JHD 13 ~ Dia brengsek

154 15 1
                                    

#Bonus Cast Characters Rivaldo Anggara Putra

Amanda menendang-nendang kerikil di depannya, ia tengah menuju halte. Menunggu tebengan dari David.

"Argghh!! Kenapa harus Rivaldo!" Amanda memandang sekeliling jalanan banyak anak-anak dari SMA 2 NUSA BANGSA yang sedang menunggu jemputan mereka juga.

"Coba aja kalo gue enggak mudah kepancing omongannya. Mungkin urusannya gak bakal jadi gini. Abang babak belur karena belain gue lagi"

Srett

Genangan air hujan kemarin malam tersirat mulus mengenai seragam Amanda. Motor CBR merah yang Amanda kenal melaju kencang dan berhenti tepat di depan halte. Ada Fira duduk disana dan memeluk perut Rivaldo.

"Rasain tuh" ucap Fira tertawa kemenangan. 

"Makanya jadi cewek jangan sok di depan gue apalagi belagu nantangin" tambah Rivaldo. Mereka tertawa bersamaan dan lalu pergi.

Seiring perginya Motor Rivaldo, kedua mata Amanda berkaca-kaca. Amanda tidak boleh menangis untuk Rivaldo apapun itu caranya, cewek itu berusaha mati-matian agar air matanya tidak turun dari pelupuk matanya. Tapi air mata itu tetap memaksa turun sekarang.

"Lo gak apa-apa?" David datang dengan motor ninjanya.

"Enggak apa-apa kok Bang, ayo kita langsung pulang" Amanda mendudukkan dirinya di jok motor dan segera memakai helmnya.

"Kalo gak apa-apa kenapa lo nangis, ada yang jahilin lo lagi? Siapa? Bilang sama gue orangnya siapa!" David sepertinya akan mengamuk lagi.

"Beneran deh gak ada, orangnya udah pergi. Gak penting, jangan dibahas lagi" Sahut Amanda cepat untuk meredam emosi David.

"Nih-nih gue gak nangis lagi kan" Amanda mengelap bekas air matanya.

"Hm" Jawab David cuek. Amanda selalu tertutup kepadanya sejak dulu, semua masalah dipendam sendiri.

David segera melajukan motornya meninggalkan area sekolah. Luka David terlihat jelas dari kaca spion. Lukanya belum mengering, Amanda takut kalau mamanya akan marah nanti di rumah, melihat David seperti ini.

"Lo kenapa liatin gue kayak gitu? Khawatir?" David melihat Amanda dari kaca spion. David sadar kalau sedari tadi adiknya memperhatikannya.

"Masih sakit ya bang?" Tanya Amanda dengan mengeryitkan kening seperti ikut merasakan nyeri pada memar David.

"Seperti yang lo lihat" mata David masih fokus ke jalanan. Sesekali tangannya memegang dagunya yang terasa hampir putus karena pukulan Rivaldo tadi.

"Gue obatin ya bang nanti di rumah sebagai rasa bersalah gue" Mohon Amanda.

"Gaya-gayaan mau ngobatin tapi luka sendiri enggak diperhatiin. Gak usahlah, luka gue ringan" Tolak halus David.

"Dan lagi, lo gak salah. Dia dulu yang buat gue marah. Kalo aja dia gak ngeledek lo kayak gitu, mungkin gue gak akan ngehajar dia" jawab David santai. Mana ada Abang yang tega membiarkan adiknya dihina orang lain, tidak ada.

"Karena gue tahu lo orangnya lemah dan butuh perlindungan" hati Amanda tersentuh mendengar perkataan David. Hampir saja Amanda akan menumpahkan air mata lagi tapi segera ia mengusapnya takutnya nanti dikira cengeng lagi. 

Jangan Hilangkan Dia [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang