4

128 37 10
                                    

"Si Jiyeon sakit apa? "Tanya Krystal.

"Kok gada kabar sih dia sakit apa ya? "Tambah Moonbin.

"Dia ijin sakit dua minggu coba. Ini udah hari ke empat. Kita tengok yuk. "Ajak Krystal.

"Hayu lah. Gua ikut. "Sahut Jeongseok.

"Oke. Tar pulang sekolah kita kesana. Tem. Lo ikut? "Tanya Krystal.

"Sorry. Gue gak bisa. Gue kudu anterin bolu pesenan langganan emak gue "jawab Kai.

"Bentar doang elah. "

"Enggak bisa Bulan. Tar gua tengok sendiri dah kesana. "

"Moonbin anying. "

"Ya kan artinya Bulan. "

"Bodo. "

....

Sepulang sekolah. Krystal dan teman-temannya menuju rumah sakit untuk menjenguk Jiyeon.

"Ruangannya dimana sih? "Tanya Moonbin.

"Mana gua tau. Tanya bagian admin aja dah. "Jeongseok menuju bagian administrasi begitu sampai rumah sakit.

"Maaf.  Pasien bernama Park Jiyeon dimana ya? "Tanya Jeongseok kepada pegawai rumah sakit yang sedang bertugas itu.

"Pasien Park Jiyeon ada di.. "

Pegawai rumah sakit itu mengatakan bangsal dan menunjukkan arah dimana Jiyeon dirawat.

Jeongseok dan temannya menyusuri Setiap koridor dan mengikuti arahan untuk menuju ruangan dimana temannya dirawat.

"Bener gak sih ini arahnya?  Kok gak nyampe-nyampe si perasaan. "Tanya Moonbin.

"Diem deh Lan. "Jeongseok memperhatikan dan mengingat semua arahan. "Bener sih arahnya sini. "

Seorang ibu berlari dan tak sengaja menabrak bahu Krystal.

"Anjir. "

"Eh!  Itu mamahnya Jiyeon woy. Susul susul. "Jeongseok berlari untuk menyusul seorang ibu muda yang ia yakini adalah ibunya Jiyeon. Temannya yang lain ikut berlari.

....

"Abang sakit abang! "

Jiyeon berteriak dan menangis bersamaan dalam dekapan Chanyeol.

"Sabar sabar. Kamu pasti bisa Ji. Lo kuat. Ji bisa Ji. "

"Ibu! Sakit buuuu! Aku Hueeek! "

Jiyeon memuntahkan cairan bening. Ia menangis, tangannya mencengkram kuat tangan Chanyeol yang mendekap. Tangan kiri Chanyeol memegang sebuah wadah berukuran cukup besar yang berwarna silver. Dalam wadah itu sudah berisi cukup banyak cairan yang dikeluarkan oleh Jiyeon.

"IBUUUU hueeek!  AAAAA AKU GAK KUAT LAGI ABANG. "

Jiyeon terus menangis histeris. Ia masih memuntahkan cairan bening itu. Selain itu, Jiyeon pun merasakan sakit pada kepalanya. Perutnya pun terasa ngilu bagaikan diremas. Wajahnya sudah sangat pucat.

Chanyeol terus mendekap Jiyeon. Ia berusaha tegar dengan apa yang sedang dialami oleh adiknya.

BRAK!!

Pintu ruangan itu dibuka kasar. Seorang ibu yang masih terlihat muda menghampiri Chanyeol dan Jiyeon.

Ibu itu memeluk Jiyeon. Tangisannya langsung pecah dengan apa yang terjadi pada putrinya .

"IBUU SAKIIIT! "

"Ibu disini sayang. Ini ibu. Ini ibuu. "

Jiyeon memuntahkan cairan beningnya yang terakhir. Ia menangis dalam pelukan ibunya.

"Sakiiit. Buu sakiiiit. "

Ibu Taehee mengeratkan pelukannya. Ia mengecup kening dan membelai rambut putrinya. Chanyeol yang ada didekatnya hanya berdiri memegang wadah berisi muntahan adiknya. Chanyeol pun sama, air matanya masih mengalir.

"Ibu sakiiit. "

"Mana yang sakit sayang. Hmm?  Mana yang sakit. "

"Sakit buu."

Jiyeon memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia terus menangis dalam pelukan ibunya.
Ibunya pun sama. Ibunya memeluk putrinya. Membelai rambut Putrinya.

"Maaf. Maafin ibu sayang. Ibu disini. Ibu gak akan kemana mana lagi."

"Jiyeon. "Gumam Krystal.
Krystal dan temannya terpaku didepan pintu. Mereka menyaksikan apa yang dialami temannya.

Satu kedipan membuat air mata Krystal turun membasahi pipinya.

....

Sore hari. Jiyeon sedang terlelap.  Tangan kiri dan kanannya terpasang selang infus dengan cairan yang berbeda.

Chanyeol sedang memeriksa kondisi Jiyeon.

"Gimana? "Tanya bu Taehee. "Gimana kondisi adikmu? "

"Dia masih harus melakukannya 8 kali lagi bu. Sabar. Herbal tidak membantu banyak. Jiyeon harus menjalani kemoterapi."

Tangisan bu Taehee kembali pecah. Chanyeol membawa ibunya dalam pelukannya.

"Sabar bu. Jiyeon kuat bu. Dia pasti bisa melewati tahap ini. "

"Mana ibu kuat melihat penderitaan Putri ibu Chan. Hati ibu mana yang tak hancur melihat putrinya seperti ini. "

"Maafin Chan bu. "

.....

"Dokter Chan? "

Chanyeol yang sedang duduk termenung di meja kerjanya menoleh pada seseorang yang berdiri didepan mejanya.

"Dokter Park. Silahkan duduk. "

Dokter Park. Park Bogeom. Spesialis bedah duduk didepan meja Chanyeol.

"Gimana kondisi adik kamu? "

"Ia masih harus menjalani kemo 8 kali lagi dokter Park. "

"Sabar. Ini yang harus dilewatinya. Ini cara yang sudah kita berikan untuknya. Dia akan mampu melewati semuanya. "

"Iya Dok. Saya harap ini jalan terakhir. Setelah ini dia akan sembuh dari kankernya. "

Min-PlusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang