terbahak-bahak. Syadad dengan merangkul pacarnya Sita juga begitu.
"Bakmi-nya akan masuk ke dalam mulut bung. Dan, dan-dan jebret golll! Skor menjadi satu kosong saudara-saudara sebangsa dan setanah air beta" kini Rivaldo berlagak layaknya komentator pertandingan sepakbola. Kunyahan pertama Amanda rasanya menyakitkan serta penuh kepedihan.
"Kamu makannya apa?" Rivaldo sekarang malah menyanyi.
"Bakmi!" Sahut semua orang yang disekeliling Rivaldo.
"Enggak pake kecap, enggak pake saos dan jangan pake kol. Bakmi panjang seperti bola pingpong-"
"Eh kampret mana ada bakmi bentuk bola pingpong" Syadad meneloyor kepala Rivaldo sengaja karena lagunya salah lirik.
"Ada dong, itu apaan?" Rivaldo menunjuk bola-bola bakso yang ada di dalam mangkuk bakmi Amanda.
Amanda tak tahan lagi mendengar perkataan sampah mereka semua, "Kalo nyari ribut ayo sini! Lo kira gue takut sama lo. Gue gak takut sama kalian semua terutama lo!!" Ucap Amanda dengan menggebrak meja apalagi tangannya juga menunjuk tepat kearah Rivaldo.
"Ngerasa ya kalo topeng monyet?" Sindir Fira.
"Udah Nda, jangan ladeni mereka" Tasya teman sekelas Amanda menenangkan karena dia selalu takut melihat keributan apalagi di depan matanya.
"Gue? Lo berani sama gue beneran? Mau berantem sekarang atau nanti kalo udah nikah sama gue?" Canda Rivaldo hingga Fira mencubit perut samping Rivaldo asal karena merasa cemburu.
"Cuma gimiks anjay" Kilah Rivaldo agak berbisik tapi percuma saja seisi kantin juga mendengar perkataannya itu.
"Gak bakal mau gue nikah sama orang kayak lo, walaupun sampe lo mohon-mohon sambil salto jawaban gue akan tetap sama. Enggak!"
"Emangnya gue juga mau sama lo? Ogah! Tipe gue pastinya lebih dari lo dan yang paling penting gaya bicaranya enggak ngegas kayak knalpot motor yang minta diganti" Sahut Rivaldo tak mau kalah.
"Tarik gak ucapan lo barusan!" Amanda mulai marah lagi karena Rivaldo selalu menggunakan kata ngegas di hadapannya. Itu ejekan yang teramat sadis untuk Amanda.
"Sorry, gue gak mau narik perkataan gue yang udah terlanjur keluar"
"Tarik!" Paksa Amanda dengan matanya yang melotot sangat lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Hilangkan Dia [NEW VERSION]
Teen Fiction⚠ MENENTANG PENCURIAN IDE CERITA ⚠ Cover by Azizah Bawafi Dianggap perusak hubungan orang? Ya itu cukup menyebalkan untuk Amanda tersendiri, apalagi di area Sekolah. Apakah begini rasanya memiliki wajah cantik tapi selalu dianggap negatif oleh orang...