Hari ini, jiyeon sudah mulai sekolah kembali. Setelah ijin untuk pengobatan di rumah sakit dan istirahat di rumah selama beberapa hari, Jiyeon ingin kembali sekolah.
"Minumannya habisin ya sayang. "Ibu Taehee menyiapkan minuman herbal yang biasa dibawa oleh Jiyeon setiap harinya.
"Iya bu. Aku selalu abisin kok. "
"Bagus. Masih ada yang terasa gak? "
Jiyeon menggelengkan kepalanya. "Enggak ada. "
"Kalo terasa sesuatu, bilang ibu atau abang ya. "
"Iya bu. "
Setelah selesai sarapan, Jiyeon berangkat sekolah diantar oleh ibunya.
Sesampainya di sekolah, Jiyeon langsung duduk dibangkunya.
"Hai Ji. Lo dah sehat? "Tanya Krystal yang duduk disebelahnya.
"Udah kok. Udah sehat. "
"Syukurlah. Gue khawatir tau ih waktu liat lo di rumah sakit saat itu. "Ucap Moonbin.
"Sorry. Aku dah gapapa kok. "
"Tapi lo hebat Ji. Gak banyak orang yang kuat sama kemoterapi. "Sambung Jongseok.
Jiyeon tersenyum. "Aku juga gak kuat kok selama terapi, aku hampir nyerah. "
"Ya jangan dong Ji. "Timpal Krystal.
"Ji. Lo beneran udah sehat kan Ji? Maksud gue, lo gak ada tindakan selanjutnya? "Tanya Jongseok.
"Emang kenapa? "Tanya Jiyeon.
"Sepupu gue sama kayak lo Ji. Dia kanker dan dia di kemo. Tapi ternyata akhirnya dia harus operasi juga. "Jelas Jongseok.
"Enggak kok Jong. Gue udah selesai. Cuma memang gue masih minum herbal aja. "
"Ya bagus lah Ji. Seneng gue dengernya. "Ucap Krystal.
"Makasih. "
Jam pelajaran sekolah sudah dimulai. Jiyeon mulai mengikuti pelajaran sekolah kembali. Beberapa pelajaran sekolah yang tertinggal ia dapatkan dari Krystal dan Moonbin yang meminjamkan bukunya.
....
Bel istirahat sudah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu. Kelas pun sudah sepi, hanya tersisa beberapa orang saja. Termasuk Jiyeon.
Jiyeon sedang menyalin catatan dari buku milik Moonbin.
"Enggak istirahat? "
Jiyeon menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh pada seseorang yang berdiri disisinya.
"Eh. Myungsoo. Enggak. Aku lagi nyalin catatan. "
Myungsoo duduk disamping Jiyeon. "Istirahat dulu aja. Makan dulu. Biasanya kamu suka ke rooftop. Aku tunggu disana kamu enggak ada. "
"Hehe. Maaf. "
"Ini. "Myungsoo membuka sebuah kotak kue yang ia bawa.
"Inikan. "
"Aku pernah liat kamu makan kue ini dan kau terlihat sangat menyukai kue ini. Buat kamu
"Myungsoo memberikan beberapa potong kue itu."Makasih. "Jiyeon mengambil sepotong kue itu.
"Maaf. Jiyeon aku minta maaf. "Myungsoo menundukkan kepalanya.
"Loh. Maaf kenapa? "Tanya Jiyeon bingung.
"Saat dirumah sakit saat itu. "
"Yang mana? "
"Saat kau kesakitan akibat efek dari kemoterapi yang kamu jalani. "
"Haha. Gapapa Myung. "
"Aku merasa sangat bersalah sama kamu. Tapi sungguh, aku lebih mengutamakan ibadahku diatas segalanya Jiyeon. "
Jiyeon mengangguk. "Itu Bagus Myungsoo. Jangan tinggalkan kewajibanmu hanya karena aku. "
"Saat itu. Aku sungguh sangat takut dengan apa yang terjadi kepada kamu. Aku sangat ingin langsung menolongmu saat itu. Tapi, dalam ibadah. Aku lebih takut kepada Allah Jiyeon. "
"Iya Myungsoo. Aku tau. Itu sangat Bagus malah. Aku justru bangga dan terima Kasih sama kamu.
"Loh. Kok? "Myungsoo menatap Jiyeon.
"Jangan hanya karena sesuatu atau seseorang, kau tinggalkan Allah. Myungsoo, aku memang sangat meminta bantuanmu saat itu. Aku sungguh ingin kau cepat tanggap kepadaku saat itu. Tapi, jangan tinggalkan ibadahmu karena aku. Aku tidak mau, aku menjadi pengganggu antara kau dengan Rabbmu Myungsoo. "
Myungsoo tersenyum. "Terima Kasih. Jiyeon. "
Jiyeon mengangguk dan tersenyum. "Iya. Ya udah. Kita makan kuenya sama-sama ya. Aku gak akan bisa ngabisin semua. "
"Haha. Iya. "