Beberapa Bulan sudah berlalu. Jiyeon dan Myungsoo semakin dekat. Bahkan, Myungsoo sudah terbiasa dengan panggilan L dari Jiyeon untuknya.
Hari minggu pagi. Jiyeon akan ikut bersama Myungsoo untuk memanen padi di sawah.
Orang tua Myungsoo memiliki beberapa petak sawah, hari ini keluarganya akan memanen padi.
Jiyeon yang diajak oleh Myungsoo tertarik untuk ikut serta.
Jiyeon sudah ada di rumah Myungsoo yang sederhana. Setelah selesai sarapan, Jiyeon Myungsoo dan kedua orangtua Myungsoo menuju persawahan yang letaknya tak terlalu jauh.
Sesampainya di pinggir sawah, ayah dan ibu Myungsoo langsung membawa sebuah celurit yang akan digunakan untuk memotong padi. Ayahnya Myungsoo sudah menggelar sebuah terpal yang lebar untuk menyimpan Batang padi.
Ayah dan ibu Myungsoo sudah mulai memanen padi bersama dengan yang lainnya. Ada banyak orang memanen padi yang sudah menguning itu.Myungsoo dan Jiyeon masih berdiri di pinggir sawah.
"Ayo. "Myungsoo melepaskan sandalnya dan mulai menginjakkan kakinya pada lumpur sawah.
"Ammhh. Gapapa nih? "
"Gapapa ayo. Lepas sepatunya. "
"Ah. Okey. "
Jiyeon melepaskan sepatunya. Ia menginjakkan kakinya pada lumpur sawah. Rasa lunak pada tanah lumpur yang pertama kalinya ia injak. Ada sensasi tersendiri bagi Jiyeon.
"Ayo Ji. Ini menyenangkan. "Myungsoo sudah berada ditengah sawah. Ia ikut membantu membawa Batang padi yang sudah dipotong oleh ayahnya dan disimpan diatas terpal.
"Tunggu aku L. "Jiyeon sedikit kesulitan berjalan diatas lumpur yang licin.
"Eh sini sini. "Myungsoo menghampiri Jiyeon dan membantunya berjalan.
Jiyeon memegang tangan Myungsoo sebagai alat bantunya berjalan. Langkah demi langkah Jiyeon usahakan agar tetap seimbang.
"Pertama kali ya? "
"Iya L. Aku belum pernah nginjak sawah sebelumnya. "
"Masa sih kamu eee. "Myungsoo reflek memeluk Jiyeon yang akan terjatuh.
"Akh! "Jiyeon kehilangan keseimbangannya dan menimpa Myungsoo yang ada didepannya.
Mereka jatuh. Jiyeon menimpa tubuh Myungsoo yang ada dibawahnya. Wajahnya Jiyeon menimpa sisi wajah Myungsoo. Hal itu menyebabkan Jiyeon secara tak sengaja mencium pipi pria dibawahnya.
"Eh. Hati-hati neng. "Teriak ayahnya Myungsoo.
"Aduh maaf. "Jiyeon beranjak dari atas tubuhnya Myungsoo. "Yah. Kotor L. "
Pakaian Myungsoo dan Jiyeon kotor oleh lumpur.
"Gapapa. Toh nanti juga memang akan kotor. "
....
Myungsoo membantu ayahnya memotong padi. Jiyeon bersama ibunya Myungsoo memukulkan seikat Batang padi pada sebuah susunan papan kayu untuk memisahkan butiran padi dari batangnya.
Hari sudah mulai siang. Matahari terasa terik. Mereka akan beristirahat dan makan siang di sebuah saung tengah sawah.
Myungsoo membawa Jiyeon pada sebuah aliran air sungai yang dibuat untuk irigasi. Mereka membersihkan diri dari lumpur yang menempel.
Jiyeon duduk dipinggir aliran air irigasi itu. Ia membasuh kakinya yang dipenuhi oleh lumpur.
"Kena! "
"Ih! Hati-hati L. "
Jiyeon terkena cipratan air saat Myungsoo berhasil menangkap seekor ikan kecil.
Myungsoo mengumpulkan beberapa ikan kecil berwarna warni yang ada dialiran sungai itu.
Myungsoo memasukan ikan itu pada sebuah plastik yang berisi air.
"L. "
"Hmm? "
"Nangkep belut yuk. "
"Hah? Emang bisa? "
"Ih. Aku liat di TV. Pengen coba. Mumpung disini ih. "
"Beneran? "
Jiyeon mengangguk. "Iya ih. "
"Oke. Kita nangkep belut. "
"Aa. Neng. Sini makan dulu. "Ibunya Myungsoo memanggil dari saung.
"Yuk. "
"Nangkep belut? "
"Makan siang. Nangkep belutnya tar sore. Ngambil cacing dulu buat umpan. "Myungsoo mengulurkan tangannya.
"Siap. "Jiyeon menerima uluran tangannya Myungsoo dan berdiri.
Setelah membersihkan diri dari lumpur. Mereka berdua menuju saung untuk bergabung makan siang.
Jiyeon yang baru pertama kalinya berlama lama disawah merasa senang. Bermain lumpur. Memanen padi. Bermain air. Menikmati angin segar di saung ditemani oleh makanan sederhana yang telah dimasak oleh ibunya Myungsoo tadi pagi. Dan dibawa untuk bekal makan siang.
Thanks to LiannQueen
Covernya selalu suka. 🤗🤗😍