Bagian 20

89 4 0
                                    

Selepas dari kampus, Alfie diantar pulang oleh Adi seperti biasanya. Namun sore itu, mereka tak langsung pulang. Adi membelokkan mobilnya ke sebuah Taman Kota. Banyak  jajanan yang berjajar di lapangan yang lokasinya bersebelahan dengan Taman Kota. Alfie tengah duduk di sebuah bangku taman. Ia melihat sekitar dan kemudian mengambil handphone-nya. Tak lama kemudian, Adi datang dengan membawa dua buah es krim dengan kedua tangannya. Alfie nampak senang, dan mereka makan es krim bersama di Taman Kota.

"Enak ya? Udah duduk manis, dikasih es krim gratis lagi. Hehehe.."

"Iya lah. Lagian kan aku minta dianter pulang, kenapa malah ke sini dulu. Tapi aku seneng sih dikasih es gratis...hehe" Kata Alfie masih asyik dengan es krimnya.

Adi tak menjawab, Ia malah memandang Alfie yang sedang memakan es krimnya.

"Aku senang melihat kamu tersenyum seperti ini, Fie. Aku paling ga bisa kalau melihat kamu sedih. Rasanya hati aku ikut sakit."

Alfie kemudian memergoki Adi yang sedang memperhatikan dirinya.

"Di? Kenapa kamu ngeliatin aku terus?" Tanya Alfie.

"Ngga apa-apa. Seneng aja melihat kamu ceria." Kata Adi masih tersenyum.

"Andai kamu dan aku lebih dari sahabat. Aku akan buat kamu lebih bahagia daripada sekarang, Fie." Ucapnya dalam hati.

"Di? Ada yang mau aku omongin sama kamu." Kata Alfie terlihat serius.

"Oh ya? Sama dong, aku juga begitu." Kata Adi.

"Mungkin ini waktu yang tepat untuk aku. Sudah lama aku mengumpulkan keberanian aku. Sudah lama juga aku menyimpan rapi semua perasaan aku. Mungkin ini waktu yang tepat, sebelum kamu diambil lagi oleh orang lain." Kata Adi dalam hati.

"Wah... Sama dong. Kamu mau ngomong apa, Di?" Tanya Alfie.

"Kamu duluan. Kan tadi kamu yang mau cerita duluan." Kata Adi mempersilahkan.

Alfie tertunduk. Ia coba untuk mengumpulkan tenaga untuk menceritakan apa yang sedang dipikirkannya kepada Adi.

"Di, selama ini aku selalu berbagi cerita sama kamu. Apa yang terjadi sama aku, hampir semua kamu tahu. Sampai akhirnya kamu yang lebih paham aku daripada teman-teman yang lain." Alfie memulai bercerita.

Adi semakin dibuat panas dingin olehnya. Omongan Alfie barusan membuat Adi berpikir, bahwa arah pembicaraan itu sejalan dengan apa yang akan Ia katakan kepada Alfie. Ia menatap Alfie dengan tatapan dalam dan tajam.

"Kamu tahu? Terkadang aku hilang arah kalau sedang ada masalah. Tapi, kamu bisa membuat itu menjadi terarah. Sampai akhirnya aku sadar. Keberadaan kamu sangat aku butuhkan." Lanjut Alfie.
Adi tersenyum mendengar pernyataan Alfie.

"Di, aku boleh nanya sesuatu?" Tanya Alfie kemudian.

"Apa, Fie?" Kata Adi.

"Aku, Emm..apa aku pantas untuk mencintai dan dicintai?"

"Tentu saja. Kamu berhak atas itu. Apalagi dicintai." Jawab Adi mantap.

"Meskipun itu dengan orang yang sudah menggantung harapan aku?"

"Maksud kamu?" Tanya Adi.

"Mmm..maksud aku, Rian ngajak balikan."

"Apa?!"

"Iya Aku bingung, aku harus jawab apa? Makanya aku nanya sama kamu." Kata Alfie.

Adi terlihat sedih mendengar cerita itu. Tapi Ia coba untuk menahannya dan berpura-pura tak ada sesuatu yang terjadi dengannya. Meskipun matanya tak bisa berbohong.

Datang Untuk Pergi - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang