JHD 14 ~ Abu-abu

146 16 0
                                    

Happy reading para readers di malam minggu yang sungguh kelam ini :(

Amanda semakin kuat menarik tangan Meka sampai berhenti di taman belakang sekolah. Taman yang jarang diawasi guru jadi aman untuk tempat persembunyian bagi cowok kelas nakal yang ingin merokok secara bebas.

"Eh cewek baperan! Lo kenapa bawa gue kesini bukannya tadi kita mau ke gedung kakak kelas" Meka marah dan melepaskan cekalan tangan Amanda dari tangannya.

"Sorry Mek gue lupa. Sorry-sorry" hatinya terasa kacau tidak menentu. Amanda mengambil duduk didekat kolam. Tatapannya kosong kearah air.

"Jangan bilang karena cowok tadi!" Meka ikutan duduk disamping sahabatnya itu.

"Bukan" jawab Amanda berbohong.

"Lo jangan bohong. Gue sahabat lo, gue paham"

"Mek, bantuin gue ngehapus rasa sayang gue ini padanya. Gue pengen rasa ini berubah jadi rasa benci" Mohon Amanda dengan mata berkaca-kaca.

"Nah ya kan, lo baper beneran sama dia. Gue kan udah bilang dari awal jangan kasih hati lo ke sembarangan orang, Manda" Omel Meka tak henti-hentinya.

"Gue kan juga gak tahu kalo gini akhirnya, apalagi waktu itu dia juga nembak gue"

"Nembak?" Mata Meka tidak percaya dengan ini. Rivaldo benar menyatakan perasaannya pada Amanda.

"Jangan percaya sama omongannya, suer deh jangan dipercaya apapun itu. Semua cewek dia gebet, secara kan dia fuck boy" Imbuh Meka mengungkapkan fakta lainnya Rivaldo.

"Makanya bantuin gue dong, jangan ceramah doang"

"Kalau gitu lo harus ikut gue ke toko buku. Pulang sekolah nanti" Amanda mengkerutkan keningnya. Galau malah diajak ke toko buku, disanakan lagunya melow jadi tambah galau iya.

"Dan pulang dari toko buku lo harus mampir ke rumah gue. Titik gak pake koma!"

Solusi apa ini, Meka hanya mengatakan hal tidak penting. Tapi lebih baik Amanda menurut saja daripada batinnya tersiksa.

"Ya udah sekarang kita balik ke kelas. Takutnya nanti guru BK nyariin kita yang tiba-tiba bolos"

Mereka berdua berdiri dari pinggiran kolam dan berjalan menuju kelas. Dari lantai atas di balkon kelas bahasa ada seseorang yang mengawasi mereka berdua dengan tatapan kebingungan.

***

Amanda dan Meka masuk kedalam toko buku. Cukup sepi karena jarang sekali ada yang membeli buku disini pada hari kamis. Meka berjalan didepan Amanda mendahului. Sepertinya Meka sudah sering pergi ke toko buku ini.

Meka berhenti pada jejeran rak yang bertuliskan fiksi remaja. Dan ia mulai memilih-milih buku yang tepat untuk Amanda.

"Nih" Meka dengan sigap menyodorkan sebuah buku didepan wajah Amanda.

"Cara Move On?" Amanda membaca judul buku yang disodorkan Meka.

"Gih cepetan bayar setelah ini kita langsung ke rumah gue"

Amanda hanya mengangguk saja. Buku bersampul rintik hujan itu akan menjadi jalan keluarnya, semoga saja berhasil. Setelah membayar di kasir mereka bergegas menaiki angkot yang kebetulan ada didepan toko buku untuk menuju rumah Meka.

Jangan Hilangkan Dia [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang