Bagian 24

79 5 0
                                    

Selama perjalanan hidup Alfie. Ia selalu merasakan bahwa nasib yang dimilikinya tak seberuntung teman-temannya yang lain. Ia selalu merasakan kekecewaan ketika menjalin satu hubungan serius. Kebahagiaan yang dirasakan tak sebanding dengan perihnya sakit hati yang dirasakannya.

Terakhir kali Ia sakit hati karena Lucky. Tapi kini, semuanya seperti berbalik 360°. Ia tak pernah menyangka kalau sampai orang yang selama ini dinantinya ternyata masih memiliki perasaan yang sama untuknya. Begitupun sahabatnya sendiri.

"Bagaimana bisa aku pilih salah satu dan mengecewakan yang satunya? Aku senang ada di dekat mereka. Tapi aku ngga bisa kalau salah satu diantaranya menjauh. Aku membutuhkan mereka, aku ingin keduanya. Apakah aku terlalu egois untuk itu?" Ia berkata sambil menatap cermin di kamarnya.
Segera Ia bangkit dari meja riasnya dan beralih ke jendela kamarnya. Ia menatap jauh keluar rumah.

"Jadi aku harus bagaimana?" Ia mulai terlihat gusar.

Waktu sudah dua hari bergulir pasca ulang tahunnya yang ke-21. Sejauh itu, tak ada lagi yang bisa Ia pikirkan kecuali perkara itu. Rian atau Adi? Pertanyaan itu terus mengganggu pikirannya.

***

~Di rumah Lili...~

"Jadi aku harus bagaimana, Li?" Tanya Alfie usai menceritakan semuanya kepada Lili.

"Hmmm...sebentar, sebentar..." Lili menyandarkan tubuhnya di tembok kamarnya. Ia terus berpikir dan memutar otaknya untuk memberikan jawaban terbaiknya.

Base camp mereka ketika curhat memang di kamar. Karena bagi mereka, kamar adalah salah satu tempat teraman untuk menceritakan segala hal. Mereka bebas berekspresi di sana tanpa ada orang lain yang menggangu. Seperti ruangan yang hanya dikuasai oleh mereka berdua di Bumi ini. Yeah! Mungkin yang lainnya hanya mengontrak saja.

"Kamu lebih nyaman sama siapa, Fie?" Tanya Lili.

"Akuu..?? Entahlah, mereka berdua sama-sama mempunyai kekurangan dan kelebihan. Apa yang ada di Rian tak dimiliki Adi. Begitupun sebaliknya. Andai ada orang yang sempurna, mungkin aku tak usah memilih mereka." Ucap Alfie.

"Kamu pertimbangkan hal baik dan buruknya. Coba deh kamu bayangkan. Diantara mereka, siapa yang paling kamu rindukan ketika kehilangan salah satunya?"

Alfie ikut menyandarkan tubuhnya di tembok. Tentu mereka curhat di atas kasur. Layaknya perempuan-perempuan yang lain ketika mereka tengah asyik mengobrol dengan sahabat wanitanya.

"Dua-duanya!" Jawab Alfie

Lili melenguh. Ia kembali memutar otaknya. "Okelah aku ganti pertanyaannya. Tapi kamu harus pilih salah satu ya! Ingat, SALAH SATU SAJA! OK?!" Tegas Lili. Alfie hanya mengangguk.

Lili: "Siapa yang paling ditunggu kedatangannya?"

Alfie: "Rian!"

Lili: "Siapa yang selalu membuatmu tertawa saat berada di dekatnya?"

Alfie: "Adi!"

Lili: Siapa yang selalu membuat jantungmu berdebar saat berada di dekatnya?"

Alfie: "Rian!"

Lili: "Siapa yang sering membuatmu kesal tapi merindukannya saat jauh?"

Alfie: " Adi!"

Lili: "Siapa yang paling romantis?"

Alfie: "Rian!"

Lili: "Siapa yang paling bisa menjadi pendengar dan penasihat yang baik?"

Alfie: "Adi!"

Lili : "Siapa yang benar-benar membuat kamu merasa nyaman saat berada di dekatnya?"

Alfie: "........"

Datang Untuk Pergi - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang