Bagian 19

67 3 0
                                    

"Mmm... by the way, sejak kapan kamu kelola restoran ini?" Tanya Alfie memecah keheningan.

"Belum lama sih.. baru enam bulan yang lalu."

"Enam bulan? Bukannya kamu baru datang sebulan yang lalu?"

"Iyaa.. tapi Papa udah nyerahin restoran ini enam bulan yang lalu. Papa memberikan restoran ini supaya aku bisa sambil praktik langsung."

"Hmm..begitu." Jawab Alfie singkat.

"Fie?"

"Iya?"

"Emm.. maafin aku ya."

"Untuk?"

"Maaf karena kepergian ku dulu membuat kamu menunggu dan mungkin sedih."
Alfie terdiam saat memdengar perkataan Rian.

"Maaf selama aku di Eropa, aku tak banyak berkabar."

"Kamu tahu kenapa?" Tanya Rian.
Alfie menggelengkan kepala.

"Selama di sana, HP aku diamankan sama Papa aku. Aku disuruh untuk fokus akan apa yang aku hadapi. Papa aku ingin aku jadi orang yang sukses dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Papa aku ingin aku pulang dengan membawa hasil."

Alfie menatap Rian dalam-dalam.

"Selama itu, aku tersiksa. Aku menahan rindu yang teramat sangat. Aku tersiksa, Fie! Setiap malam, aku selalu memimpikan kamu. Aku hampir gila karena merindukan mu."

Mata Alfie mulai berkaca-kaca.

"Kau tahu? Aku kuat karena punya satu mimpi. Dan mimpi itulah yang menjadi penyemangat dalam diri aku." Rian menghela nafas panjang.

"Fie.. kamu tau mimpi yang menjadi motivasi semangat aku itu apa? Aku, pulang, untuk kamu, Fie!"

Seketika Alfie terkejut dengan pernyataan Rian. Namun, tak satupun kata keluar dari mulutnya. Hanya sedikit senyuman yang tertahan yang ia tunjukkan kepada Rian.
Rian kemudian memegang tangan Alfie.

"Fie?! Aku ingin kita memperbaiki kembali kisah yang pernah ada dulu. Aku ingin menyambungkan kembali tali yang sudah terputus dimakan waktu. Aku ingin berjalan disampingmu, bukan di depan atau di belakangmu. Apa kamu memikirkan hal yang sama juga dengan ku?"

"Emmm...???" Alfie masih tak bisa berbicara. Alfie masih sangat terkejut dengan apa yang diungkapkan Rian. Kini hatinya terasa tak karuan. Entah kalau dideskripsikan harus dengan kata-kata apa? Ia tak menyangka, lelaki yang dulu pernah ada dihatinya, yang meninggalkan dia dimasa lalu, menjadi pangeran impian semua wanita yang kini tengah duduk di depannya. Ia mengungkapkan perasaannya dan ingin mempersatukan kembali rasa yang pernah ada dulu. Namun ada yang aneh dengan hatinya. Sepintas dan secara tiba-tiba, Ia teringat wajah Adi yang sedang tersenyum untuknya. Seseorang yang selalu ada untuknya saat suka dan dukanya. Tapi Ia juga bingung kenapa tiba-tiba muncul sosok Adi saat momen indah dirinya dengan Rian. Hal itu membuat Ia merasa sulit untuk memberikan jawaban.

"Emm...Yan, aku bahagia banget bisa bertemu lagi dengan kamu. Jujur ini adalah hari yang benar-benar indah dan mungkin tak akan pernah bisa aku lupakan."
Alfie tersenyum tulus kepada Rian.

"Dulu, adalah hari-hari terberat yang pernah aku rasakan. Semuanya terasa hampa ketika aku sangat merindukan kamu. Kepergian kamu yang mendadak seolah membuat jantungku berhenti untuk berdetak. Hari-hari yang aku jalani begitu kelam. Aku sempat berpikir, kamu mungkin datang kedalam hidupku untuk kemudian pergi. Dan mungkin tak kembali. Hingga aku memutuskan untuk mengubur semua rasa itu dalam-dalam. Tapi, ternyata dugaanku salah. Kau pergi... untuk kemudian kembali. Aku senang! Tapi aku takut.." 

"Fie, aku kembali bukan untuk pergi. Aku kembali untuk bersamamu."

Alfie tersenyum bahagia. Tapi itu tak bertahan lama. Tiba-tiba ia teringat lagi kepada Adi. Ia merasa bingung, kenapa wajah Adi muncul lagi dan lagi di pikirannya?

Datang Untuk Pergi - (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang