Bagian 6

120 7 0
                                    

"Kenapa? Ada apa dengan dia?" Tanyanya dalam hati.

Dengan perasaan penuh tanya. Dia menghampiri ibundanya yang terlihat senang dengan keputusan Lucky untuk menikahi gadis pilihan ibunya.

Hari berganti, hampir 3 hari Alfie tidak masuk kuliahnya. Rupanya ia masih belum siap dengan apa yang harus ia hadapi di kampus. Bertemu dengan Lucky hanya membuat hatinya seperti teriris pisau yang tajam. Dengan beralasan sakit ia tidak masuk perkuliahan. Hingga akhirnya teman-temannya pun berinisiatif untuk menjenguk Alfie. Begitu halnya dengan Lucky. Ia yang tahu kondisi Alfie, ia sangat menghawatirkannya. Tanpa mengabari Alfie sebelumnya, Adi, Lucky, Lili, dan Meli pun menjenguk Alfie setelah perkuliahan selesai.

Sorenya di rumah Alfie...

TING...TUUNNGG....

Suara bel di bunyikan. Sekali, dua kali, tak ada jawaban dari dalam. Sampai bel dibunyikan yang ketiga kalinya, masih tetap tak ada jawaban.
Mereka mulai khawatir.

"Alfie kemana sih kok ga ada jawaban? Sepi-sepi aja rumahnya lagi!" Kata Meli mulai khawatir.

"Ky, bukannya waktu itu terakhir kali Alfie pergi bareng lu? Lu apain dia? Semenjak saat itu dia ga ngampus!" Kata Adi mulai penasaran.

"Gue ga pernah ngapa-ngapain Alfie. Terakhir kali ketemu gue, dia sakit. Maag nya kambuh. Itu yang gue tau." Jawab Lucky.

"Terus kenapa di rumahnya sepi-sepi aja ya? Kemana Alfie?" Tambah Meli.

"Udah...udah! Kalian tenang dulu. Biar gue yang telpon dia." Kata Lili.

Dengan mengambil inisiatif, Lili menelpon HP Alfie. Panggilan pun tak dijawab olehnya. Tiga kali juga Lili menelpon Alfie tak ada jawaban satupun.

"Ga diangkat." Lili pun berkata.

"Duuhh..kemana dia? Apa dia pergi ke dokter?" Tanya Meli semakin khawatir.

Sementara itu, dalam benak Lucky ia semakin banyak tanda tanya.

"Ada apa dengan Alfie? Kenapa dia menghilang? Sejak hari itu, dia terlihat aneh. Dia mengatakan bahwa dia sakit fisik, tapi sepertinya aku melihat keganjilan darinya. Alfiee..... kamu kenapa? Sebenarnya ada apa?"
Lucky bertanya-tanya dalam hati.

Dalam keheningan Lucky. Adi membuyarkan pikiran Lucky. Ia mulai terbawa emosi dengan keadaan seperti ini.

"Ky, gue tanya sekali lagi. Tiga hari yang lalu kalian kemana? Ada apa dengan Alfie sampai-sampai dia ngga ngampus? Lu apain dia?!!" Kata Adi sedikit bernada tinggi.

"Kemariiinn....kitaa... Gue dan Alfie...?"

"Haaahh!! Lama! Pokoknya, awas ya kalau ada apa-apa sama Alfie, gue akan minta pertanggungjawaban dari lu!" Kata Adi sambil mendorong Lucky!

Dia pergi meninggalkan Lucky, Meli, dan Lili.

Melihat kejadian itu, Meli dan Lili syok, Meli mencoba untuk menenangkan Lucky dan Lili mengejar Adi. Namun, usaha Lili yang mengejar Adi sia-sia. Ia tak mampu membujuk Adi yang sedang emosi.
Sementara itu, mereka bertiga tak langsung pulang. Mereka duduk di serambi rumah Alfie dan menanyakan kepada Lucky tentang apa yang sebenarnya terjadi. Saat Lucky mulai bercerita. Tiba-tiba pintu rumah Alfie terbuka. Mereka melihat Alfie dengan wajah yang sembab dan terlihat tidak bersemangat. Lucky yang secara refleks kemudian ia bangun dan memeluk Alfie.

"Alfie?! Alfie kamu kemana aja? Kamu kenapa? Kamu masih sakit? Sakit apa? Aku sangat mengkhawatirkanmu!" Kata Lucky sambil memeluk erat Alfie.

Alfie yg saat itu sedih dengan kenyataan pahit. Ia tak bisa berbuat apa-apa saat dirinya di peluk. Antara perasaan nyaman, sedih, sakit, dan tidak ingin ditinggalkan terasa sangat melekat dihatinya. Dengan rasa sakitnya ia menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Lucky.
Meli dan lili sempat heran tentang apa yang terjadi. Yang mereka pikirkan, kenapa Lucky dan Alfie begitu sangat dramatis dengan pertemuan ini. Lili dan Meli saling beradu pandang, seperti tahu apa yang mereka pikirkan sama.
~
Malamnya, Lucky kembali ke rumah Alfie seorang diri. Rasanya Ia masih belum puas menemukan jawaban perihal Alfie yang tiba-tiba sakit setelah kejadian di Rumah Sakit beberapa hari yang lalu.
Di halaman rumah Alfie, Lucky menemukan Alfie tengah duduk di taman sambil tertengadah melihat bulan. Dengan sweater abu-abu yang dipakai untuk melindunginya dari kedinginan, Alfie nampak sedih. Seolah ia sedang berbicara dalam diamnya. Tanpa menyadari kedatangan Lucky, ia duduk di samping Alfie.

"Malam ini terasa sunyi ya?" Kata Lucky dengan lirih.

Seolah membuyarkan lamunan Alfie, ia kaget dan menengok ke samping. Nampak seperti terkejut lagi terlihat sosok Lucky di sampingnya.

"Lucky...??"

"Hi Alfie...!" Sambil tersenyum Lucky menyapa Alfie.
.
Bersambung....

Datang Untuk Pergi - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang