Adi melajukan mobilnya dengan diiringi perasaan senang. Sepanjang perjalanan mereka bercanda gurau. Lama kelamaan entah perasaan apa yang muncul di hati Alfie. Seperti ia merasakan perasaan yang aneh terhadap Adi. Perasaan senang dan nyaman yang tidak biasanya dirasakan saat bersama Adi. Ia pun berkata dalam hati.
"Kenapa begini? Aku merasa sangat senang. Tapi kenapa hati ini terasa aneh? Semacam ada rasa yang berbeda dari sebelumnya. Rasa ingin memeluknya erat. Tapi kenapa perasaan ini menggebu?? Kenapa ya? Iisshh...aku ini kenapa?"
Alfie pun masih bingung dengan apa yang dirasakannya. Perasaan nyaman itu timbul seiring dengan kedekatan mereka akhir-akhir ini.
Tidak perlu membutuhkan waktu lama untuk ke tempat tujuan. Akhirnya mereka tiba di sebuah restoran yang bersuasanakan alam. Tempat duduk yang hanya beratapkan langit, hanya diterangi lampion-lampion redup yang menggantung di atasnya. Hanya sebatang lilin besar di meja persegi panjang yang menerangi kursi mereka. Mereka duduk berdampingan di shofa. Sehingga makin akrab di malam itu. Alfie tak pernah menyangka sebelumnya, bahwa ia akan dibawa ke tempat ini, dia terkejut dan takjub dibuatnya."Wooww!! Adi? Candle light dinner?? Are you sure?" Kata Alfie sumringah.
"Yeah...of course." Dengan wajah sumringah ia mempersembahkan ini untuk Alfie.
"Ahaha..ta..tapii?? Kenapa??" Tanya Alfie masih tak percaya.
"Kamu suka??"
"Yeaah...tentu saja! Waaww...it's awesome!" Jawab Alfie sangat senang.
Mendengar pernyataan Alfie seperti itu. Adi sangat bahagia. Akhirnya rencananya tidak sia-sia. Adi emang paling jago membuat kejutan. Tak heran, banyak wanita yang takluk kepadanya.
"Syukurlah kamu suka..hehe" Kata Adi.
Tak lama kemudian, pelayan restaurant pun datang.
"Hmmm...oke, mau pesen apa?" Lanjut Adi.
"Steak, sama french fries, minumnya Lemon squash. Kamu mau apa?" Tanya Alfie.
"Makanannya disamain aja, minumannya espresso ice coffee.""Oke mas, steak 2, french fries 2, Lemon squash 1, sama espresso ice coffee 1." Kata Alfie sambil menyerahkan buku menunya. Dan pelayan itu menulisnya.
"Oke mba, ditunggu sebentar ya pesanannya."
"Oke." jawab Alfie.
Sedari tadi Adi tersenyum melihat Alfie.
"Woow...Adi...aku ga nyangka banget tau ga sih mau di ajak makan di sini. Candle light dinner lagi... uuuuhhhh... so sweet."
Adi tertawa puas.
"Hahaha...aku kan lelaki penuh kejutan.""Eh?! Tapi... apa Dinda ga marah?" Tiba-tiba Alfie tersadar akan Dinda. Dia tidak tahu kabar terbaru tentang putusnya hubungan Adi dengan Dinda. Seketika wajah dan perasaan Adi jadi tak enak dengan diingatkannya kepada Dinda disaat momen indah seperti ini.
"Eemm....ngga kok. Aku udh bilang sama Dinda tadi. Dia juga lagi sibuk hari ini." Jawab Adi menutupi kebenaran yg terjadi. Dia berpikir bahwa tidak mungkin merusak suasana indah dengan cerita sedihnya.
"Oohh...gitu.. Syukurlah kalau begitu." Jawab Alfie tanpa curiga samasekali.
20 menit kemudian makanan pun diantarkan oleh pelayan. Makan malam itu terlewati dengan suasana gembira dan romantis, hingga situasi mereka pada saat itu terasa seperti sepasang kekasih. Hati Alfie sangat senang, ia bisa melupakan kesedihannya malam itu. Begitupun dengan Adi yang merasakan bahagia juga.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Tiba saatnya untuk pulang, namun restoran tersebut semakin malam semakin ramai oleh pelanggan. Baik itu pasangan kekasih ataupun pasangan suami istri, bahkan banyak yg mengajak keluarga untuk datang di restoran tersebut. Restauran yang baru di buka satu tahun yang lalu memang selalu ramai meskipun terbilang baru dibuka."Di..pulang yuk..nanti mama ku marah." Ajak Alfie.
"Oh ayo."
"Tapi..aku mau ke kamar mandi dulu." Kata Alfie.
"Yaudah gih sana! Apa mau aku antar?"
"Enak aja! Gak!"
"Hahahahaha..." Adi tertawa puas.
Alfie beranjak dari tempat duduknya dan dengan sedikit tergesa-gesa ke kamar mandi.
Saking terburu-burunya saat hendak memasuki lorong menuju kamar mandi, ia menabrak seseorang hingga terjatuh."Aduh!" Teriak Alfie.
Orang yang ditabrakpun terkejut, dengan spontan ia meminta maaf."Ya ampun...maaf mbak, maaf! Mari saya bantu berdiri."
Kata lelaki yang ditabraknya itu.
Sambil menyodorkan tangan untuk membantu bangun."Alfie ya?!" Sapa lelaki itu yang ternyata mengenalinya.
Ketika Alfie melihat wajah lelaki itu, dia kaget."Rian?!" Alfie terpaku melihat orang yang dipanggil Rian tersebut.
Dalam setiap detiknya, mereka saling bertatapan. Seolah tatapan itu menjelajah dimensi waktu yang telah lama dilewati. Hingga akhirnya mereka tersadar dari lamunannya.
"Oh, mari aku bantu bangun!" Rian kemudian membantu Alfie bangun.
Ternyata, Rian adalah lelaki yang pernah mengisi hari-hari Alfie di masa-masa SMA.
"Kamu engga apa-apa, Fie?" Rian memastikan keadaa Alfie.
"Iya aku engga apa-apa kok. Makasih ya.. maaf juga tadi aku buru-buru."
"Iya ga masalah." Kata Rian.
"Mm...apa kabar?" Lanjut Rian terkesan agak canggung. Begitupun dengan Alfie.
"A - aku baik. Kamu gimana?"
"Ya.. aku pun.."
"Ooh..." jawab Alfie sambil pandangannya kesana kemari karena perasaan canggung tersebut.
Ada rasa ingin segera pergi bersembunyi ke kamar mandi dan duduk di atas kloset duduk dan menenangkan hatinya. Jantungnya pun ikut berdetak sangat kencang. Seperti jantung itu terasa akan melompat keluar."Kamu sama siapa ke sini?" Tanya Rian mencairkan suasana.
"Mmm..sama temen. Hehe" jawab Alfie masih tak karuan hatinya.
"Hmm begitu..." Jawab Rian yang entah mau menanggapi apalagi karena kondisi canggung yang dihadapinya.
Sementara itu ada orang yang datang dari arah belakang Alfie.
"Pak, ada pelanggan yang komplain masalah menu di meja 12."
Alfie menengok kebelakang. Ternyata orang itu adalah pelayan restoran.
"Oke, saya segera ke sana!" Jawab Rian.
"Baik pak, saya permisi dulu." Pelayan itu pun pergi.
Alfie kemudian berfikir sejenak dan berkata dalam hati. Kemudian ia angkat bicara.
"Restoran ini milik kamu?" Tanya Alfie.
"Yaaaaa...bisa dibilang begitu. Hehe"
"Oohh.." Alfie merasa sedikit takjub.
"By the way, aku tinggal dulu ya. Ada sedikit masalah di sana."
"Oh..oke." Jawab Alfie sambil tersenyum kaku.
Alfie kemudian melangkah menuju kamar mandi. Setelah tiga langkah meninggalkan Alfie, Rian membalikkan badan dan menanyakan sesuatu hal yang ingin ia tanyakan.
"Alfie?!"
"Iya?"
"Bagaimana...makanannya enak?" Tanya Rian.
Sebenarnya ia hanya mengalihkan pertanyaannya. Yang ingin ditanyakannya adalah nomor HP Alfie. Tapi ia tak enak hati, takut kalau Alfie tidak mau ngasih dan ada perasaan sedikit malu dihatinya.
Wajar saja setelah tiga tahun lost contact ada rasa sedikit rindu di hatinya."Enak...enak kok...tempatnya juga asik banget. Hehehe" jawab Alfie sambil tersenyum.
"Ooh..syukurlah kalau kamu suka. Yasudah, saya pergi dulu ya."
"Yap.."
Alfie dan Rian pun saling melemparkan senyuman yang penuh arti.
~~~
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Datang Untuk Pergi - (Completed)
RomancePerjalanan panjang yang juga berliku tak kunjung usai di lalui Alfie (gadis pintar dan cantik memiliki rambut panjang). Apalagi perjalanan cintanya tak selalu mulus, tapi beruntunglah dia selalu dikelilingi sahabat-sahabatnya yang baik dan sayang ke...