12

112 14 9
                                    

Jiyeon berbaring di ranjang sebuah ruangan rumah sakit. Tangan kirinya sudah terpasang sebuah infusan.

Chanyeol sedang duduk di samping ranjang menatap adiknya yang sedang tertidur. Tadi Jiyeon sudah tersadar, namun Chanyeol memberikannya obat tidur agar Jiyeon dapat beristirahat.

"Maafin abang. "Chanyeol kembali meneteskan airmata nya. Matanya sudah sangat sembab, terlihat merah dan bengkak. Chanyeol berulang kali menghela napas juga untuk mengontrol dirinya agar tetap tenang.

"Chan? "Seorang wanita yang terlihat masih muda masuk ke ruangan itu.

"Ibu. "Chanyeol berdiri dan memeluk ibunya. Tangisan Chanyeol pecah dalam pelukan ibunya.

"Buu. Jiyeon bu. "Chanyeol tak mampu meneruskan kalimatnya. Ia tak mampu menahan tangisnya.

Ibu Chanyeol mengusap punggung Chanyeol. Air mata nya pun tak mampu lagi ia bendung.

"Bagaimana adikmu? "Tanya Bu Taehee.

"Ji jiyeon. Kankernya kembali. Dia. Dia-"Chanyeol menarik napas dalam-dalam. Ia berusaha menenangkan dirinya.

"Sudah. Tidak apa-apa. Tenang nak. Tenang. "

....

"Jadi apa tindakan yang harus diberikan kepada Jiyeon? Tanya ibu Taehee.

"Jiyeon. Kankernya kembali muncul dan kini sudah stadium tiga. "Ucap Dokter Sehun.

Ibu Taehee. Dokter Sehun dan Chanyeol berada diruangan kerja dokter Sehun. Dokter Sehun menunjukkan gambar hasil pemeriksaan pada kepala Jiyeon.

Hasil rontgen menunjukkan sel kanker yang berkembang pada otak Jiyeon.

"Bagaimanapun. Aku gak mau Jiyeon dioperasi. Aku gak mau. "Ucap Chanyeol.

"Dokter Chan. Itu tindakan yang harus kita ambil. "Ucap Dokter Sehun.

"Enggak. Ada cara lain. "Timpal Chanyeol.

"Kemo? "Tanya dokter Sehun.

"Aku lebih mengijinkan Jiyeon menjalani kemoterapi dari pada Operasi dokter Oh. Aku gak mau bagian dari tubuh adikku diobrak abrik. "

"Chan. Kalo memang operasi itu yang terbaik. Kenapa tidak? "Tanya Ibu Taehee.

"Tapi bu-"

"Oke. Kalo memang itu mau anda dokter Chan. Kita jalani kemoterapi. Tahap awal kita jalani kemoterapi, jika tidak ada perkembangan berarti kita ambil operasi. "Ucap Dokter Oh Sehun.

"Baik. Itu yang akan kita ambil. "

....

Jiyeon terbangun dari tidurnya. Ia menatap langit kamar yang putih itu. Jiyeon memegang kepalanya yang terasa sedikit sakit.

"Sayang. Kamu gapapa? Kepalanya sakit? "Ibu Taehee membelai rambut Jiyeon yang berbaring.

Jiyeon menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak bu. "

"Jika sakit. Bilang sama ibu sayang. Jangan diam. "

"Aku gapapa bu. "Jiyeon bangkit dari posisi tidurnya untuk duduk.

"Hati-hati ."ibunya membantu Jiyeon untuk duduk.

"Ini dimana bu? "

"Rumah sakit? "

"Loh? Kenapa aku disini bu? "

"Kamu pingsan sayang. Kamu sakit. Kamu kenapa? "

"Aku gak apa-apa bu. Aku-"

"Kalo kamu gak kenapa-napa kamu gak akan ada disini Ji! "Chanyeol masuk ruangan itu.

"Abang? "

"Kamu! Kenapa kamu gak bilang sama abang Jiyeon! "Bentak Chanyeol.

"Abang aku-"

"Lo sakit Jiyeon! Kenapa kamu gak bilang sama Abang!?!"Chanyeol mulai sedikit emosi dengan fakta yang ia ketahui.

"Chanyeol ! Jaga emosi kamu! "Ibu Taehee memperingatkan Chanyeol untuk tidak emosi.

"Aku sakit apa? "Mata Jiyeon mulai basah mendapat bentakan dari kakaknya.

"Kenapa kamu gak bilang sama abang?! Selama ini kamu sakit kepala kan? Kamu sering pusing? "

Jiyeon mengangguk.

"Kenapa gak bilang !?"

"Abang. Itu cuma sakit kepala aja. Aku juga paling anemia aja. "

"Kamu lupa!? Kamu itu kena kanker! Sejak awal abang bilang sama kamu kalo ada keluhan itu ngomong!! "

Plaakk

Ibu Taehee menampar Chanyeol.

"Jaga ucapan kamu! Adik kamu sedang sakit! Ini perlakuan seorang dokter kepada pasiennya!?  Hah!? "Ibu Taehee marah dengan kelakuan Chanyeol.

"HAH !" Chanyeol keluar dari kamar itu dan membanting pintu dengan kasar.

Chanyeol duduk di kursi besi yang ada di koridor tak jauh dari kamar rawat adiknya. Chanyeol meremas rambutnya. Ia kembali menangis. Ia begitu sakit dengan kondisi adiknya.

"Bu. Aku sakit apa? "Tanya Jiyeon. Air mata nya tumpah.

Jiyeon dipeluk oleh ibunya.

"Tidak apa-apa sayang. Kamu gak apa-apa. Ada ibu disini. "

"Aku sakit apa bu. "

"Sayang. Kenapa kamu gak nurut kata-kata abang? Kenapa kamu diam aja? "

"Aku. Aku-"

"Kanker kamu stadium tiga sayang. "

Mendengar ucapan ibunya. Jiyeon menutup matanya. Ia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

"Kamu harus menjalani pengobatan lagi. "

"Bu. Aku. "

"Tidak apa-apa. Ibu disini sayang. Ibu gak akan pergi lagi. Ibu disini sama kamu. "

Jiyeon tak mampu lagi menahan emosinya. Tangisannya pun akhirnya pecah. Jiyeon menangis dalam pelukan ibunya.

Min-PlusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang